Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BENARKAH MAKNA AYAT DALAM SURAT AL-HADIID : "ASAL MULA BESI DITURUNKAN DARI LANGIT "?

Di Tulis Abu Haitsam Fakhry

KAJIAN NIDA AL-ISALM

******

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد:



 

PENDAHULUAN:

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Besi (الحديد):

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

“Kami telah menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Hadiid: 25).
 
Dalam hadits Abdullah bin ‘Umar RA, Rosulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ أنزلَ أربَعَ بَرَكاتٍ مِنَ السماءِ إلى الأرْضِ ، فأنزلَ الحديدَ والنارَ والماءَ والْمِلْحَ

 “Sesungguhnya Allah telah menurunkan 4 keberkahan dari langit ke bumi: besi, api, air, dan garam.”

Hadits ini banyak bertebaran di kitab-kitab tafsir, antara lain; “معالم التنزيل” 8/41 karya al-Baghowi (w. 516 H), “غرائب القرآن ورغائب الفرقان” 7/128 karya an-Naisaabuuri (w. 728 H) dan “البحر المحيط” 10/230 karya Muhammad ibn Yusuf ibn Hayyan Atheer al-Din al-Andalusi, (w. 745 H).

Ibnu al-Qoyyim dalam “زاد المعاد” 4/362 berkata: “وَالْمَوْقُوفُ أَشْبَهُ” yakni: lebih tepatnya hadits mauquf”.

Syeikh al-Albaani dalam “السلسلة الضعيفة والموضوعة” no. 3053 berkata:

موضوع. رواه الديلمي عن سيف بن محمد: حدثنا عبد الرحمن بن مالك التيمي عن عبد الله بن خليفة عن ابن عمر مرفوعاً.

قلت: وهذا موضوع، آفته سيف بن محمد وهو ابن أخت سفيان الثوري. قال الذهبي في الضعفاء والمتروكين: قال أحمد وغيره: كذاب ، وقال الحافظ: كذبوه، وروى الطبراني في (الكبير) وفي (الأوسط) بعضه عن أم هانئ قالت: دخل النبي -صلي الله عليه وسلم- فقال: ما لي لا أرى عندك من البركات شيئاً؟ فقلت وأي بركات تريد؟ قال: إن الله أنزل بركات ثلاثاً: الشاة والنخلة والنار ، وقال الهيثمي (ج4ص66): وفيه النضر بن حميد وهو متروك".

PALSU . Ad-Dailami meriwayatkannya dari Saif bin Muhammad: telah memberi tahu kami Abdul Rahman bin Malik Al-Taymi dari Abdullah bin Khalifa dari Ibnu Umar, dengan sanad marfu’ kepada Nabi SAW.

Saya katakan: Ini secara ilmu sanad adalah Palsu. Hama-nya atau penyakitnya adalah Saif bin Muhammad, yang merupakan keponakan dari saudara perempuan Sufyan Al-Tsauri.

Al-Dzahabi berkata dlm “الضعفاء والمتروكين”: Ahmad dan yang lainnya berkata: Pembohong

Al-Hafiz berkata: Mereka telah menganggapnya pembohong. Dan Al-Tabarani meriwayatkan dalam (Al-Kabir) dan (Al-Awsat) sebagian dari Ummu Hani, yang berkata: Nabi SAW masuk dan berkata:

ما لي لا أرى عندك من البركات شيئاً؟ فقلت وأي بركات تريد؟ قال: إن الله أنزل بركات ثلاثاً: الشاة والنخلة والنار

Mengapa saya tidak melihat Anda memiliki keberkahan? Maka saya berkata: berkat apa yang Anda inginkan? Beliau SAW bersabda: “ Allah telah menurunkan tiga berkah: kambing, pohon kurma, dan api”.

Al-Haythami berkata (4/66): Dan di dalamnya ada Al-Nadr bin Humaid, dan dia itu orang yang ditinggalkan / متروك.” (Selesai)

Hadits ini di sebutkan pula oleh al-Imam as-Sayuthi dalam “الجامع الصغير”, dan di hukumi PALSU oleh Syeikh al-Albaani dalam Dho’if al-Jaami’ no. 869 dan 1568.

Para ahli tafsir banyak yang menafsirkan ayat di dalah surat Al Hadit dan hadits Rasulullah di atas tadi dengan mengatakan bahwasanya turunnya besi itu, bukan turun secara hakiki/ benar-benar. Akan tetapi artinya turun secara majazi/ mempunyai arti lain, yaitu menciptakan besi.

Syeikh Abdul Majiid Al-Zindaani menyatakan:

وليس معنى هذا أن المفسرين كلهم فسروا الإنزال بالخلق، ولكن منهم من فسر اللفظ على ظاهره، فنحن إذا بحثنا أقوال المفسرين في هذه المسألة، نجدهم منقسمين إلى فريقين؛

الأول: فسر اللفظ على ظاهره، فقال: (وأنزلنا الحديد) [الحديد: ٢٥]، بمعنى: أن الله أنزل الحديد من السماء كما أنزل آدم من السماء، وهو قول ابن عباس وعكرمة، وإليه ذهب الطبري والقرطبي والواحدي.

والثاني: اضطر إلى تأويل اللفظ عن ظاهره؛ لاستبعاد إمكانية تصور نزول الحديد إلى الأرض من السماء، وكما يشاهدون في أزمنتهم وبيئاتهم من استخراج الحديد من باطن الأرض، فقال: (وأنزلنا الحديد) [ الحديد: ٢٥] ، بمعنى: أنشأناه وجعلناه، وهو قول الحسن، وإليه ذهب ابن كثير والثعالبي والشوكاني وكثير من المفسرين.

Ini tidak berarti bahwa semua ahli tafsir menafsirkan kata “الإنزال” dengan makan penciptaan, melainkan ada sebagian dari mereka yang menafsirkan kata tsb dengan makna yang sebenarnya.

Jika kita meneliti perkataan para ahli tafsir tentang masalah ini, kita menemukan mereka terbagi menjadi dua kelompok:

Yang pertama: Menafsirkan kata pada makna sebenarnya, Allah SWT berfirman:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Artinya: Allah menurunkan besi dari langit, seperti halnya Allah menurunkan Adam dari surga. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas dan ‘Ikrimah, dan ini adalah madzhab Imam at-Thobari, al-Qurthuubi dan al-Waahidi.

Yang kedua: Terpaksa / darurat untuk menafsirkan lafadz “الإنزال” bukan makna dzohirnya, untuk menjauhkan kemungkinan menggambarkan turunnya besi ke bumi dari surga, dan seperti halnya mereka menyaksikan sendiri pada masa mereka dan di lingkungannya adanya mengeluarkan (ekstraksi) besi dari dalam bumi, maka Allah SWT berfirman:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ

 “Dan Kami turunkan besi”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Artinya: Kami telah menciptakan dan menjadikan, adalah pendapat al-Hasan, dan ini adalah Madzhab Ibnu Kastsir, al-Tsa'labi, al-Shaukaani, dan banyak dari kalangan para ahli tafsir.

[ Referensi: “وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ” (QS. Al- Hadid: 25), oleh Abdul Majiid Al-Zindaani, penelitian yang dipublikasikan di website: الهيئة العالمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة www.nooran.org

RINGKASAN TENTANG TURUNNYA BESI DARI LANGIT MENURUT FAKTA ILMIYAH:

Dalam dekade modern ini (abad ke-20), para ilmuwan Astronomi dan Fisika Astronomi telah mempelajari kandungan kimia (yang dikenal dalam tabel periodik) di alam semesta. Mereka menemukan bahwa unsur yang paling dominan adalah gas hidrogen (unsur tertipis dengan susunan paling sederhana) yang menyusun lebih dari 74% materi perspektif alam semesta.

Kemudian setelah dia adalah gas helium (elemen kedua dari tabel periodik) yang membentuk 24% dari materi perspektif alam semesta. Kemudian sisanya yang kurang dari 2% adalah sejumlah unsur yang jumlahnya lebih dari 100 unsur (dikenal manusia saat ini adalah 105 unsur) dari perspektif materi alam semesta.

