PERBEDAAN ANTARA JIN QORI DAN JIN
KHODAM
Di Tulis Abu Haitsam Fakhri
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
Dunia Jin itu sangat luas dan Jin itu banyak sekali jenis nya. Diantara
jenis-jenis jin, yaitu JIN QORIN DAN JIN KHODAM.
Jin Qorin adalah jenis Jin yang sejak awal diciptakannya selalu
mendampingi manusia. Adapun jin Khodam adalah jenis Jin yang siap bertransaksi
dengan manusia untuk menjadi pembantu manusia.
*****
PERTAMA : JIN QORIIN
Setiap anak cucu Adam pasti sejak lahir didampingi oleh jin yang di
sebut jin qorin, kecuali dua orang, yaitu : Maryam binti Imran dan putranya,
Isa Bin Maryam . Mereka berdua tidak bisa didekati jin qorin, sebabnya
seprti yang akan saya jelaskan dlm tulisan ini.
Karakter jin qorin ini selalu berusaha menyesatkan manusia, mengganggu, dan
membisikkan was-was (bisikan syaitan). Dia selalu mengikuti arah pergerakan
hawa nafsu manusia. Mengemas kemaksiatan dan kebatilan agar nampak menjadi
indah indah dan menarik. Dan sebaliknya mengemas ketaatan dan kebaikan agar
nampak menjadi buruk dan tidak menarik...dst.
Hal ini didasarkan pada dalil-dalil sebagai berikut :
A. AYAT-AYAT AL-QUR’AN :
Allah SWT berfirman :
{ قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ
بَعِيدٍ
}
“Yang menyertai manusia berkata : “Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaaf:
27)
Dalam tafsir Ibn Katsir dinyatakan :
“ Bahwasanya Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, Mujahid, Qatadah dan beberapa
ulama lainnya mengatakan : Yang menyertai manusia adalah setan yang ditugasi
untuk menyertai manusia.” (Tafsir Ibnu Katsir, 7/403)
Dan Firman Allah SWT lainnya :
{وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ
الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ. وَإِنَّهُمْ
لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ. حَتَّى
إِذَا جَاءنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ
فَبِئْسَ الْقَرِينُ}
“Dan sesiapa yang tidak mengindahkan pengajaran (Al-Quran yang
diturunkan oleh Allah) Yang maha Pemurah, Kami akan adakan baginya Syaitan
(yang menghasut dan menyesatkannya), lalu menjadilah Syaitan itu temannya yang
tidak renggang daripadanya.
Dan sesungguhnya Syaitan-syaitan itu tetap menghalangi mereka dari jalan
yang benar, sedang mereka menyangka bahawa mereka orang-orang yang mendapat
hidayah petunjuk.
Sehingga apabila ia (yang terjerumus dalam kesesatan itu) datang kepada
Kami (pada hari kiamat), berkatalah ia (kepada Syaitannya): “Alangkah baiknya
(kalau di dunia dahulu ada sekatan yang memisahkan) antaraku denganmu sejauh
timur dengan barat! Kerana (engkau) adalah sejahat-jahat teman.”
(Az-zukhruf:36-38)
Imam Ath-Thabrani juga telah menyebutkan di dalam tafsirnya:
“Yang dimaksudkan dengan ayat 36 dalam surah Az-z ukhruf adalah,”Sesiapa
yang berpaling dari peringatan Allah(zikrullah) dan tidak takut akan azab-Nya,
maka Allah akan memberinya syaitan, dan syaitan itu akan menjadi teman hidupnya
yang selalu berusaha untuk menjerumuskannya.” (Tafsir At Thabrani : 25/72)
Dan firman lainnya :
{وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاء
فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ
الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ
إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ}
“Dan Kami adakan untuk mereka teman-teman rapat (dari jin dan manusia),
lalu teman-teman itu memperhiaskan kepada mereka (fahaman-fahaman sesat)
mengenai perkara-perkara dunia yang ada di hadapan mereka, serta
perkara-perkara akhirat yang ada di belakang mereka; dan (dengan sebab itu)
tetaplah hukuman (azab) atas mereka bersama-sama dengan umat umat (yang sesat)
dari jin dan manusia yang terdahulu daripada mereka. Sesungguhnya mereka
semuanya adalah golongan yang rugi (bawaan hidupnya).” ( QS. Fussilat:25)
Ibnu Muflih Al-Muqaddsi menceritakan:
“Suatu ketika syaitan yang mendampingi orang yang beriman, bertemankan
syaitan yang mendampingi orang kafir. Syaitan yang mengikuti orang beriman itu
kurus sedangkan yang mengikuti orang kafir itu gemuk. Maka ditanya mengapa
engkau kurus, bagaimana aku tidak kurus, apabila tuanku masuk ke rumah, dia
berzikir, makan dia ingatkan Allah, apbila minum pun begitu. Sebaliknya syaitan
yang mengikut orang kafir itu pula berkata aku sentiasa makan bersamanya dan
begitu juga minum”.
Ibnu Kasir ada menyebutkan:
“Bahwa yang dimaksudkan dengan “al waswasul khonnas” dalam surah An-nas
adalah syaitan yang disertakan bersama manusia. Karena tidak ada seorang pun
dari keturunan nabi Adam yang terkecuali daripada memiliki Qorin, Qorin itulah
yang menghiasi keburukan dan kekejian, dan tidak ada sesiapa pun yang selamat
darinya kecuali mereka yang dilindungi oleh Allah swt.” (Tafsir Ibnu Kasir : 4
/ 575)
B. HADITS-HADITS NABI ﷺ
:
Dalam hadits Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata : Rasulullah ﷺ bersabda;
(( مَا مِنْكُم من أحد إِلَّا
وَقد وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنّ )). قَالُوا : وَإِيَّاك يَا رَسُول
الله ؟ قَالَ : (( وَإِيَّايَ ، إِلاَّ أَنَّ اللَّه أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ
فَلا يَأْمُرنِي إِلاَّ بِخَيْرٍ )).
وفِي حَدِيث سُفْيَان (( وَقَدْ وُكِّلَ
بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنّ وقَرِيْنُهُ من الْمَلَائِكَةِ )).
“Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali dikuasakan kepadanya
Qorinnya dari bangsa jin”. Para sahabat bertanya, “Termasuk Engkau wahai
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ya, termasuk aku. Hanya saja Allah telah
menolongku atasnya sehingga ia tunduk dan ia tidak memerintahku kecuali
kebaikan.” (HR. Muslim No. 2814)
Dan dalam lafadz hadits Sufyan : Rasulullah ﷺ
bersabda, "Tidak
ada seorangpun kecuali ia disertai oleh seorang qarin (penyerta) dari jin dan
seorang qarin (penyerta) dari malaikat". (HR. Muslim No. 2816 ).
