Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Shahihkah Hadist ‘Aisyah RA bahwa Nabi SAW Isra Miraj Hanya dengan Ruhnya?

Makalah ini  ditulis oleh Abu Haitsam Fakhry, Pembina KAJIAN NIDA AL-ISLAM .

بسم الله الرحمن الرحيم 
 


Atsar ‘Aisyah RA ini diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishaq yang mengatakan:

Sebagian keluarga Abu Bakar mengatakan kepada saya: bahwa Aisyah RA pernah mengatakan:

مَا فُقِدَ جَسَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّ اللَّهَ أَسْرَى بِرُوحِهِ

“Tubuh Rasulullah SAW tidak hilang, akan tetapi Allah SWT meng isra kan nya dengan ruhnya”. Seperti dalam “Al-Sirah Al-Nabawiyyah” karya Ibn Hisyaam (2/46)

Lewat jalurnya ini Ibn Jarir al-Thobari meriwayatkannya dalam tafsirnya no. (22175) (14/445), dan juga al-Qoodli ‘Iyyaadl menyebutkannya dalam “الشِّفَا” (1/147).

Dan Ini adalah atsar yang DHOIF yang tidak terbukti dari Aisyah RA bahkan sebagian para ulama telah menghukumi bahwa itu PALSU.
 
Syeikh ‘Alawi Al-Saqqaaf berkata dalam "تخريج أحاديث الظلال" (hal. 229):

"ضعيف ، رواه ابن إسحاق بإسناد منقطع " انتهى.

“Itu Dhaif. Itu diriwayatkan oleh Ibn Ishaq dengan Isnad yang terputus.” Selesai.

Dan Ibnu Ishaq juga meriwayatkan hal serupa dari Mu`awiyah bin Abu Sufyan RA.

Dan Syaikh Al-Albani mendhaifkannya seperti halnya beliau mendhaifkan pula atsar dari ‘Aisyah, lalu beliau berkata: “لم يصح ذلك عنهما” itu tidak ada yang shahih dari dua-duanya. (Baca “تحقيق شرح العقيدة الطحاوية” hal. 246).

Syeikh Muhammad Rasyiid Ridlo berkata:

" قد تجد حديثين عن عائشة ومعاوية ، يُفْهِمان أن الإسراء لم يكن بجسده الشريف ، وهما حديثان ليسا مما يحتج بمثلهما أهل العلم بالحديث ، وقد رواهما ابن إسحاق في السيرة ، قال:حدثني بعض آل أبي بكر أن عائشة كانت تقول: (ما فقد جسد رسول الله صلى الله عليه وسلم ، ولكن الله أسرى بروحه).

فإنهما خبران ضعيفان ، ليس لهما إسناد صحيح ، وقد أطلت البحث عنهما فلم أجد لهما إسنادًا غير ما ذكر ابن إسحاق.

أما خبر معاوية ، فإنه منقطع ؛ لأن راويه يعقوب بن عتبة بن المغيرة بن الأخنس ، لم يدرك معاوية ، ولم يدرك أحدًا من الصحابة أصلاً ، وإنما يروى عن التابعين فقط ، ومات سنة 128 هـ، ومعاوية مات سنة 60 هـ.

وأما حديث عائشة فإنه كما ترون: لا إسناد له ، لأن قول ابن إسحاق: حدثني بعض آل أبي بكر إبهام للراوي ، فلا نعرف منه من الذي حدثه ، وهل هو ثقة أو ليس بثقة ؟ وهل أدرك عائشة أو لم يدركها ؟

فكلا الحديثين منقطع الإسناد ، مجهول الراوي، لا يحتج بمثله عند أهل العلم".انتهى من " مجلة المنار " (49/14) الشاملة

“Anda mungkin menemukan dua hadits dari Aisyah dan Muawiyah, yang memahami bahwa Al-Israa tidak dengan tubuh Nabi yang mulia. Dan dua-duanya adalah hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah oleh para ulama ahli hadits. Dan Ibn Ishaq telah meriwayatkannya dalam “السيرة النبوية”, dia berkata:

مَا فُقِدَ جَسَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّ اللَّهَ أَسْرَى بِرُوحِهِ

“Tubuh Rasulullah SAW tidak hilang, akan tetapi Allah SWT meng isra kan nya dengan ruhnya”.

Karena dua-duanya adalah dua atsar dhoif, dan dua-duanya tidak memiliki Sanad yang shahih, dan saya telah mencarinya secara ekstensif, namun saya tidak menemukan isnaad untuk dua atsar tsb, kecuali yang dari apa yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq.

Adapun Atsar Mu’awiyah, maka itu sanadnya terputus. Karena diriwayatkan oleh Ya’qub bin ‘Utbah bin al-Mughirah bin al-Akhnas, dia tidak hidup sezaman dengan Muawiyah, dan dia juga tidak pernah berjumpa dengan satupun dari para sahabat sama sekali. Akan tetapi dia hanya meriwayatkan dari para tabiin saja, dan karena dia itu meninggal pada tahun 128 H, dan Muawiyah meninggal pada 60 H.