Semua data ini menghasilkan konklusi logis yang dapat diterima bahwasanya seluruh unsur-unsur yang kita ketahui tadi telah menciptakan sejumlah gumpalan-gumpalan angin kencang di dalam bintang-bintang di dalam bintang-bintang yang diakibatkan gas Hidrogen dengan intensitas pada dirinya dan menyebabkan biji atom di dalamnya bersatu padu satu sama lain dengan proses yang disebut dengan proses fusi nuklir. Kemudian dengan proses tadi akan meluncurkan energi besar yang dari bintang-bintang tersebut.

Semua data ini mengarah pada kesimpulan logis yang dapat diterima bahwa semua unsur yang kita ketahui sebelumnya telah menciptakan sejumlah gumpalan angin kencang di bintang-bintang yang disebabkan oleh gas hidrogen dengan intensitas pada dirinya sendiri dan menyebabkan benih atom di dalamnya bersatu satu sama lain melalui proses yang dikenal sebagai fusi nuklir. Kemudian dengan proses ini akan meluncurkan energi yang besar dari bintang-bintang.

Seperti yang diketahui, bahan bakar di matahari adalah gas hidrogen, yang biji atomnya bergabung satu sama lain untuk membuat biji atom helium. Kemudian inti matahari yang panasnya sekitar 15 juta derajat akan memancarkan energi yang sangat besar, sedangkan permukaannya mencapai 6000 derajat, dan lidah api matahari yang disebabkan oleh inti matahari mencapai 1 juta derajat. Efek dari proses fusi nuklir pada jantung matahari tidak selalu menghasilkan unsur berat, apalagi menghasilkan unsur besi. Proses fusi di matahari ini hanya menghasilkan helium dan sejumlah unsur lainnya (unsur yang termasuk dalam tabel periodik) dalam persentase yang sangat kecil.

Sekarang, muncul pertanyaan: “Dari manakah asal besi dalam jumlah besar di bumi yang merupakan sepertiga dari massa bumi (6 x 1018 x 35,9% = 2,154 x 1018 ton besi))?

Studi astronomi yang ekstensif telah membuktikan bahwa bintang melewati banyak fase dalam sejarah hidupnya. Mulai dari lahir, remaja, dewasa, tua, mulai berguguran, memudar, mati, terbelah, lalu menyatu dengan asap langit. Di antara fase-fase ini, bintang menyala dengan nyala api yang sangat panas yang disebut “amukan yang hebat / ‘the great raging’'.

Tingkat panas di inti bintang mencapai sekitar belasan hingga ratusan triliun derajat. Inti dari amukan besar / the great raging ini adalah satu-satunya tempat yang diketahui di mana fusi nuklir terjadi dan benar-benar mengubah inti bintang menjadi besi. Dengan transformasi menjadi besi secara sempurna melalui hasil energi bintang-bintang, maka besi tersebut pecah dan berserakan di seluruh hamparan langit. Oleh karena itu besi mencapai beberapa benda langit termasuk bumi, karena meteorit-meteorit besi turun mendarat di bumi saat ini.

Semua fakta ini mengarah pada persepsi yang benar bahwa bumi ketika dipisahkan dari matahari (awan kosmik yang akhirnya menggumpal menjadi matahari) tidak berubah menjadi apapun kecuali hanya setumpuk abu, dan tidak ada unsur yang lebih tinggi kecuali aluminium dan silikon.

Kemudian bumi dihujani berbagai meteorit besi, batu, dan campuran kedua material tersebut yang akhirnya membuatnya lebih padat dari sebelumnya (saat masih berupa tumpukan abu). Setelah itu, semua tumpukan besi, batu, dan tumpukan abu meleleh dengan panas yang stabil di tengahnya.

Pada akhirnya bumi dibagi menjadi 7 bagian, yaitu:

Inti padat di dalam (90% besi, 9% nikel, Dan beberapa elemen-elemen ringan seperti sebagai: belerang, fosfor, dan karbon hingga 1%.)

Inti cair luar (terdiri dari berbagai bahan kimia),

Lapisan ketiga adalah selendang bumi (scarves of the earth) yang semakin berkurang karena Zat besi dari dalam yang terus memancar keluar (terbagi menjadi 3 bagian), lapisan paling bawah lapisan batuan bumi,

Dan yang terakhir adalah lapisan paling atas dari bebatuan ke permukaan bumi (unsur besi hanya 6,5%).

Dengan semua fakta tersebut telah terbukti bahwa semua besi yang ada di bumi benar-benar pada awalnya diturunkan dari langit, dan telah ditegaskan apa yang ada dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW. Subhanallah, Maha Suci Allah...

Jika bukan karena besi bumi sebabnya, tidak akan ada medan magnet yang menahan lapisan gas dan cairan ini, juga tidak akan ada kehidupan di permukaannya. Jika saja besi tidak turun dari langit ke bumi, maka tidak ada yang bisa hidup. Karena zat besi merupakan bagian penting dari hemoglobin dalam darah manusia, hewan, maupun tumbuhan.

In the end, everyone was surprised when the above facts were written in the Quran and confirmed by the Prophet 1400 years ago. This is proof that the Messenger of Allah is truly the messenger of Allah who never lies and can be trusted in all his words.

Artinya: Pada akhirnya, semua orang merasa kagum ketika fakta-fakta di atas telah termaktub dalam Al-Qur'an dan didukung oleh Sabda Nabi SAW 1400 tahun yang lalu. Ini adalah bukti bahwa Rasulullah SAW adalah benar-benar utusan Allah yang tidak pernah berbohong dan lagi dapat dipercaya dalam segala perkataannya.

*****

RINCIAN PEMBAHASAN TURUNNYA BESI PERTAMA DARI LANGIT 

JAWABAN TERHADAP KRITIKAN PARA PENENTANG NYA:

=====

PERTAMA: 
PARA ILMUWAN MENGKONFIRMASI BAHWA BESI DARI LANGIT:

1)  FAKTA ILMIYAH:

Dalam studi tentang distribusi berbagai elemen di bagian alam semesta yang dirasakan, dicatat bahwa gas hidrogen adalah elemen yang paling umum; Ini lebih dari 74% materi alam semesta yang terlihat, diikuti oleh gas helium, yang merupakan sekitar 24% materi alam semesta yang dapat diamati.

Dan bahwa kedua gas ini - yang mewakili elemen paling ringan dan paling sederhana - bersama-sama membentuk lebih banyak dari 98% materi bagian yang diketemukan dari alam semesta. Sementara sisa elemen-elemen yang kita kenal, yaitu lebih dari seratus elemen yang tergabungkan, keberadaanya kurang dari 2% dari materi alam semesta yang terlihat.

Pengamatan ini mengarah pada kesimpulan logis bahwa inti gas hidrogen adalah blok / sekumpulan bahan yang mengkonstruksi semua elemen yang kita kenal, yang diciptakan oleh fusi inti gas sederhana ini satu sama lain di dalam bintang melalui proses yang dikenal sebagai: proses fusi nuklir (عملية الاندماج النووي), dan darinya sejumlah besar energi dilepaskan, yang dikenal sebagai: Energi bintang-bintang (طاقة النجوم).

Dan proses fusi nuklir di dalam bintang-bintang di langit yang lebih rendah terjadi secara berurutan (berantai) dari elemen paling ringan ke yang tertinggi dari berat atom dan kompleksitas dalam konstruksi sampai inti bintang berubah menjadi besi.

Bintang meledak dan sisa-sisanya tersebar di langit untuk menangkap sejumlah bahan-bahan konstruksi utama, membuat unsur-unsur yang lebih tinggi dalam berat atomnya mendarat di salah satu planet atau bintang yang membutuhkan besi di hadapannya

Matahari kita sebagian besar terdiri dari gas hidrogen yang inti-intinya melebur satu sama lain untuk membentuk gas helium, dan energi yang luar biasa dari sepuluh juta derajat Celcius dilepaskan.

Proses Suhu di dalam matahari meningkat secara bertahap, dan dengan peningkatannya, reaksi bergerak ke tahap berikutnya di mana inti atom helium bergabung satu sama lain dalam serangkaian fusi berantai hingga mencapai produksi atom karbon (12), kemudian oksigen (16) dan kemudian neon (20), dan seterusnya.