Dan dalam hadits U’rwah bin az-Zubair bahwa ‘Aisyah istri Nabi SASW telah
bercerita padanya :
" أَن رَسُول الله - صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم َ - خرج من عِنْدهَا لَيْلًا ، قَالَت : فغرت عَلَيْهِ فجَاء
فَرَأى مَا أصنع، فَقَالَ : مَا لَك يَا عَائِشَة ؟ أغرت ؟ فَقلت : وَمَا لي لَا
يغار مثلي على مثلك. فَقَالَ رَسُول الله : أقد جَاءَك شَيْطَانك ؟ قَالَت : يَا
رَسُول الله ، أَو معي شَيْطَان ؟ قَالَ : نعم. قلت : وَمَعَ كل إِنْسَان ؟ قَالَ
: نعم. قلت : ومعك يَا رَسُول الله ؟ قَالَ : نعم، وَلَكِن رَبِّي أعانني عَلَيْهِ
حَتَّى أسلم
".
Bahwa Rasulullah ﷺ keluar dari rumah pada malam hari, aku
cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia
bertanya :
“Ada apa dengan mu wahai ‘Aisyah ? apakah kamu cemburu ?
Maka aku menjawab : Bagaimana mungkin orang seperti aku tidak mencemburui
seseorang seperti engkau ?
Maka Rosulullah ﷺ bersabda : Apakah syeitanmu telah
mendatangimu ?”,
‘Aisyah balik bertanya : “ Ya Rosulullah, Apakah syeitan bersamaku?” Jawab beliau : “Ya “.
Lalu Aku bertanya : “Dan juga bersama setiap manusia ?. Beliau menjawab : “Ya “.
Aku bertanya : “Termasuk bersama engkau juga?”
Beliau menjawab. “Betul, tetapi Allah telah menolongku terhadapnya sehingga ia
masuk Islam”.
(Riwayat Muslim No. 2815, diriwayatkan juga oleh Ahmad dalam Musnad-nya: Bab
Baqi Musnad al-Anshar)
Dan dalam Hadits Abu Hurairah, Rosulullah ﷺ
bersabda :
" صِياحُ الْمَوْلُود حِين يَقَع نزغةٌ من
الشَّيْطَان
".
"Jeritan bayi ketika lahir adalah karena mendapat tusukan
setan." (HR. Muslim No. 2367).
KECUALI MARYAM BIN IMRAN DAN PUTRANYA, NABI ISA BIN MARYAM
Semua manusia sejak lahir pasti pernah didampingi jin Qorin , kecuali Maryam binti Imran dan putranya Isa bin Maryam 'alihimaa as-salaam :Dari Abu Hurairah bahwa Nabi ﷺ
bersabda :
" كُلُّ بَنِي آدَمَ يَمَسُّهُ الشَّيْطَانُ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
إِلَّا مَرْيَمَ وَابْنَهَا ".
Artinya : “Setiap anak Adam akan disentuh oleh syetan di saat ibunya
melahirkannya, kecuali Maryam dan anaknya (Isa).” (Shahih Muslim no. hadits
4364. Pada kitab al-Fadho’il, dan bab Fadho’il ‘Isa.)
Imam An-Nawawi mengatakan:
“Dalam hadis ini terdapat peringatan keras terhadap
godaan jin qorin dan bisikannya. Nabi ﷺ
memberi tahu bahwa
dia bersama kita, agar kita selalu waspada sebisa mungkin”. (Syarh Shahih
Muslim, 17:158).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajid menjelaskan:
“Berdasarkan perenungan
terhadap berbagai dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dapat disimpulkan bahwa
tidak ada tugas bagi jin qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan
was-was (bisikan syaitan). Godaan jin qorin ini akan semakin melemah, sebanding
dengan kekuatan iman pada diri seseorang.” (Fatawa Islam, tanya jawab, no.
149459).
Dalam lafadz lain dari hadits Abu Hurairah radliallahu ‘anhu pula, beliau berkata;
“Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
(( مَا مِنْ بَنِي آدَمَ
مَوْلُودٌ إِلَّا يَمَسُّهُ الشَّيْطَانُ حِينَ يُولَدُ فَيَسْتَهِلُّ صَارِخًا
مِنْ مَسِّ الشَّيْطَانِ غَيْرَ مَرْيَمَ وَابْنِهَا )) ثُمَّ يَقُولُ أَبُو
هُرَيْرَةَ { وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ}
“Tidak ada seorang pun dari anak keturunan Adam yang dilahirkan kecuali
dia disentuh oleh setan saat dilahirkan, maka dia akan berteriak (menangis
dengan keras) karena sentuhan setan tersebut kecuali Maryam dan anaknya”.
Kemudian Abu Hurairah ra, membaca firman Allah Ta’ala: (“…dan aku memohon
perlindungan kepada-Mu, ya Allah untuknya (Maryam) dan untuk anak keturunannya
dari setan yang terketuk” [QS Ali ‘Imran: 36]). (HR. Bukhari No. 3274).
Lengkapnya ayat dlm hadits diatas :
{إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ
عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ
مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ
إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ
كَالْأُنْثَى. وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ
وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ}
“(Ingatlah), ketika isteri ‘Imran berkata: “Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.
”Tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamainya Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk., ” (QS. Ali Imran: 35 – 36)
Dan lafadz hadits lainnya masih dalam Shahih Bukhari no 3044 dari Abu Hurairah,
Nabi ﷺ bersabda :
" كُلُّ بَنِي آدَمَ يَطْعُنُ الشَّيْطَانُ فِي جَنْبَيْهِ بِإِصْبَعِهِ
حِينَ يُولَدُ غَيْرَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَهَبَ يَطْعُنُ فَطَعَنَ فِي
الْحِجَابِ".
“Setiap anak keturunan Adam ditusuk (untuk disesatkan) oleh setan dengan
jari jemarinya ketika lahir, kecuali ‘Isa bin Maryam. Setan datang lalu menusuk
dari balik hijab” (pakaian yang dikenakan bayi)”.
Qorin juga termasuk jin yang suka membisikan prasangka buruk dalam dada-dada
manusia, seperti dalam hadits dari Shofiyah binti Huyay, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ مُعْتَكِفًا ، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلاً فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ
قُمْتُ ، فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ مَعِى لِيَقْلِبَنِى. وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِى
دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، فَمَرَّ رَجُلاَنِ مِنَ الأَنْصَارِ ، فَلَمَّا
رَأَيَا النَّبِىَّ أَسْرَعَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ « عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا
صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَىٍّ ». فَقَالاَ سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ.
قَالَ « إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِى مِنَ الإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ ، وَإِنِّى
خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِى قُلُوبِكُمَا سُوءًا - أَوْ قَالَ – شَيْئًا » .