Adapun hadits Aisyah, maka seperti yang kalian lihat: tidak ada sanad untuk nya, karena Ibnu Ishaq mengatakan: “Beberapa keluarga Abu Bakar mengatakan kepada saya”, ini menunjukkan ketidakjelasan sang perawi, maka kami tidak tahu dari dia: siapa yang meriwayatkannya ?. Apakah dia itu dipercaya atau tidak? Dan Apakah dia hidup sezaman dan berjumpa dengan Aisyah atau tidak?

Maka kedua hadits tersebut terputus sanadnya, perawinya tidak diketahui / majhul, dan hadits yang semisal ini tidak bisa dijadikan hujjah oleh para ulama. ” Selesai kutipan dari “Majallah al-Manar (49/14) karya Muhammad Rasyid Ridha “الشاملة”.

Salinan-salinan manuscift kitab tsb terdapat perbedaan tulisan dalam kata-kata Atsar ini, di antaranya di beberapa salinan tertulis: (“ما فقدت” Saya tidak kehilangan..) dengan Taa Al-Mutakallim. Sementara di beberapa salinan lainnya tertulis: (“ما فُقِدَ” tidak hilang).

Dan kata pertama menunjukkan bahwa itu dusta ; karena Al-Isra dan Al-Mi’raaj terjadi di Makkah sebelum hijrah, dan Nabi SAW belum tinggal bersama Aisyah kecuali ketika di Madinah setelah hijrah, jadi bagaimana mungkin Aisyah RA mengatakan: “Saya tidak kehilangan tubuh Rasulullah SAW”.

Al-Shoolihii berkata dalam kitab “سبل الهدى والرشاد/ Subul al-Huda wal-Rashad” (3/101):

" كذا فيما وقفت عليه من نسخ السيرة (فُقِد) بالبناء للمفعول ، وفي الذي وقفت عليه من نسخ الشّفا للقاضي (ما فقدت) بالبناء للفاعل وإسناد الفعل إلى تاء المتكلّم." انتهى

“Hal yang sama berlaku pada apa yang saya temukan dari salinan-salian “السيرة” yaitu (فُقِد hilang) dengan Mabni maf’uul. Dan yang saya temukan dari salinan-salinan kitab “al-Syifaa” karya al-Qoodli (“ما فَقَدْتُ ” saya tidak kehilangan) dengan mabni faa’il dan menyandarkan perbuatan itu pada Taa al-Mutakallim”.

Kemudian dia berkata (3/103):

"وأما ما يعزى لعائشة رضي الله عنها، فلم يرد بسند يصلح للحجة ، بل في سنده انقطاع واروٍ مجهول كما تقدم. وقال أبو الخطاب بن دحية في التنوير: إنه حديث موضوع عليها. وقال في معراجه الصغير: «قال إمام الشافعية القاضي أبو العباس بن سريج: هذا حديث لا يصح ، وإنما وُضِعَ ردًا للحديث الصحيح" اهـ." انتهى

“Adapun apa yang diatribusikan kepada Aisyah RA, itu tidak ada sanad yang layak dijadikan hujjah. Dan Abu Al-Khoththoob Bin Dihyah berkata dalam Al-Tanweer: Ini adalah hadits yang palsu dengan mengatas namakannya. Dan dia berkata pada “معارج الصغير”: "Imam Syafi'i, Hakim Abu al-Abbas ibn Suraij, berkata: Hadits ini tidak shahih. Sebaliknya, (hadits palsu) ini dibuat sebagai bantahan terhadap hadits Shahih”. Kata-kata ash-Shoolihi berakhir

Ibn Abdil Barr berkata:

وإنكار عائشة الإسراء بجسده: لا يصح عنها، ولا يثبت قولها: (ما فقدت جسد رسول الله صلى الله عليه وسلم، ولكن أسري بروحه).

وقد قال بعضهم عنها: (ما فقد جسد رسول الله صلى الله عليه وسلم في تلك الليلة) ؛ وهذا من الكذب الواضح ؛ لأن عائشة لم تكن وقت الإسراء معه ، وإنما ضمها بعد ذلك بسنين كثيرة بالمدينة " انتهى

“Dan Penyangkalan Aisyah bahwa Isra Miraj dengan tubuhnya: Itu tidak shahih darinya, dan tidak bisa dibuktikan perkataannya:

مَا فُقِدَ جَسَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَكِنَّ اللَّهَ أَسْرَى بِرُوحِهِ

“Tubuh Rasulullah SAW tidak hilang, akan tetapi Allah SWT meng isra kan nya dengan ruhnya”.

Bahkan sebagian dari mereka mengatakan tentang perkataan A’isyah RA: (Jasad Rasulullah SAW tidak hilang malam itu). Ini adalah DUSTA YANG JELAS. Karena Aisyah RA saat terjadi Isra Miraj belum bersama Nabi SAW. Sebaliknya, Nabi SAW berkumpul serumah dengan Aisyah setelah beberapa tahun kemudian di Madinah”. Berakhir dari kitab “الأجوبة المستوعبة عن المسائل المستغربة karya Ibn Abd al-Barr (134-135) cet. Dar Ibn Affan

Yang benar adalah: Allah SWT mengIsra-Mirajkan Nabi SAW dengan Jasad dan Ruhnya. Namun benar jika setelah itu Beliau SAW mengalami mimpi-mimpi kelanjutan dari Isra Miraj.

Posting Komentar

0 Komentar