Pada bintang biasa seperti matahari kita, yang suhu permukaannya diperkirakan sekitar enam ribu derajat Celcius, dan suhunya secara bertahap meningkat ke arah pusat matahari hingga mencapai sekitar 15 juta derajat Celcius, dan para astrofisikawan memperkirakan bahwa itu terjadi dengan mengubah hampir setengah jumlah hidrogen matahari menjadi helium ; maka suhu pada inti matahari itu akan mencapai 100 juta derajat Celcius, yang akan mendorong inti berbagai atom helium untuk melebur dalam tahap selanjutnya dari proses fusi nuklir, membentuk unsur-unsur yang lebih tinggi dalam berat atom seperti karbon dan dilepaskan sebagai energi yang lebih tinggi.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa ketika suhu inti matahari mencapai enam ratus juta derajat Celcius ; karbon akan berubah menjadi natrium, kemudian menjadi magnesium, dan kemudian menjadi neon. Kemudian proses fusi nuklir berikut menghasilkan unsur-unsur aluminium, silikon, belerang, fosfor, klorin, argon, kalium, dan kalsium, secara berturut-turut, dengan kenaikan suhu yang stabil, hingga mencapai dua ribu juta derajat Celcius sehingga inti bintang berubah menjadi titanium, vanadium, kromium, mangan, dan kelompok besi (besi, kobalt dan nikel).

Dan karena sintesis / pembentukan unsur-unsur ini memerlukan suhu yang sangat tinggi, sementara yang tersedia hanya dalam tahapan-tahapan khusus dalam kehidupan bintang-bintang raksasa yang dikenal sebagai: raksasa-raksasa besar (العماليق العظام), yang merupakan tahapan-tahapan pancaran yang sangat intens ; maka pembentukan unsur-unsur tsb tidak akan terjadi secara sempurna pada setiap bintang di langit, tetapi dalam tahapan-tahapan kehidupan khusus dari tahapan-tahapan “Bintang-Bintang raksasa” yang ketika meledak dikenal dengan istilah “ tahapan supernova (المستعرات العظمى / penyebar luasan secara besar-besaran) “.

Dan ketika inti bintang berubah menjadi besi, maka ia akan menghabiskan energi bintang, bukan menambahkan lebih banyak energi malah sebaliknya ; Ini karena inti atom besi adalah inti unsur yang paling kohesif, dan di sini bintang meledak dalam bentuk yang disebut: supernova jenis pertama atau kedua, menurut massa / blok awal bintang.

Dan pecahan bintang yang meledak tersebar di langit untuk memasuki kisaran gravitasi benda langit yang membutuhkan besi ini, seperti halnya meteorit besi mencapai bumi kita dengan jutaan ton setiap tahun.

Dan karena persentase dari besi di matahari kita tidak melebihi 0. 0037%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan proporsi dari besi pada masing-masing dari Bumi, Merkurius, Venus dan Mars, dan di meteorit besi yang sampai pada kita dari hamparan alam semesta, dan karena suhu inti matahari belum mencapai tingkat yang memungkinkannya untuk menghasilkan produksi silikon atau magnesium, apalago besi ; maka dengan jelas untuk menyimpulkan bahwa baik matahari, bumi, dan planet-planet tata surya, yang mengandung persentase besi yang berbeda, semuanya itu telah memperoleh besi dari sumber di luar tata surya kita di bentangan alam semesta.

Oleh karena itu, ketika bumi kita terpisah dari matahari, itu tidak lain hanyalah tumpukan abu yang terdiri dari unsur-unsur ringan, kemudian tumpukan ini dilempari dengan meteorit besi yang diluncurkan dari luar tata surya, lalu ia menetap di intinya berkat kepadatannya yang tinggi dan kecepatan super kosmiknya ; maka meleleh atau mencair karena panas nya yang diakibatkan penempatan di bumi, dan melelehkan pula tumpukan abu dan membaginya menjadi tujuh bagian bumi:

Inti padat berupa bola besar besi dan nikel, di mana proporsi besi mencapai 90%, dan nikel hingga 9%,

Dan beberapa elemen-elemen ringan seperti sebagai: belerang, fosfor, dan karbon hingga 1%.

Diikuti oleh inti cair dengan komposisi yang hampir sama secara kimiawi, dan ini merupakan inti Bumi: padat dan cair bersama-sama membentuk sekitar 31% dari total massa Bumi.

Dan diikuti oleh inti bumi hingga mantel / selendang luar Bumi (Mante), terdiri dari tiga sabuk: (bawah, tengah, atas).

Kemudian Mante; bebatuan bumi (Litosfer), yaitu terdiri dari dua sabuk: kulit bumi (Crust) dan di bawah kerak bumi (Subcrust).

Dan semakin menurun rasio besi dari inti Bumi ke bagian luar Bumi dengan terus menerus hingga ia mencapai 6,5 % di dalam kulit Bumi.

Dari sini, itu diyakini bahwa besi yang ada di dalam bumi, yang merupakan 35. 9% dari massa nya, tidak boleh tidak bahwa itu mungkin berada dalam sekian jumlah bintang-bintang Suvernova (yang tersebar luas) seperti raksasa-raksasa besar (العماليق العظام), yang meledak dalam bentuk penyebar luasan secara besar-besaran, maka berserakanlah serpihan-serpihannya di hamparan alam semesta, dan turun ke bumi dalam bentuk hujan meteorit besi, dan dengan demikian terbukti secara ilmiah bahwa semua besi bumi diturunkan dari langit, bukan hanya ini, bahkan besi di seluruh tata surya kita juga diturunkan dari langit, sebuah fakta hakiki yang tidak dapat dipahami oleh para ilmuwan sampai akhir tahun 50’an abad ke 20.
[ Refernsi. “من آيات الإعجاز العلمي: الأرض في القرآن الكريم“ Oleh DR. Zaghloul Al-Najjaar, hal.123-127].

------

2). KESESUAIAN ANTARA FAKTA ILMIYAH DAN APA YANG DI ISYARATKAN AYAT AL-QUR’AN:

DR. Zaghloul Al-Najjaar dalam artikelnya “من آيات الإعجاز العلمي: الأرض في القرآن الكريم“ hal. 123-127 meyebutkan:

Bahwa ada beberapa orang yang mengingkari akan adanya mukjizat ilmiah dalam ayat:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ

“ Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Dan orang yang mengingkari ayat mukjizat ini berkata:

يدعي الإعجازيون أن القرآن يقول: إن الحديد أنزل من السماء إلى الأرض، ويقولون: إن الحديد لم يتكون في المجموعة الشمسية بل جاء إليها من الخارج؛ لأنه لم يكن بها ما يكفي من طاقة لظهور عنصر الحديد.

“ Para I’jaz (Orang-orang yang meng klaim adanya mukjizat dalam ayat tsb) menyatakan:
Sesunnguhnya Al Qur'an mengatakan: Besi diturunkan dari langit ke bumi, dan mereka berkata: Besi tidak terbentuk dalam pembentukan tata surya, tetapi datang kepadanya dari luar, karena tatasurya tidak memiliki energi yang cukup untuk munculnya unsur besi “.

Lalu pengingkar mukjizat ini bertanya-tanya:

كيف لا يكون الحديد من العناصر المكونة لكوكب الأرض وهو من أكثر العناصر انتشارا بها، ويشكل حوالي 35% من مجموع كتلتها؟ كما أن اللب الداخلي للأرض يحتوي على الحديد، فكيف يستوي هذا مع عدم ظهوره فيها إلا عن طريق هبوطه بالنيازك؟

Bagaimana mungkin besi itu bukan salah satu elemen yang membentuk planet bumi ini, padahal itu adalah salah satu elemen yang paling mayoritas di dalamnya, dan membentuk sekitar 35% dari total massanya? Sama halnya bahwa inti dalam bumi mengandung besi, maka bagaimana mungkin ini bisa sama dengan tidak munculnya besi di dalamnya kecuali turunnya itu melalui meteorit?