“Pernah Rasulullah ﷺ sedang beri’tikaf, lalu aku mendatangi
beliau. Aku mengunjunginya di malam hari. Aku pun bercakap-cakap dengannya.
Kemudian aku ingin pulang dan beliau berdiri lalu mengantarku. Kala itu rumah
Shofiyah di tempat Usamah bin Zaid.
Tiba-tiba ada dua orang Anshar lewat. Ketika keduanya melihat Rasulullah
ﷺ, mereka mempercepat langkah kakinya.
Nabi ﷺ lantas mengatakan, “Pelan-pelanlah, sesungguhnya wanita itu adalah
Shofiyah binti Huyay.”
Keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup
dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu
menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR.
Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).
KEMAMPUAN JIN QORIN :
Qorin syetan memiliki kemampuan dan ciri-ciri diberikan Allah kepadanya.
Ia memiliki kemampuan bergerak dengan cepat tanpa diketahui oleh manusia. Dan
manusia tidak bisa melihat wujud jin Qorin yang menyertainya kecuali sekedar
penampakan yang tentu bukan wujud asli jin Qorin tersebut.
Namun kemampuan jin Qorin memiliki batasan-batasan, artinya ia tidak bisa
menimpakan mudhorot secara fisik kepada manusia yang disertainya kecuali atas
kehendak Allah Azza wa Jalla. Mereka diciptakan oleh Allah dari api dan kita
diciptakan dari tanah. Dan Allah lah yang memiliki kekuasaan penuh untuk
mengendalikan mereka termasuk mengendalikan kita.
APAKAH JIN QORIN MENYERTAI MANUSIA
SETELAH ORANG TSB WAFAT ?
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan,
“Apakah qorin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan?
Jawabnya : Tidak. Dzahir hadis –Allahu a’lam– menunjukkan bahwa dengan
berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya. Karena tugas yang
dia emban telah berakhir. Ketika manusia mati maka akan terputus semua amalnya,
kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang
mendoakannya. (HR. Muslim). (Majmu’ Fatawa, 17:427)
Penulis katakan :
a. Hantu gentayangan yang menyerupai orang yang meninggal,
itu adalah jin Qorin yang mendampingi si mayit tsb semasa hidup nya. Kadang jin
Qorin ini berkeliaran di Kuburan atau di rumah si mayit tsb atau di tempat
wafatnya seperti di tempat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian orang
yang di dampinginya. Wallaahu alam.
b. Roh-roh yang bisa di panggil oleh para dukun itu adalah
jin-jin qorin. Mereka bisa menyerupai wujud si Mayit dan bisa menirukan
suaranya. ( Silahkan baca kitab : Alamul Jinn Wasy Syayaathiin karya Prof. DR.
Sulaiman al-‘Asyqar)
CARA MELINDUNGI DIRI DARI JIN QORIN :
Perbanyaklah berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah. Jika kita
sungguh-sungguh melakukan hal ini, insyaa Allah, akan datang perlindungan dari
Sang Maha Kuasa. Allah berfirman :
{ وَإِمَّا يَنَزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ
إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
}
“Apabila setan menggodamu maka mintalah perlindungan kepada Allah.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-A’raf: 200)
Dalam Tafsir As-Sa’di dinyatakan,
“Kapanpun, dan dalam keadaan apapun, ketika setan menggoda Anda, dimana Anda
merasakan adanya bisikan, menghalangi Anda untuk melakukan kebaikan, mendorong
Anda untuk berdosa, atau membangkitkan semangat Anda untuk maksiat maka
berlindunglah kepada Allah, sandarkan diri Anda kepada Allah, mintalah
perlindungan kepada-Nya.
Sesungguhnya Dia Maha Mendengar terhadap apa yang anda ucapkan dan Maha
Mengetahui niat Anda, kekuatan dan kelemahan Anda. Dia mengetahui kesungguhan
Anda dalam bersandar kepada-Nya, sehingga Dia akan melindungi Anda dari godaan
dan was-was setan. (Taisir Karimir Rahman, Hal.313)
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husain, (beliau membaca)
" أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة ".
“Aku memohon perlindungan dengan kalimat Allah yang sempurna untuk
kalian berdua, dari gangguan setan dan binatang berbisa, dan dari pandangan
mata (ain) yang membuat sakit.” (HR. Bukhari 3371 & Abu Daud 4737).
Dan Nabi Ibrahim ﷺ dalam hadis Ibnu Abbas di atas, setelah
Rasulullah mengajarkan doa tersebut, beliau bersabda,
" كَانَ أبُوكُمْ يُعَوِّذُ بِهِمَا إسْماعِيلَ وَإسْحَاقَ".
“Ayah kalian (Ibrahim) memohon perlindungan untuk Ismail dan Ishaq
dengan kalimat doa tersebut.” (HR. Abu Daud 4737).
Dari Muhammad bin Ali dari ayahnya, bahwa Nabi ﷺ
memohonkan
perlindungan untuk Hasan dan Husain, beliau membaca,
" أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ
وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة ".
“Aku memohon perlindungan dengan kalimat Allah yang sempurna untuk
kalian berdua, dari gangguan setan dan binatang berbisa, dan dari pandangan
mata (ain) yang membuat sakit.”
Kemudian Nabi ﷺ bersabda,
" عَوِّذُوا بِهَا أَبْنَاءَكُمْ، فَإِنَّ إِبْرَاهِيمَ - عَلَيْهِ
السَّلَامُ - كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا ابْنَيْهِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ".
”Jadikanlah kalimat ini untuk memohon perlindungan dari gangguan setan
bagi anak-anak kalian. Karena Ibrahim ‘alaihis salam, beliau memohon
perlindungan untuk Ismail dan Ishaq dengan kalimat doa tersebut.” (HR. Abdur
Razaq dalam Mushannaf, no. 7987).
*****
KEDUA : JIN KHODAM
Jin Khodam adalah jenis Jin yang siap bertransaksi dengan manusia untuk
menjadi pembantu manusia.
Jin Khodam juga banyak jenisnya. Dan masing-masing memiliki profesi dan pakar
yang berbeda pula.
Jin Khadam pada umumnya terpisah dari manusia yang didampinginya, namun ia segera datang dan merasuki tubuh manusia tersebut saat dipanggil atau disambat dengan cara-cara tertentu .
Jin-jin Khadam ini biasanya menempati benda-benda pusaka atau benda-benda yang dikeramatkan. Namun ada juga yang tidak ada kejelasan tempatnya, akan tetapi dia senantiasa siap khidmat kepada manusia yang telah menjalin ikatan penghambaan dengannya melalui ritual-ritual tertentu, tirakat tertentu, mantra dan wiridan tertentu yang sesuai keinginan jin khadam tersebut .
Cara untuk mendapatkan jin khodam ada berbagai macam, di antaranya adalah :
1. Ada sebagian jin khadam yang mendatangi manusia dengan sendirinya karena adanya kecocokan antar keduanya dalam hal hawa nafsu dan syahwat , seperti kehadiran jin khadam dari kalangan jenis jin Asyik.
2. Dengan melakukan ritual tertentu untuk jin khadam sebagai bentuk ibadah kepadanya, penghambaan diri, pengagungan dan sebagai tanda keseriusan bahwa manusia tersebut siap untuk menjadi budaknya .
3. Atau dengan cara penemuan benda pusaka, lalu manusia yang menemukannya itu menuhankannya dengan berkeyakinan bahwa benda tersebut bisa mendatangkan manfaat dan menolak bahaya.
4. Atau mendapatkan warisan jin khadam dari para leluhurnya secara turun temurun. Lalu menuhankannya dengan cara memohon bantuan, perlindungan dan penjagaan darinya.
Jin-jin khadam ini banyak menipu dan mengelabui manusia. Diantara cara mengelabuinya adalah dengan mengaku-ngaku sebagai nenek moyang atau mengaku sebagai orang sholeh yang telah wafat , bahkan mengaku ngaku sebagai nabi dan rasul , contoh nya : Yesus, Uzair, Nabi Khidir dan Waliyullah Fulan atau Kyai Fulan.
Dan adapula jin khadam yang mengelabui manusia dengan syahwat agar manusia tersebut tenggelam di dalamnya .
Berikut ini sebagian profesi jenis-jenis jin Khodam :
======
PROFESI PERTAMA : JIN ASYIIIK (الجِنُّ العَاشِقُ)
Apa itu jin Asyiik :
الْجِنُّ الْعَاشِقُ
هُوَ عَادَةً مَا يَكُونُ مِنَ الْجِنِّ السُّفْليِّيْن، وَيَتَغَذَّى بِالنَّجَاسَاتِ
وَالدِّمَاءِ، وَسُمِّيَ الْجِنُّ الْعَاشِقُ لِأَنَّهُ يَعْشَقُ أَحَدَ الْإِنْسِ
فَيَجِدُّ طَرِيقًا لِلدُّخُولِ فِي جَسَدِهِ وَمُمَارَسَةَ مَا يَحْلُو لَهُ مِنَ
الشَّهَوَاتِ مَعَهُ، وَيُوَسِّوُسُ لَهُ بِأَخْبَثِ الطُّرُقِ لِحَثِّهِ لِلْوُقُوعِ
فِي الْفَوَاحِشِ وَالْمُحَرَّمَاتِ.
Jin kekasih / jin asyik : biasanya berasal dari golongan jin yang
paling rendah, dan dia diberi makan dengan kotoran dan darah, dan dia disebut
jin kekasih karena dia mencintai seseorang yang menemukan cara untuk memasuki
tubuhnya dan mempraktikkan keinginan apa pun yang dia suka dengannya, dan dia
berbisik kepadanya dengan cara yang paling jahat untuk mendorongnya jatuh ke
dalam amoralitas ( perzinahan ) dan hal-hal terlarang.
JIN ASYIK MEMBUAT SESEORANG SUKA MENGKHAYALKAN PORNO & JIMA’:
Bagaimana seseorang merasakan kehadiran jin kekasih di tubuhnya?
هُنَالِكَ نِسْبَةٌ
كَبِيرَةٌ مِنَ النِّسَاءِ وَالرِّجَالِ الَّذِينَ لَا يَعْرِفُونَ أَنَّ الْجِنَّ
الْعَاشِقَ يَسْكُنُ أَجْسَادَهُمْ وَيَتَدَخَّلُ فِي حَيَاتِهِمْ وَيُمَارِسُ مَعَهُمْ
شَهَوَاتِهِ وَهُمْ لَا يَحِسُّونَ بِوُجُودِهِ وَلَا يَرَوْنَهُ لِأَنَّهُ لِتَسَلُّطِ
عَلَيْهِمْ بِالْوَسْوَسَةِ الدَّائِمَةِ وَيَسْتَطِيعُ أَنْ يَسْيَطِرَ عَلَى أَفْكَارِهِمْ
فِي أَوْقَاتِ الْغَضَبِ وَالْحُزْنِ.
Ada sebagian besar wanita dan pria yang tidak tahu bahwa kekasih
jin mendiami tubuh mereka dan ikut campur dalam kehidupannya dan jin tsb ikut
terlibat bersama mereka dalam pelampiasan syahwat mereka, namun mereka tidak
merasakan kehadirannya dan tidak melihatnya karena jin tsb akan terus menguasai
mereka dengan menyibukkannya dengan perasaan was-was dan cemas serta
mengendalikan pikiran mereka pada setiap kali mereka marah dan sedih.
JIN LESBI DAN HOMO BAGIAN DARI JIN ASYIK :
وَيُوجَدُ مِنَ الْمَرْضَى
مَنْ يَحِسُّونَ بِوُجُودِ هَذَا الْجِنِّ دَاخِلَ أَجْسَادِهِمْ.
عَادَةً مَا نَجِدُ
الْمَرْأَةَ مِنَ الْإِنْسِ يَتَلَبَّسُ بِهَا ذَكَرٌ مِنَ الْجِنِّ وَالرَّجُلُ وَتَلَبَّسُ
بِهِ أُنْثَى مِنَ الْجِنِّ، وَلَكِنْ فِي حَالَاتٍ نَادِرَةٍ وَجَدْنَا جِنِّيَّةً
عَاشِقَةً فِي جَسَدِ امْرَأَةٍ وَهِيَ تَعْتَبِرُ جِنِّيَّةً سَحَاقِيَّةً وَتُعَاشِرُ
الْمَرْأَةَ وَتَسْتَمْتِعُ بِجَسَدِهَا، وَوَجَدْنَا نِسْبَةً أَقَلَّ فِي تَلَبُّسِ
الْجِنِّ الذَّكَرِ بِرَجُلٍ مِنَ الْإِنْسِ وَهُوَ جِنٌّ مِنَ اللُّواطِ وَالْعِياذُ
بِاللَّهِ..
Dan ada sebagian orang sakit yang merasakan kehadiran jin ini di dalam
tubuh mereka.
Biasanya kita menemukan wanita dari manusia dihinggapi oleh laki-laki dari jin.
Dan laki-laki dari manusia dihinggapi oleh perempuan dari jin, ( Maksudnya :
biasanya jin laki-laki suka kepada perempuan dari manusia, dan jin perempuan
suka kepada laki-laki dari manusia. Penulis ).