Menanggapi hal itu, kami katakan:

ليس بغريب أن يذكر الطاعن كلاما كهذا؛ فمن الواضح أنه لم يطلع على كثير من الحقائق العلمية التي أثبتها العلماء حديثا بشأن تكون عنصر الحديد، فإلى أواخر الستينيات من القرن العشرين لم يكن أحد من العلماء يتصور ـ ولو من قبيل التخيل ـ أن هذا القدر الهائل من الحديد قد أنزل إلى الأرض من السماء إنزالا حقيقيا، كيف أنزل؟ وكيف تسنى له اختراق الغلاف الصخري للأرض بهذه الكميات المذهلة؟ وكيف أمكنه الاستمرار في التحرك بداخل الأرض حتى وصل إلى لبها؟ وكيف شكل كلا من لب الأرض الصلب ولبها السائل على هيئة كرة ضخمة من الحديد والنيكل، يحيط بها نطاق منصهر من التركيب نفسه؟ ثم كيف أخذت نسبته في التناقص باستمرار في اتجاه قشرة الأرض الصلبة؟

ولكن في أواخر القرن العشرين ثبت لعلماء الفلك والفيزياء الفلكية أن الحديد لا يتكون في الجزء المدرك من الكون إلا في مراحل محددة من حياة النجوم العملاقة ـ كما ذكرنا آنفا ـ التي تسمى بالعماليق العظام، والتي بعد أن يتحول لبها بالكامل إلى حديد تنفجر على هيئة المستعرات العظام، وبانفجارها تتناثر مكوناتها بما فيها الحديد من صفحة السماء، فيدخل هذا الحديد ـ بتقدير من الله تعالى ـ في مجال جاذبية أجرام سماوية تحتاج إليه، مثل أرضنا البدائية التي وصلها الحديد الكوني وهي كومة من الرماد، فاندفع إلى قلب تلك الكومة بحكم كثافته العالية وسرعته الكونية المندفع بها، فانصهر بحرارة الاستقرار في قلب الأرض البدائية وصهرها، ومايزها إلى سبع أرضين.

Bukan hal yang diherankan jika si pengingkar menyebutkan kata-kata seperti itu ; maka yang jelas bahwa dia tidak melihat banyak fakta ilmiah yang baru-baru ini dibuktikan oleh para ilmuwan tentang pembentukan unsur besi. Sampai akhir tahun 60’an abad ke 20, tidak ada ilmuwan yang bisa membayangkan - meskipun hanya sebatas khayalan atau imajinasi - bahwa sejumlah besar besi telah diturunkan ke bumi dari langit, benar-benar diturunkan sesuai fakta.

Lalu bagaimana mungkin dturunkan? Dan bagaimana dia bisa menembus lapisan bebatuan (litosfer) Bumi dalam jumlah yang luar biasa? Dan bagaimana ia bisa terus bergerak di dalam bumi sampai dia mencapai intinya? Bagaimana inti padat dan inti cair Bumi terbentuk menjadi bola besi dan nikel yang besar, dikelilingi oleh sabuk cair dengan komposisi yang sama? Lalu bagaimana persentasenya terus menurun menuju kerak bumi yang keras?

Namun pada akhir abad kedua puluh, terbukti bagi para astronom dan astrofisikawan bahwa besi tidak terbentuk di bagian alam semesta yang dirasakan kecuali dalam tahap-tahap tertentu kehidupan bintang-bintang raksasa (النجوم العملاقة) - seperti yang kami sebutkan di atas - yang disebut raksasa-raksasa besar (العماليق العظام), yang setelah benar-benar inti nya berubah menjadi besi, meledak dalam bentuk supernova (المستعرات العظام /penyebar luasan secara besar-besaran).

Dan dengan ledakannya itu, maka komponen-komponennya, termasuk besi, berhamburan dari permukaan langit, sehingga besi ini masuk - dengan kadar yang Allah tetapkan - di medan gravitasi benda langit yang membutuhkannya, seperti pada permulaan pembentukan bumi kita, yang kemudian sampai kepadanya besi kosmik, yang saat itu bumi merupakan tumpukan abu, lalu terdorong olehnya menuju pada inti tumpukan itu ; karena kepadatannya yang tinggi dan kecepatan kosmiknya, maka besi itu jadi meleleh karena panas yang ditimbulkan saat besi itu menetap di inti permulaan penciptaan bumi dan melelehkan pula tumpukan abu, lalu membedakan diri elemen-elemennya menjadi tujuh bumi.

[ Ref: “من آيات الإعجاز العلمي: الأرض في القرآن الكريم“ Oleh DR. Zaghloul Al-Najjaar, hal.121-122]

------

3). TAHAPAN-TAHAPAN PROSES PERUBAHAN INTI BINTANG MENJADI BESI:

Para ilmuwan mengatakan:

إن الأرض تشكلت قبل أربعة بلايين ونصف بليون عام، وكانت النيازك والمذنبات تقصفها بشدة وعنف بحيث كانت الحرارة المنبعثة من هذا القصف ـ فائق السرعة ـ عظيمة لدرجة كافية لإذابة الكوكب بأكمله، ثم بدأت الأرض تبرد بعد ذلك واستمرت تبرد إلى اليوم، وأخذت المواد الأكثر كثافة مثل الحديدـ والقادمة من تلك النيازك طريقها إلى قلب الأرض ومركزها، بينما صعدت السيليكات الأخف وزنا، وكذلك مركبات الأكسجين الأخرى والماء القادم من المذنبات إلى قرب السطح

“Bahwa Bumi terbentuk empat setengah miliar tahun yang lalu, dan meteorit serta komet membombardirnya dengan sangat keras sehingga panas yang dipancarkan oleh pemboman berkecepatan tinggi ini cukup besar untuk melelehkan seluruh planet. Kemudian bumi mulai mendingin setelah itu dan terus mendingin sampai hari ini, dan bahan-bahan yang lebih padat seperti besi dari meteorit ini menuju ke inti dan pusat Bumi, sedangkan silikat yang lebih ringan itu naik, dan begitu pula senyawa oksigen lainnya dan air dari komet, naik ke dekat permukaan bumi “.

[ Referensi: “وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ” (QS. Al- Hadid: 25), oleh Abdul Majiid Al-Zindaani, penelitian yang dipublikasikan di website: الهيئة العالمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة www.nooran.org

Profesor " Armstrong", salah satu ilmuwan terbesar perwakilan badan antariksa NASA Amerika, dia mengukuhkan kebenarannya ketika ditanya tentang bagaimana proses adanya besi?:

"لقد أجرينا أبحاثا كثيرة على معادن الأرض، ولكن المعدن الوحيد الذي يحير العلماء هو الحديد، فذرات الحديد ذات صفات مميزة، ولكي تتحد الإلكترونات والنيترونات في ذرة الحديد، فهي محتاجة إلى طاقة هائلة تبلغ أربعة أضعاف الطاقة الموجودة في مجموعتنا الشمسية! ولذلك فلا يمكن أن يكون الحديد قد تكون على الأرض، ولا بد أنه عنصر غريب وفد إلى الأرض ولم يتكون بها"

"Kami telah melakukan banyak penelitian tentang logam-logam bumi, akan tetapi satu - satunya logam yang membingungkan para ilmuwan adalah besi.

Tetapi satu-satunya logam yang membingungkan para ilmuwan adalah besi, atom besi memiliki sifat khusus, dan agar elektron dan neutron dapat bersatu dalam sebuah atom besi, dibutuhkan energi yang sangat besar yaitu empat kali lipat energi di tata surya kita!
Oleh karena itu, adanya besi tidak mungkin berasal dari Bumi, dan itu pasti unsur asing yang datang ke Bumi dan tidak terbentuk bersamaan dengannya”.

[Referensi: “من روائع الإعجاز العلمي في القرآن الكريم” oleh DR. ‘Aathif El-Mulaiji, Kairo, edisi ke-4, 2004 M, hlm.94, 95].

The Encyclopedia Britannica menyebutkan:

"إن أصل تكون الأرض عن طريق النمو التراكمي للكويكبات هي فرضية موثقة، والنيازك هي الأمثلة المحتملة للكويكبات التي عاشت في مرحلة ما قبل التكوكب من النظام الشمسي، وهكذا يظهر أن الأرض قد تشكلت بتراكم الأجسام الصلبة مع التركيب المتوسط للنيازك الحجرية".

"Asal usul pembentukan Bumi oleh pertumbuhan kumulatif asteroid adalah hipotesis yang terdokumentasi, dan meteorit adalah contoh-contoh yang mungkin dari asteroid yang hidup pada fase pra-planet dari tata surya, dan dengan demikian tampak bahwa Bumi dibentuk oleh akumulasi benda padat dengan komposisi pertengahan meteorit batu.
[ Referensi: “موسوعة الإعجاز العلمي في القرآن الكريم والسنة المطهرة” oleh Yusuf al-Haajj Ahmad hal. 227 cet. ke2 thn 2003, مكتبة ابن حجر Damaskus ]

GAMBAR YANG MEMBUKTIKAN BAHWA BESI TURUN DARI LANGIT


TEXT Tertulis:

هذه صورة عرضها موقع ناسا للفضاء بتاريخ 4 مارس 2007. وقال العلماء:

إنها صورة لمذنب يسبح في الكون، ويبلغ طوله أكثر من 30 مليون كيلو متر، ومن المحتمل أن يصطدم بأي كوكب يصادفه، ولدى تحليل هذا المذنب تبين أن ذيله عبارة عن مركبات حديد، أما النيازك التي سقطت على الأرض منذ بلايين السنين والمحملة بالحديد، فقد أغنت الأرض بهذا العنصر؛ ولذلك عندما تحدث القرآن عن الحديد أكد أنه نزل من السماء: (وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد ومنافع للناس) [الحديد: ٢٥]، وهذا يتطابق مع العديد من الدراسات التي تؤكد نزول الحديد واستقراره في باطن الأرض.

Ini adalah gambar yang disajikan oleh situs luar angkasa NASA pada tanggal 4 Maret 2007, dan para ilmuwan berkata:

Ini adalah gambar komet yang BERENANG di alam semesta, dengan panjang lebih dari 30 juta kilometer, dan kemungkinan akan bertabrakan dengan apa pun planet yang ditemuinya, dan ketika menganalisis komet ini, ditemukan bahwa ekornya adalah susunan senyawa-senyawa besi. Ia jatuh ke bumi miliaran tahun yang lalu dan sarat dengan besi. Ia memperkaya bumi dengan unsur ini; Oleh karena itu, ketika Al-Qur'an berbicara tentang besi, ditegaskan bahwa itu turun dari langit:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Dan ini sesuai dengan banyak penelitian yang mengkonfirmasi penurunan besi dan stabilitasnya di lapisan tanah bawah bumi.
[ Referensi: “هذا خلق الله: انفجار رائع للنجوم”, oleh Abdud-Daa’im Al-Kahiil, penelitian yang dipublikasikan di situs web: المهندس عبد الدائم الكحيل www.kaheel7.com (Engineer Abdul-Daem Al-Kaheel www.kaheel7.com).]

Terlepas dari adanya kritikan-kritikan dari para pengkritik, ayat ini akan tetap menjadi salah satu dari ayat-ayat mukjizat ilmiah yang membuktikan kemurnian akan kenabian Nabi Muhammad SAW.

Siapa yang mengajarinya fakta-fakta ini pada masa empat belas abad sebelum para ilmuwan menemukannya?

Allah lah yang mensifati Nabi SAW dengan mengatakan:

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ. إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS. An-Najm: 3-4).

===== 

KEDUA: 
MAKNA “الإنزال” DALAM AYAT SURAT AL-HADIID ADALAH “TURUN” HAKIKI, BUKAN BERMAKNA “PENCIPTAAN”.

Kata “الإنزال” dalam ayat surat al-Hadiid adalah bermakna hakiki, yaitu “menurunkan”, bukan bermakna “الخلق” yakni “penciptaan” saja.

Dalam sebuah Artikel yang disarikan dari situs “الهيئة العالمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة”
Tautan artikel: http://iswy.co/e16u2b, di sebutkan:

"لجأ المفسرون عند تفسير قوله تعالى:)وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد((الحديد: 25) إلى أن الإنزال هنا بمعنى: الخلق والإيجاد والتقدير والتسخير، ومن هنا يلتقط المشككون طرف الخيط مستندين إلى أقوال المفسرين من ناحية، وإلى قوله تعالى:)وأنزل لكم من الأنعام ثمانية أزواج((الزمر: ٦) من ناحية أخرى، قائلين: إن "أنزل" هنا تعني خلق".

Para Ahli Tafsir dalam menafsirkan firman Allah Ta’aala:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu)”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Mereka mengalihkan makna “الإنزال” kepada makna: “الخلق والإيجاد والتقدير والتسخير / penciptaan, mengadakan, menentukan dan mengendalikan ; maka dari sini lah para penebar keragu-raguan menangkap skeptis ujung benang dengan menyandarkannya kepada pernyataan-pernyataan para ahli Tafsir di satu sisi, dan juga pada firman Allah Ta’aala:

وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍ ۗ

“ dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untuk kalian “. (QS. Az-Zumaar: 6) di sisi lain. Lalu mereka mengatakan: “ Sesungguhnya kata “الإنزال” di sini berarti penciptaan”.

Ibnu Katsir berkata:

قوله تعالى: (وأنزل لكم من الأنعام ثمانية أزواج) [الزمر: ٦] ؛ أي: وخلق لكم من ظهور الأنعام ثمانية أزواج، وهي المذكورة في سورة الأنعام ثمانية أزواج؛ من الضأن اثنين، ومن المعز اثنين، ومن الإبل اثنين، ومن البقر اثنين.

“ Firman-Nya: “Dan Dia menurunkan untuk kalian dari hewan ternak delapan pasang ” (Al-Zumar: 6), yakni: Dia menciptakan untuk kalian dari punggung-punggung hewan ternak delapan pasang, dan hewan-hewan itu disebutkan dalam Surat Al-An'aam:

ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۚ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِۗ

Ada delapan hewan ternak yang berpasangan (empat pasang); sepasang domba dan sepasang kambing. (QS. Al-An’aam: 143).

وَمِنَ الْاِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِۗ

Dan dari unta sepasang dan dari sapi sepasang (QS. Al-An’aam: 144). [ Tafsir Ibnu Katsir 12/113. Cet. pertama thn 2000 M, Muassasah Qurthubah, Kairo ].

Di sini para pengkritik mengajukan pertanyaan:

Apakah ternak juga turun dari langit seperti besi turun, seperti yang di klaim oleh para pakar ayat-ayat mukjizat?!

Dan mereka tidak cukup dengan itu, tetapi mereka menyandarkannya pada ayat-ayat lain untuk mendukung pendirian mereka, termasuk firman Allah SWT:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ قَدْ اَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُّوَارِيْ سَوْءٰتِكُمْ وَرِيْشًاۗ

“ Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutupi aurat kalian dan untuk perhiasan bagi kalian ” (Al-A’raf: 26).

Dari ayat ini pertanyaan yang sama yang dia tanyakan sebelumnya muncul pula di benak para pengkritik: Apakah pakaian itu turun pada kita dari langit juga?

JAWABAN:

Untuk menanggapi syubhat ini, Syeikh Qisthoos Ibrahim Al-Nuaimi telah menjawabnya dengan menyatakan:

أولا: أن نسرد بعض من الآيات مقتطعة من سياقها؛ جريا على طريقة أولئك الذين يلقون بشبههم ويحسبون أنهم يحسنون صنعا، أو أنهم جاءوا بأمور لم يسبقهم إليها أحد، فعلى طريقتهم في فهم كتاب الله، فالويل كل الويل لمن صلى، فالله تعالى يقول: (فويل للمصلين (4)) [الماعون] ، وكذلك على الدعاة أن يبلغوا أقوامهم بترك الصلاة؛ لأن الله تعالى يقول: (يا أيها الذين آمنوا لا تقربوا الصلاة) [النساء: 43].