Akan tapi dalam kasus yang jarang kita temukan jin perempuan hidup dalam
tubuh perempuan dari manusia dan dia ini dianggapnya sebagai jin lesbian dan
dia menggauli perempuan tsb dan menikmati tubuhnya, dan kami menemukan jin
laki-laki yang menyukai laki-laki dari manusia dan hidup dalam tubuhnya
prosentasinya lebih sedikit. Dan jin ini adalah jin homoseksualitas. Na’udzu
Billah min dzaalik.
Dan secara umum kita bisa melihat salah satu ciri seseorang itu di hinggapi
oleh jin Asyiik, yaitu :
Dia senang menyendiri di dalam kamar dan menguncinya. Siang malam sibuk
memikirkan seluk beluk penciptaan fisik lawan jenis nya. Begitu keluar dari
kamar, nampak ada yang melilit dan melingkar pada lehernya. Apa itu ? Kain
Handuk.
=====
PROFESI KEDUA: JIN ARKEOLOG BENDA PUSAKA
[JIN PENUNJUK BENDA-BENDA SYIRIK PENINGGALAN UMAT TERDAHULU]
Jin jenis ini jin yang sangat berbahaya dalam menyesatkan umat manusia.
Seluruh agama-agama yang Allah turunkan kepada para nabi dan rosul di rusak
oleh jenis jin ini.
Jin jenis ini akan mencari seorang manusia yang ia pilih dan cocok untuk
dijadikan abdinya. Dan dia akan berpura-pura menjadi khodamnya.
Jin ini akan memperalat abdinya dengan cara membisikan kepadanya akan
keberadaan berhala-berhala yang pernah di sembah oleh umat terdahulu yang
kemudian hilang di telan bumi. Lalu abdinya itu mengeluarkannya dari tempat
yang dibisikan oleh Jin tadi.
Berhala-berhala itu di kemas dengan istilah yang menarik yaitu benda-benda
pusaka atau benda-benda keramat yang pada hakikatnya itu adalah berhala-berhala
umat terdahulu.
Benda-benda tsb ada yang berbentuk patung, batu jimat, keris kali munyeng,
keris kujang, pedang samurai, bambu petok.... dll.
Orang-orang awam mengira orang tsb punya INDRA KE ENAM, padahal itu bisikin
jin, sesat dan menyesatkan.
Tujuan jin ini adalah agar umat manusia kembali menghidupkan penyembahan kepada
berhala-berhala tsb.
Jin ini biasanya datang sendiri kepada seseorang dari manusia yang dianggap
oleh nya cocok. Tanpa adanya permohonan sebelumnya dari pihak manusia. Tapi ada
juga jin jenis ini warisan dari orang tuanya atau nenek moyangnya.
Kadang jenis jin ini tidak membutuhkan ritual-ritul yang ditujukan pada
dirinya, bagi jin jenis ini yang penting abdi nya itu mau mengeluarkan kembali
berhala-berhala tsb dan umat manusia mau menghidupkan kembali penyembahan atau
pengkultusan terhadap benda-benda tsb.
Salah satu orang yang pernah di peralat oleh Jin jenis ini adalah ‘Amr bin
Luhay.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
"إِنَّ أَوَّلَ مَنْ
سَيَّبَ السَّوَائِبَ وَعَبَدَ الْأَصْنَامَ أَبُو خُزَاعَةَ عَمْرُو بْنُ عَامِرٍ
وَإِنِّي رَأَيْتُهُ يَجُرُّ أَمْعَاءَهُ فِي النَّارِ"
“Sesungguhnya yang pertama kali membuat aturan tentang Saaibah dan
menyembah berhala adalah Abu Khuza’ah ‘Amr bin ‘Amir, dan sungguh aku
melihatnya di neraka sedang menyeret ususnya“. [HR Ahmad dalam al-Musnad : 1/446
dengan nomor 4258]
Hadits ini shahih lighoirihi, walaupun sanad hadits ini lemah karena
lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-Sukuni, dan karena kurang kuatnya Ibrahim al-Hijri.
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam as-Siroh al-Kubro senada yang
disebutkan oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq
dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu Sholeh (yaitu dari Abu
Hurairah) lebih sempurna dari yang ini.
Lafalnya : “Saya mendengar Rasulullah ﷺ
mengatakan kepada
Aktsam bin al-Jun;
"رَأَيْتُ عَمْرَو بْنَ
لحي الْخُزَاعِيَّ يَجُرُّ قُصْبَهُ فِي النَّارِ؛ لأَنه أولُ مَن غيَّرَ دِين
إسماعيل ، فَنَصبَ الأوثَان وسَيَّبَ السَوائِبَ وبَحر البَحيرة ، ووَصلة
الوَصِيلة ، وحَمى الحَامي".
“Saya melihat ‘Amr bin Luhai menyeret ususnya di neraka. Karena ia
merupakan orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il. Kemudian membawa
berhala (untuk disembah), dan menetapkan aturan onta saaibah, onta bahiirah, onta
washiilah, dan onta haam [ untuk persembahan berhala]”.
Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam al-Fath : 6/549 mengatakan,
“Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu
Sholeh (yaitu dari Abu Hurairah).
MAKNA : onta saaibah, onta bahiirah, onta washiilah,
dan onta haam :
Sa’id bin
al-Musayyib mengatakan : Baahirah adalah onta yang dipersembahkan air
susunya untuk berhala, tidak boleh seorangpun untuk memerah susunya.
Sebagaimana
disebutkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya : 8/283. Dari Qatadah : Bahwa Baahirah
dari unta. Unta apabila telah lima kali melahirkan, apabila kelahiran kelima
adalah jantan maka untuk laki-laki tanpa perempuan, apabila melahirkan betina, dibelah
telinganya dan dilepaskan begitu saja. Tidak boleh dipotong bulunya, tidak
boleh diminum susunya, tidak boleh ditungganggi, apabila mati maka menjadi
bagian untuk laki-laki dan perempuan. Lihat yang disebutkan oleh Ibnu Hajar
dalam Fathul Bariy : 8/283
Dan Sa’id bin
al-Musayyib menyatakan, “al-Washilah : Unta yang melahirkan anak pertama
kali unta betina, kemudian melahirkan lagi unta betina. Mereka mempersembahkan
kepada berhala apabila tidak diselingi di antara keduanya kelahiran unta
jantan”. Lihat yang disebutkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya : 8/283
Dan Sa’id bin al-Musayyib menyatakan; “al-Haam
adalah unta jantan, yang diperintah untuk membenihi onta betina beberapa kali,
maka jika sudah tuntas menunaikan hajatnya maka mereka biarkan untuk para
thagut, dan mereka membiarkan ketika sedang mengandung untuk dipakai untuk
membawa barang dan mereka menamakan dengan al-Haam”
Dan Sa’id bin al-Musayyib menyatakan, “as-Saaibah,
adalah unta yang dipersembahkan kepada tuhan-tuhannya. Tidak boleh dihamili”.