وهكذا... فالأصل أن يؤخذ الكلام في سياقه ليتضح معناه، أما اقتطاع الكلام من سياقه فإنه يخل بمعناه غالبا.

وترتيبا على ما سبق نقول:

إن ما استشهد به من أقوال أئمة المفسرين من قولهم: إن معنى الإنزال في آية الحديد الخلق، فهو اجتهاد من علماء مجتهدين، إن أصابوا فلهم أجران، وإن أخطئوا فلهم أجر، فهم مأجورون على كل حال، ولكن هذا لا يعني أنهم معصومون، ولا أن ما يقولونه حجة على كتاب الله أو على خلقه، إنما يتضح الإعجاز العلمي في القرآن الكريم عن طريق موافقة الحقائق العلمية الثابتة حديثا ـ سواء من المسلمين أو غيرهم ـ لما جاء في كتاب الله أو في سنة نبيه صلى الله عليه وسلم، فتكون هذه الموافقة حجة دامغة على أن القرآن من عند عليم خبير، خالق لهذا الكون، لا من عند بشر يخطئ ويصيب.

ومن هنا يتضح معنى قوله عز وجل: (سنريهم آياتنا في الآفاق وفي أنفسهم حتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد (53)) (فصلت)، فهذه الآية تنص على أن الله سيجعل في هذا القرآن من الآيات والأدلة ما بها تقوم الحجة على الخلق، إلى قيام الساعة وليس لزمن محدود أو عصر من العصور، فمن أين تريد أن يعلم المفسر الذي عاش قبل ثمان مئة سنة بهذه الدقائق الكونية، التي ما عرفها أحد قبله ولا بعده إلا بعد أن تراكمت الجهود واخترعت وسائل الكشف والمراقبة!.

Pertama-tama kita harus merunut sebagian ayat-ayat yang diambil dari runutan konteksnya; sesuai dengan cara mereka dalam melempar syubhat-syubhatnya dan mereka pikir bahwa apa yang mereka lakukan itu sebaik-baiknya perbuatan, atau mereka datang dengan membawa hal-hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelum mereka, dengan demikian cara mereka dalam memahami kitab Allah itu, sama seperti mengatakan: Maka kecelakaanlah dengan segala kecelakaan bagi orang sholat ; karena Allah Ta’ala berfirman:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (QS. Al-Maa’uun: 4).

Dan selain itu mereka juga mewajibkan para dai untuk memberitahukan pada kaum-kaumnya agar mereka meninggalkan shalat, karena Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَقْرَبُوا الصَّلَاةَ

“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendekati shalat ” (An-Nisa: 43), dan seterusnya...

Prinsip dasarnya adalah bahwa kata-kata itu harus diambil dalam konteksnya sehingga maknanya menjadi jelas, tetapi memotong kata-kata di luar konteks pada umumnya sering mendistorsi maknanya.

Dalam urutan di atas, kami katakan:

Apa yang dikutip dari pendapat para imam ahli tafsir dari perkataan mereka:

Arti “الإنزال” pada ayat surat al-Hadiid adalah “penciptaan”, maka itu adalah hasil ijtihad para ulama mujtahidiin, jika ijtihad mereka tepat dan benar, maka baginya dua pahala, tetapi jika salah, maka bagi mereka satu pahala. Apapun hasilnya mereka semuanya tetap diberi pahala, akan tapi ini tidak berarti mereka terjaga dari kesalahan, dan tidak pula semua yang mereka katakan adalah hujjah terhadap Kitab Allah atau terhadap makhluk-Nya.

Mukjizat ilmiah dalam Al-Qur'an akan menjadi jelas dengan cara penyesuaian fakta-fakta ilmiah yang baru diketemukan - baik oleh seorang Muslim atau lainnya - dengan apa yang dinyatakan dalam Kitab Allah atau dalam Sunnah Nabi-Nya SAW. Maka kesesuaian ini menjadih hujjah yang tak dapat dibantah bahwa Al-Qur'an berasal dari Allah Yang Maha Tahu, Yang Maha Pandai, Sang Pencipta alam semesta ini, bukan dari manusia yang terkadang salah dan terkadang benar.

Dari sini, menjadi jelas makna firman Allah Yang Mahakuasa:

﴿سَنُرِيهِمۡ ءَايَٰتِنَا فِي ٱلۡأٓفَاقِ وَفِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ﴾

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru cakrawala dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tidak kah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? “. (QS. Fush-shilat: 53).

Ayat ini menyatakan bahwa Allah akan menjadikan ayat-ayat Al-Qur'an ini dan dalil-dalilnya yang dengannya hujjah bisa ditegakkan pada makhluk, sampai datangnya Hari Kiamat dan bukan untuk waktu atau zaman yang terbatas, maka dari mana anda menginginkan bahwa seorang ahli tafsir yang hidup 800 tahun yang bisa mengetahui tentang alam semesta yang sangat pelik dan rumit yang belum diketahui oleh siapa pun sebelum atau sesudahnya kecuali setelah adanya upaya-upaya yang terkumpulkan dan alat-alat deteksi dan pengamatan ditemukan ! (Selesai)

[Referensi: “الإعجاز في سورة الحديد”, karya Qisthoos Ibrahim Al-Nuaimi, artikel yang dimuat di website: www.laghouat.net Dan kutip pula dalam Web: http://bayanelislam.net › Suspi... “نفي الإعجاز العلمي في قوله تعالى: وأنزلنا الحديد” ].

Dan Syeikh Abdul Majiid Al-Zindaani menyatakan:

وليس معنى هذا أن المفسرين كلهم فسروا الإنزال بالخلق، ولكن منهم من فسر اللفظ على ظاهره، فنحن إذا بحثنا أقوال المفسرين في هذه المسألة، نجدهم منقسمين إلى فريقين؛

الأول: فسر اللفظ على ظاهره، فقال: (وأنزلنا الحديد) [الحديد: ٢٥]، بمعنى: أن الله أنزل الحديد من السماء كما أنزل آدم من السماء، وهو قول ابن عباس وعكرمة، وإليه ذهب الطبري والقرطبي والواحدي.

والثاني: اضطر إلى تأويل اللفظ عن ظاهره؛ لاستبعاد إمكانية تصور نزول الحديد إلى الأرض من السماء، وكما يشاهدون في أزمنتهم وبيئاتهم من استخراج الحديد من باطن الأرض، فقال: (وأنزلنا الحديد) [ الحديد: ٢٥] ، بمعنى: أنشأناه وجعلناه، وهو قول الحسن، وإليه ذهب ابن كثير والثعالبي والشوكاني وكثير من المفسرين.

Ini tidak berarti bahwa semua ahli tafsir menafsirkan kata “الإنزال” dengan makan penciptaan, melainkan ada sebagian dari mereka yang menafsirkan kata tsb dengan makna yang sebenarnya.

Jika kita meneliti perkataan para ahli tafsir tentang masalah ini, kita menemukan mereka terbagi menjadi dua kelompok:

Yang pertama: Menafsirkan kata pada makna sebenarnya, Allah SWT berfirman:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ


“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Yakni: Allah menurunkan besi dari langit, seperti halnya Allah menurunkan Adam dari surga. Ini adalah pendapat Ibnu Abbas dan ‘Ikrimah, dan ini adalah madzhab Imam at-Thobari, al-Qurthuubi dan al-Waahidi.

Yang kedua: Terpaksa / darurat untuk menafsirkan lafadz “الإنزال” bukan makna dzohirnya, untuk menjauhkan kemungkinan menggambarkan turunnya besi ke bumi dari surga, dan seperti halnya mereka menyaksikan sendiri pada masa mereka dan di lingkungannya adanya mengeluarkan (ekstraksi) besi dari dalam bumi, maka Allah SWT berfirman:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ

 “Dan Kami turunkan besi”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Yakni: Kami telah menciptakan dan menjadikan, adalah pendapat al-Hasan, dan ini adalah Madzhab Ibnu Kastsir, al-Tsa'labi, al-Shaukaani, dan banyak dari kalangan para ahli tafsir.

[ Referensi: “وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ” (QS. Al- Hadid: 25), oleh Abdul Majiid Al-Zindaani, penelitian yang dipublikasikan di website: الهيئة العالمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة www.nooran.org
 
Dan Syeikh Qisthoos Ibrahim Al-Nuaimi mengatakan:

إذا أخذنا كلمة (أنزلنا) يجب أن نحكم على معناها من سياق الآية التي وردت فيها ولا نقارنها بآية أخرى وردت فيها الكلمة نفسها، فسياق الآية الأخرى قد يكون مختلفا فتختلف معه كلمة (أنزلنا).

وهذا هو الخطأ الذي وقع فيه أصحاب الشبهة، قال الله تعالى:)لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأنزلنا معهم الكتاب والميزان ليقوم الناس بالقسط وأنزلنا الحديد((الحديد: ٢٥)، فمن أين جاءت الكتب السماوية؟ ألم تنزل من السماء على أنبياء الله إلى الأرض؟ ألم ينزل الزبور وألواح التوراة على داود وموسى إلى الأرض؟، إذًا كلمة (وأنزلنا معهم) تعني أنها نزلت من السماء إلى الأرض؛ ومن ثم فإن سياق الآية يتجه إلى بيان بعض ما أنزله الله على عباده من السماء، وجاءت (وأنزلنا معهم) معطوفة على ما قبلها؛ لتبين استمرارية الآية في عرض صورة أخرى من صور الإنزال من السماء على الأرض بعد إنزال الكتاب والميزان، إذًا "وأنزلنا الحديد" معناه هبوطه من السماء.

 أما سورة الزمر فالآية الكريمة تتحدث عن خلق الإنسان، ثم جاء ذكر الأنعام:)خلقكم من نفس واحدة ثم جعل منها زوجها وأنزل لكم من الأنعام ثمانية أزواج يخلقكم في بطون أمهاتكم خلقا من بعد خلق في ظلمات ثلاث ذلكم الله ربكم له الملك لا إله إلا هو فأنى تصرفون (6)((الزمر)، إذا سياق الآية يتحدث عن الخلق، لذلك فإن (أنزلنا) هنا تعني الخلق؛ لأننا ـ كما قلنا ـ لا نأخذ معنى كلمة لها عدة دلالات من آيات مختلفة، ولكن نأخذ معناها من سياق الآية التي ذكرت فيها، فمعنى كلمة (أنزلنا) في سورة الحديد هو الهبوط من السماء، مهما كان معنى كلمة (أنزلنا) في سورة الزمر، سواء كانت الخلق أو الهبوط.

Jika kita mengambil kata (أنزلنا / kami menurunkan) kita wajib menghukumi terhadap maknanya sesuai konteks ayat yang tertera di dalamnya, dan kita tidak membandingkannya dengan ayat lain yang terdapat didalamnya kalimat yang sama ; karena kontek ayat lain mungkin berbeda ; maka berbeda pula bersamanya makna kalimat (أنزلنا).

Ini adalah kesalahan yang terjadi pada para pemilik syubhat, Allah SWT berfirman:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi “. (QS. Al-Hadiid: 25).

Dari mana datangnya kitab-kitab samawi? Bukankah kitab-kitab itu diturunkan dari langit kepada para nabi Allah ke bumi? Bukankah Zabur dan lauh-lauh Taurat diturunkan kepada Daud dan Musa ke bumi?

Maka firman Allah: (وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ / Dan Kami turunkan bersama mereka) berarti turun dari langit ke bumi; Oleh karena itu, konteks ayat tersebut mengarah pada penjelasan sebagian dari apa yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya dari langit, dan kata (وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ / Dan Kami turunkan bersama mereka) di athaf kan (sejalan) dengan apa yang telah datang sebelumnya; dalam rangka untuk menunjukkan kesinambungan ayat dalam penyajian gambaran yang lain dari gambaran-gambaran yang turunnya dari langit ke bumi setelah diturunkannya al-Kitab dan al-Miizan (timbangan), maka kalimat “وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ / Dan Kami turunkan besi” berarti turunnya besi dari langit.

Adapun dalam Surat az-Zumar maka ayat yamg mulia itu di awala dengan berbicara tentang penciptaan manusia, dan kemudian datang menyebutkan tentang hewan-hewan ternak:

خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ

"Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kalian delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak.

Dia menjadikan kalian dalam perut ibu-ibu kalian, tahapan penciptaan demi tahapan dalam tiga kegelapan. Yang (melakukan) demikian itu adalah Allah, Tuhan kalian, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kalian bisa dipalingkan?". (QS. Az-Zumar: 6)

Jika konteks ayat berbicara tentang penciptaan, maka kalimat (وَأَنْزَلَ / dan Dia menurunkan) di sini berarti penciptaan (الخلق), karena - seperti yang telah kami katakan - kami tidak mengambil arti kata yang memiliki beberapa konotasi dari ayat yang berbeda, tetapi kami mengambil maknanya dari konteks ayat yang disebutkan di dalamnya.

Maka arti kata (أنزلنا / Kami turunkan) dalam Surat Al-Hadid adalah yang turun dari langit, apa pun arti dari kata (أنزلنا / Kami turunkan) dalam Surat Al-Zumar, apakah itu penciptaan atau turun.

[ Referensi: “الإعجاز في سورة الحديد”, karya Qisthoos Ibrahim Al-Nuaimi, artikel yang dimuat di website: www.laghouat.net ].

Dan Dr. Muhammad Dawdah berkata:

إن ظاهرة تباين اللفظ تبعا للسياق من الخصائص الأساسية في لغات التخاطب، وهي أجلى ما تكون في لغة القرآن الكريم، وسماها اللغويون (الوجوه)، والدلالات المعجمية للفظ نفسه لا يتحدد إحداهما إلا من خلال السياق، والدلالة الحسية في (أنزلنا) لا تستبعد إلا بقرائن صارفة ولا تنفي الدلالة المعنوية، أما في قوله تعالى:)وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد ومنافع للناس((الحديد: ٢٥)، فيستقيم حمل لفظ (الإنزال) على الأصل، وهو الدلالة الحسية، باعتبار تعلق المقام هنا بخلق الأرض، لمجيء بيان إنزال الحديد، وهو من أثقل مكونات الأرض، في مقابل بيان إخراج المواد الأخف من الأرض نحو السطح في قوله تعالى:)والأرض بعد ذلك دحاها (30) أخرج منها ماءها ومرعاها (31) والجبال أرساها (32)[النازعات].

وهذا ما يتفق تماما مع المعرفة الحديثة من خروج كل ما أدى في النهاية إلى وجود مظاهر الحياة من نبات وحيوان، المعبر عنها باللفظ الجامع (مرعاها)، بعد التهيئة بتكثف بخار الماء وانقشاع دخان البراكين، في مقابل هبوط أثقل المواد من مثل الحديد نحو لب الأرض، الذي يتكون معظمه بالفعل من حديد".


Fenomenan perbedaan makna kata iyu tergantung pada konteks karakteristik dasar dalam bahasa komunikasi, dan itu yang paling jelas apa yang ada dalam bahasa Al-quran, dan menyebutnya ahli bahasa “الوجوه / arah-arahnya”.

Dan signifikansi secara kamus bahasa (الدلالات المعجمية / leksikal semantik) dari istilah itu sendiri tidak ditentukan oleh salah satu dari keduanya kecuali melalui konteks dan signifikansi indera dalam makna kata “kami turunkan” tidaklah dijauhkan kecuali dengan qarinah-qarinah yang menggiring pada makna yang lain (قرائن صارفة) dan tidak meniadakan signifikansi maknawi (الدلالة المعنوية).

Adapun dalam firman Allah Ta’aala:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ

“Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia”. (QS. Al-Hadiid: 25).

maka benarlah dan searah membawa kata (الإنزال) pada makna aslinya, yang merupakan indikasi indrawi, mengingat keterikatan posisi pembicaraan di sini dengan penciptaan bumi, untuk kedatangannya penjelasan turunnya besi, yang mana ia adalah salah satu komponen terberat di bumi, sebagai tandingan penjelasan tentang mengeluarkan / menaikkan elemen-elemen yang ringan dari dalam bumi ke arah permukaannya, seperti dalam Firman-Nya:

وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (30) أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا (31) وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا (32) مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ (33)

“Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia mengeluarkan darinya mata airnya, dan tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian”. (QS. An-Naazi’aat: 30-33).