Lihat yang disebutkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya : 8/283 ).
Ada beberapa faktor yang mendorong ‘Amr bin Luhay itu jatuh dalam
kesyirikan, diantaranya:
Dalam riwayat Abu Ishaq terdapat penjelasan tentang proses perubahan
tsb, beliau berkata:
" أَنَّ سَبَب ذَلِكَ
أَنَّ عَمْرو بْن لُحَيّ كَانَ لَهُ تَابِع مِنْ الْجِنّ يُقَال لَهُ أَبُو
ثُمَامَة فَأَتَاهُ لَيْلَة فَقَالَ: أَجِبْ أَبَا ثُمَامَة، فَقَالَ: لَبَّيْكَ
مِنْ تِهَامَة، فَقَالَ: اُدْخُلْ بِلَا مَلَامَة، فَقَالَ: أيْتِ سَيْف جُدَّة،
تَجِدْ آلِهَة مُعَدَّة، فَخُذْهَا وَلَا تَهَب، وَادْعُ إِلَى عِبَادَتهَا
تُجَبْ. قَالَ فَتَوَجَّهَ إِلَى جُدَّة فَوَجَدَ الْأَصْنَام الَّتِي كَانَتْ
تُعْبَد فِي زَمَن نُوح وَإِدْرِيس، وَهِيَ وَدّ وَسُوَاع وَيَغُوث وَيَعُوق
وَنَسْر، فَحَمَلَهَا إِلَى مَكَّة وَدَعَا إِلَى عِبَادَتهَا فَانْتَشَرَتْ
بِسَبَبِ ذَلِكَ عِبَادَة الْأَصْنَام فِي الْعَرَب".
Sebabnya adalah bahwa ‘Amr bin Luhay ini memiliki seorang KHODAM dari
kalangan Jin, namanya Abu Tsumamah.
Suatu ketika di malam hari dia mendatangi nya. Maka Amr berkata : selamat
datang Abu Tsumamah ! Dia menjawab : Labbaika / aku datang kepada mu dari
Tihamah.
Amr berkata : Masuk lah tanpa ada celaan !.
Jin itu lalu berkata : Datangi lah Saif Jeddah ! di sana kamu akan menemukan
dewa-dewa (آلهة) yang telah di siapkan, maka ambillah semua dan jangan kamu
sia-siakan, dan ajak lah orang-orang untuk menyembahnya, kamu harus segera
melakukannya ! Maka ‘Amr pun segera meluncur menuju Jeddah.
Dan benar sampai di sana dia menemukan patung-patung ( الأصنام
) yang dulu di sembah pada zaman nabi Nuh As dan nabi Idris AS, yaitu Wadd,
Suwaa’, Yaghuuts, Ya’uuq dan Nasr. Maka Amr mengangkut dan membawanya ke
Makkah.
Setelah itu menyebar darinya penyembahan kepada patung-patung di masyarakat
Arab.
( HR. Thabrani dari Ibnu Abbas / lihat Faidlul Qodiir 3/122, Fathul Baary 6/549
dan Ma’aarijul Qobuul 2/464 )
Takkala musim haji tiba, berhala-berhala dan benda-benda pusaka itu ia berikan kepada kabilah-kabilah
yang datang, lalu mereka membawa pulang berhala-berhala tersebut ke negeri
mereka.
Dalam Shahih Bukhari dari Ibnu Abbas RA ketika menafsiri ayat berikut ini :
“... dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan)
Wadd, dan jangan pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” ( QS. Nuh :23).
Ibnu Abbas berkata :
صارتِ الأوثان التي
كانت في قوم نوح في العرب بعْدُ أمَّا «وَدّ» فكانتِ لكَلْبٍ بِدَوْمَةِ
الْجَنْدَلِ ، وأما «سُواعٌ» فكانت لهذيل ، وأما «يَغُوثُ» فكانت لِمُرادَ ، ثم
صارَت لِبَني غُطَيْفٍ بالْجُرفِ عِند سَبأ ، وأمَّا «يَعُوقُ» فكانت لَهِمْدان ،
وأَمَّا «نَسْرٌ» فَلِحِمْيرَ ، لآلِ ذي الْكَلاَعَ ، وكلُّها أسماءُ رجالٍ
صالحينَ من قوْمِ نُوحٍ ، فلَّما هَلَكوا أَوْحى الشَّيطانُ إلى قَوْمِهِم : أنِ
انْصِبُوا إلى مَجالِسِهِمْ التي كانوا يجلسون فيها أنْصابا ، وسَمُّوها بأسمائهم،
ففعلُوا ، فلم تُعبدْ ، حتى إذا هلك أولئك، تنَسَّخَ العلمُ عُبِدَتْ.
Berhala-berhala yang ada pada zaman Nuh telah menjadi berhala bagi
Bangsa Arab sesudahnya.
Adapun Wadd, maka telah menjadi berhala bagi kabilah Daumatul jandal.
Dan adapun Suwaa’ menjadi berhala bagi kabilah Hudzail, dan adapun
Yaguts bagi Murad, kemudian menjadi berhala bagi Banii Ghuthaif di Jurf di
daerah Saba’.
Dan adapun Ya’uuq maka menjadi berhala bagi Hamdzaan, dan adapun Nasr
maka bagi Himyar keluarga Dzil-Kalaa’.
Dan semuanya itu adalah nama-nama orang saleh dari Kaum Nuh, maka ketika
mereka binasa, syeitan mewahyukan kepada kaumnya agar memancangkan
patung-patung di majlis-majlis mereka yang biasa mereka duduk-duduk di
dalamnya, dan menamainya dengan nama-nama orang saleh tadi, maka mereka pun
melaksanakannya.
Awalnya tidak di sembah, sehingga ketika mereka binasa terhapuslah
ilmunya, maka saat itu mulai di sembah.( HR. Bukhory, no. 4920 )
Jadi jelasnya menurut kisah dari Ibnu Abbas diatas bahwa : awal mula
munculnya penyembahan terhadap berhala terjadi pada zaman Nuh. Nama-nama
berhala itu diambil dari nama-nama para ulama mereka yang pernah hidup bersama
mereka sebelumnya. Dengan dalih untuk mengenang keshalihan dan jasa-jasa mereka
serta untuk memacu semangat peribadatan umat ketika itu, maka dibuatlah patung,
gambar, simbol-simbol visualisasi fisik mereka. Namun lambat laun dengan
bergantinya generasi, patung-patung itu justru disembah dan dijadikan sebagai
sosok tuhan.
Berhala-berhala kaum nabi Nuh ini kemudian melalui ‘Amr bin Luhay diadopsi oleh
bangsa Arab yang datang kemudian.
Ibnu al-Kalbi mengatakan -setelah menyebutkan kisah ‘Amr bin Luhay
membawa berhala-berhala peninggalan kaum Nabi Nuh dari tepi Jedah- beliau
menuturkan :
“Disambutlah seruan itu oleh ‘Auf bin ‘Udrah bin Zaid al-Laat bin
Rafidah bin Tsaur…..Ibnu Qudha’ah. Diberikan kepadanya Wadd dan dibawa ke Wadil
Qura lantas ditetapkan di Daumatul Jandal. Kemudian ia menamakan anaknya ‘Abdu
Wadd. Ia adalah orang yang pertama kali diberi nama itu”.
Auf menjadikan anaknya sebagai seorang pemimpin yang dijuluki ‘Amirul Ajdar dan
juru kunci bagi berhala itu. Senantiasa keturunannya sebagai juru kunci sampai
Allah SWT mendatangkan agama Islam. Lantas berhala itu dihancurkan oleh Khalid
bin Walid dan dipotong-potong. Rasulullah ﷺ
mengutus Khalid
selepas perang Tabuk untuk menghancurkannya.
Khalid dihalang-halangi oleh Bani ‘Abdu Wadd, dan Bani Amir al-Ajdar. Maka
Khalid memeranginya sampai membunuh mereka. Setelah itu Khalid menghancurkanya
berkeping-keping. Adalah berhala laki-laki seperti seorang lelaki yang paling
mulia.
Terkadang mereka memakaikan dua perhiasan bagi berhala itu,
bersarung dengan perhiasan itu dan dijadikan selendang yang lain. Didapati ada
pedang yang dikalungkan di lehernya, menyandang busur panah, tombak yang ada
benderanya, dan wadah yang berisi anak panah.
( Baca Ibnu al-Kalbi, al-Ashnam : 54-56 dengan perubadahan sedikit.
Lihat yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahafan : 2/623 ).
Kemudian beliau menlanjutkan :
“Amr bin Luhai menyetujui Mudhar bin Nizar. Ia menyerahkan berhala Suwa’
kepada seorang lelaki dari Hudzail yang bernama al-Harits bin Tamim Sa’ad bin
Hudzail bin Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudhar. Berhala itu berada di Ruhath dari
bumi Kurma. Disembah oleh penduduk Mudhar. Maka Rasulullah ﷺ mengutus Amr bin al-Ash untuk menghancurkannya. Dan dihancurkanlah
berhala itu”.
(Abul Walid al-Azraqi, Akhbaru Makkah : 1/131. Baca juga :Tarikh
ath-Thabari : 3/66, al-Maqrizi dalam Imta’ul Asmaa’ : 1/398 )
Madzhaj menerima seruan itu, diberikanlah Yaghuts kepada An’am bin Amr
al-Muradiy. Berada di sebuah bukit di Yaman yang disebut sebagai Madzhij,
disembah oleh kabilah Madzhaj. Mereka adalah Thai dan Bani Malik serta
orang-orang lain yang menyembahnya.
Seruan itu diterima oleh Hamdan, diberikan Ya’uq kepada Malik bin
Mirtsad bin Jasym. Berada di sebuah desa bernama Khoiwan. Disembah oleh Hamdan
dan penduduk di sekitar Yaman. Hamir menjawab seruan tersebut, diberikanlah
berhala Nasr kepada seorang lelaki dari Dzi Ru’ain yang bernama Ma’dikariba.
Berada di sebuah tempat di Saba’ yang disebut Balkha’. Disembah oleh Hamir dan
orang-orang disekitarnya, dan senantiasa diibadahi sampai dihancurkan oleh Dzu
Nawas.
Berhala-berhala tersebut masih saja disembah sampai Allah Shubhanahu wa
ta’alla mengutus nabi -Nya dan memerintahkan untuk menghancurkannya.
( Ibnu al-Kalbi dalam al-Ashnam : 57-58, dan lihat yang dinukil dari Ibnul Qayyim : Ighatsatul Lahafan : 2/623-624. Lihat juga yang disebutkan oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siroh :102-105 )
=====
PROFESI KETIGA : JIN ILMU KANURAGAN DAN KESAKTIAN
HAKIKAT ILMU KANURAGAN DAN KESAKTIAN
Ilmu kanuragan dan kesaktian pada hakikatnya adalah keamanan, perlindungan dan penjagaan dari jenis Jin tertentu dengan cara terntentu pula. Yang biasanya di dahului dengan adanya transaksi kerjasama antara Manusia dan Jin yang berprofesi di bidang keamanan, penjagaan dan perlindungan atau di bidang lainnya.
Dan kebanyakan kerjasamanya di bidang ilmu kesaktian, ilmu perpeletan
dan pesugihan, yang tentunya dengan syarat-syarat dan ritual-ritual yang telah
ditentukan oleh pihak Jin. Seperti harus ada Ijazah, Mahar , tirakat dan ritual
tertentu .
Mereka para syeitan dan jin senantiasa terus berjuang dan menginginkan agar para manusia menjadi hamba mereka serta melakukan ritual penyembahan pada mereka dengan ritual yang mirip dengan cara ibadah manusia kepada Allah SWT , seperti berpuasa, tirakat, berkurban, tumbal, ruku', sujud, baca wiridan, mantra dan yang semisalnya . Bahkan kadang mantra dan wiridannya itu dikemas dengan bacaan shalawat dan ayat al-Qur'an , namun dicampur aduk dengan unsur kesyrikian dan dengan niat untuk selain Allah , yaitu untuk jin ilmu kanuragan yang diinginkannya . Oleh karena itu Allah SWT menyuruh kita memohon perlidungan kepada Allah dari godaan syetan saat hendak baca al-Quran , sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
فَإِذَا
قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ
"Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk". (QS. An-Nahl: 98)
Kelompok jenis Jin yang berprofesi seperti ini banyak sekali . Dan masing-masing jenis jin yang berprofesi sebagai penjamin keamanan memiliki karakter yang berbeda-beda pula dalam praktek nya . Begitu juga berbeda-beda pula syarat , mahar dan jenis ritual yang diminta oleh jin-jin tsb .
Kerjasama perlindungan jin terhadap manusia ini di kenal dengan istilah ngelmu alias Ilmu Kanuragan dan Kesaktian , padahal hakikatnya adalah transaksi kerjasama antara Manusia dan Jin di bidang penjagaan , perlindungan dan keamanan .
Kemudian masing-masing karakter dari berbagai macam jenis Jin ini memiliki brand atau merk yang berbeda-beda , contoh nya ada yang brand nya: Ilmu Betara Karang , ilmu Sinandal Buana , ajian Brajamusti , Ajian Panca Sona , Taji Malela , Rawe Rontek dan lain-lain .
Intinya semua itu adalah manusia minta perlindungan kepada Jin .
MACAM-MACAM KERJASAMA ANTARA MANUSIA DAN JIN SEBAGAI KHADAM:
Adapun jenis transaksi kerjasama antara manusia dengan Jin banyak sekali , diantaranya adalah sbb :
Pertama :
kerjasama dalam system perlindungan dan keamanan .
Kedua :
kerjasama sebagai team sukses .
Ketiga :
kerjasama di bidang informasi ghaib
Keempat :
kerjasama di bidang medis dan kesehatan .
Kelima :
kerjasama dalam penyebaran wabah penyakit dan pembunuhan .
Keenam :
kerjasama di bidang asmara , pengasihan dan perjodohan .
Ketujuh : kerjasama untuk menimbulkan perpecahan dan permusuhan.
Transaksi system keamanan adalah transaksi di bidang perlindungan dari marabahaya dan penjagaan dengan cara menurunkan Ilmu Kanuragan , ilmu kesaktian , ilmu kejadugan , ilmu kedigjayaan, ilmu kebal , ilmu sihir , debus , tenaga dalam dan lain-lain .
Dan transaksi sebagai team sukses yang bertujuan agar seseorang melalui jin tsb mendapatkan keberuntungan dan keberhasilan dalam berbisnis , berkarir , sukses dalam cita-cita dan jabatan . Biasanya dengan melakukan ritual Muja untuk Pesugihan , Penglaris dan lain-lain .
Adapun Kerjasama dibidang informasi ghaib dikenal pula dengan ilmu paranormal , ahli nujum atau sejenisnya . Sementara Kerjasama di bidang medis dan kesehatan dikenal pula dengan pengobatan alternatif , klenik , mantra dll .
Adapun Kerjasama dalam penyebaran penyakit dan pembunuhan dikenal dengan ilmu persantetan , teluh dan sejenisnya . Kerjasama di bidang asmara dan perjodohan disebut pula dengan perpeletan atau pengasihan .
Adapun kerjasama untuk menimbulkan perpecahan dan permusuhan yaitu seperti membuat rumah tangga seseorang menjadi cerai berai . Atau agar antar saudara dan antar sahabat saling bermusuhan bahkan perang saudara .
Dalam surat Al-Baqaroh Allah SWT berfirman :
] وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ
وَمَاكَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ َوَمَا أُنزل َعَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ
وَمَارُوت . َوَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ
فَلاتَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِه
ِوَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ
مَا يَضُرُّهُمْ وَلايَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي
الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ وَلَبِئْسَمَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
[
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babylon yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir".
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya.
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. ( QS. Al-Baqarah : 102 ).
Apapun istilahnya yang berkaitan dengan kerjasama antara jin dan manusia , tetap saja pada hakikatnya sama yaitu kerjasama dalam perbuatan menumpuk dosa serta kesalahan . Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan :
] وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ
مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا [
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan ( keamanan ) kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al Jin: 6).
Al-Hafizh Ibnu Katsir (w. 773
H) berkata : “Yakni (jin-jin berkata):
“Kami melihat bahwasanya kami memiliki kelebihan / keunggulan diatas manusia, karena mereka (manusia)meminta perlindungan kepada kami”.
Maka Jin-jin tsb akan terus berusaha mempertahankan nya , jangan sampai manusia tsb berpaling dari nya .
Itulah yang di maksud dengan Firman Allah swt “maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (QS. Al Jin: 6)
Ibnu Katsir Berkata pula dlm menafasiri akhir ayat tsb :
فلما رأت الجن
أن الإنس يعوذون بهم من خوفهم منهم، { فَزَادُوهُمْ رَهَقًا } أي: خوفا وإرهابا
وذعرا، حتى تبقوا أشد منهم مخافة وأكثر تعوذا بهم، كما قال قتادة: { فَزَادُوهُمْ
رَهَقًا } أي: إثما، وازدادت الجن عليهم بذلك جراءة.
Dan ketika Bangsa Jin melihat manusia meminta perlindungan mereka karena rasa ketakutannya terhadap mereka “فَزَادُوهُمْ رَهَقًا” yakni : maka jin-jin itu terus semakin menambahi kepada mereka rasa ketakutan , tidak nyaman dan kecemasan, sehingga ada di antara manusia yang merasa ketakutan yang amat sangat dan akhirnya memperbanyak mohon perlindungan pada mereka, sebagaimana disebutkan Qatadah : “فَزَادُوهُمْ رَهَقًا” yakni dosa, dan Bangsa Jin menambah-nambah kecemasan bagi manusia”.
Al-Hafizh al-Qurthubi menukil penuturan Muqatil : bahwa kaum yang pertama kali meminta perlindungan kepada jin adalah kaum dari Yaman, kemudian kaum dari Bani Hanifah, sehingga tersebar perbuatan ini di kalangan Bangsa Arab [ Mereka adalah musyrikin pada masa jahiliyyah ] Keterangan ini termaktub dalam sejumlah kitab tafsir yang membahas tafsir atas ayat QS. al-Jin [72]: 6.
Kemudian Muqatil berkata: “Dan ketika Islam datang, manusia (baca: mereka yang memeluk agama Islam) berlindung kepada Allah dan meninggalkan para jin” [ Lihat pula Tafsiir al-Thabariy ]
Artinya, ketika cahaya akidah dan syari’at Islam datang menerangi kejahilan umat manusia, mereka memeluk Din Islam sehingga meninggalkan perbuatan meminta perlindungan jin dan murni hanya berlindung kepada Rabb semesta alam, Allah SWT.
Manusia dan Jin yang
melakukan transaksi kerjasama perlindungan dan penjagaan merasa masing-masing
pihak sama-sama saling diuntungkan . Dalam hal ini Allah SWT befirman :
Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia : “Ya Rabb kami, sesungguhnya sebagian dari kami (manusia) telah mendapat kesenangan dari sebagian yang lain (jin) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”.
Allah berfirman : “Neraka itulah tempat tinggal kamu semua, sedang kamu semua kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)” (QS. Shad: 55).
Adapun keuntungan bagi masing-masing pihak yang di hasilkan dari kerjasama ini- seperti yang di isyaratkan dalam ayat di atas – diantaranya adalah sbb :
Dari pihak manusia merasa mendapat
jaminan keamanan dan kesuksesan duniawi dari jin tsb. Sementara dari pihak jin
, mereka merasa semakin tinggi posisi dan kedudukannya di sisi Iblis
laknatullaah alaihi . Serta mereka semakin bangga ketika bisa menyesatkan
banyak manusia , bahkan antar sesama jin saling berlomba-lomba dan
berbangga-banggaan dengan banyaknya pengikut dari umat manusia.
0 Komentar