Dan ini sepenuhnya konsisten dan teapat dengan pengetahuan modern dari keluarnya segala sesuatu yang akhirnya mengarah pada keberadaan manifestasi kehidupan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan, yang dinyatakan dalam istilah kolektif “وَمَرْعَاهَا” (dan mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya), setelah persiapan dengan kondensasi uap air dan penghapusan asap dari gunung berapi, berbeda dengan penurunan material terberat seperti besi menuju inti bumi yang sebagian besar sesuai realita terdiri dari besi.

[Referensi: “شبهة حول قوله تعالى: (وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ) (الزمر:6)”, Dr. Muhammad Dawdah, penelitian yang dipublikasikan di website: The International Commission for Scientific Miracles in the Qur’an and Sunnah www.nooran.org.]

Dan lagi pula, sesunnguhnya pada asalnya adalah membawa makna ungkapan dalam Alquran itu pada makna dzohirnya, sampai muncul sebuah qorinah yang membolehkan membawanya pada makna perumpamaan (ضرب المثل).

Dan perumpamaan dalam Al-quran itu banyak, dan itu cara yang lebih mengena untuk menjelaskan sesuatu yang dikehendaki dengan kondisi yang serupa, sebagaimana yang dinyatakan dengan jelas oleh Firman-Nya SWT:

وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

"dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nuur: 35).

Dan Firman-Nya SWT:

وَتِلۡكَ الۡاَمۡثَالُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُوۡنَ

“Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir”. (QS. Al-Hasyer: 21)

Dan Firman-Nya SWT:

وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

"Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS. Ibrahim: 25).

Dan dalam Firman-Nya SWT:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينً

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti kebenaran dari Tuhan kalian. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepada kalian cahaya yang terang benderang". (Al Quran). (QS. An-Nisaa’: 174).

Makna ungkapan yang Asli:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُورًا مُبِينً

"dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang" (Al Quran). (QS. An-Nisaa’: 174)

Adalah perpindahan sinar matahari ke arah Bumi, tetapi konteksnya berkaitan dengan menegakkan burhan / bukti dalam bidang agama melalui qarinah ungkapan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِنْ رَبِّكُمْ

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bukti kebenaran dari Tuhan kalian".. (QS. An-Nisaa’: 174).

Oleh karena itu para mufassir tidak berbeda pendapat dalam pentakwilan kata (النور /cahaya) serta memalingkannya dari makna aslinya, serta penjelasan bahwa yang dimaksud makna an-Nuur di sini adalah Alquran.

Dan seperti itulah, kita melihat bahwa gambaran itu menangkap konotasi dan melepaskan tali kekang agar kwalitas ungkapan terbanjiri dari segala penjuru, sehingga ungkapan tsb mencapai peringkat tertinggi dalam penjelasannya.

Maka kata kerja (الإنزال) yang tersebut di sini; berfaidah pada makna “ perpindahan dari atas ke bawah, seperti dalam firman Allah Yang Mahakuasa:

وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً

“Dan Dia menurunkan air dari langit ” (QS. Al-Baqarah: 22).
 
Dan adapun firman- Nya:

وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ

“Dan Kami turunkan besi”. (QS. Al-Hadiid: 25).

Maka maknanya mungkin dibawakan pada makna “ turun ke inti bumi “ karena ketiadaan sesuatu yang mengalihkan makna lafadz tsb dari makna yang aslinya. Dan tidak ada argumen bagi mereka yang mengatakan bahwa sebagian besar inti bumi adalah besi, karena kesaksian realitas sesuai dengan ayat yang jelas / eksplisit.

Qorinah-qorinah (alibi) yang bisa mengalihkannya dari makna yang sebenarnya dapat mencegah makna (الإنزال) pada makna yang dhohir / sebenarnya, seolah-olah yang digambarkan itu adalah hal-hal yang bersifat maknawi, seperti dalam firman Allah Yang Maha Kuasa:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ

“ Dia-lah yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang yang beriman ” (QS. Al-Fath: 4).

Dan Qorinahnya (alibinya) bahwa ketenangan adalah kondisi perasaan dan bukan berbentuk materi, maka dari itu ada keterangan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa dia mengalihkan makna “النزول” pada makna (الجعل/menjadikan), maka firman Allah Ta’ala: “ Dia menurunkan ketenangan ” (QS. Al-Fath: 4), artinya: Dia menjadikan ketenangan”.

Dalam gambaran misi pengutusan para Nabi ‘alaihimus salaam dalam dalam firman Allah swt di katakan:

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ

Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar / haq ((Baqarah: 213)

Kata berbarengan (المعية) dalam ayat tentang turunnya kitab bersama mereka, itu tidak menunjukkan pada makna berbarengan turunnya kitab dengan para Nabi dari langit.

Dan sesungguhnya kata kerja “البَعْث / mengutus” di sini mengalihkan makna (الإنزال) ke makna “ التصوير / penggambaran” itu hanya untuk memuliakan mereka dan penjelasan akan kesatuan Risalah untuk penyatuan sumber Kitab. Dan yang semisalnya adalah frman Allah SWT:

فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ

"Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung". (QS. Al-A’raf: 157)

Adapun Firman Allah:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutup aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik".(QS. Al-A’raf: 26).

Maka itu tidak berfaidah pada makna yang semisal, bahwa apa yang kita pakai itu turun dari langit ; karena sumbernya sudah maklum seperti wol dari hewan dan kapas dari tumbuh - tumbuhan, maka para mufassir telah berijtihad dengan membelokkan makna “kami telah menurunkan” dari makna turun.

Imam al-Syaukaani dalam tafsir nya berkata:

عبر عز وجل بالإنزال عن الخلق؛ أي: خلقنا لكم لباسا

Allah Azza wa Jalla mengungkapkan dengan kata “الإنزال” tentang penciptaan (الخلق), yaitu: Kami telah menciptakan pakaian untuk kalian. [ Baca “فتح القدير” 1/470 ].

Al-Jash-shas dlam tafsirnya berkata:

وإنما قال أنزلنا لأن اللباس يكون من نبات الأرض أو من جلود الحيوانات وأصوافها، وقوام جميعها بالمطر النازل من السماء

"Dan adapun Allah SWT berfirman: “Kami menurunkan” ; karena pakaian itu terbuat dari tumbuh-tumbuhan di bumi atau dari kulit dan bulu binatang, dan konsistensi semuanya itu adalah dengan turunnya hujan dari langit". [ Baca: “أحكام القرآن ” 3/39 ]

Akhirnya, di sana tidak ada yang menghalangi makna “الإنزال” dalam firman Allah SWT:

“ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kalian pakaian untuk menutup aurat kalian dan pakaian indah untuk perhiasan.. (QS. Al-A’raf: 26).

Adalah makna turun yang hakiki, bukan bermakna “الخلق / penciptaan ”, karena huruf al-jaar (حرف الجار) yang menempel dengan dhomir “عليكم” menunjukkan bahwa makna “الإنزال / menurunkan ” dalam ayat ini adalah hakiki, karena Allah SWT menciptakannya kemudian menurunkannya.

Dan begitu juga tidak ada yang mencegah bahwa hewan-hewan ternak pada asalnya diturunkan setelah penciptaanya yang awal. Maka hewan-hewan tsb diciptakan kemudian diturunkan, sama halnya seperti Adam, Hawa dan Iblis, mereka diciptakan kemudian mereka diturunkan.

Dan lihatlah firman Allah Ta’ala:

وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۖ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُونَ

Dan mereka berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat?" dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun). (QS. Al-An’aam: 8).

Maka apakah si penentang mengklaim bahwa kata “التنزيل” di sini berarti penciptaan (الخلق)?

Tidak, karena ini bertentangan dengan konteks ayat tersebut, karena malaikat turun dari langit dalam keadaan telah tercipta, Sama seperti turunnya hujan Roti kepada bani Israel tidak menafikan baginya pembuatannya oleh manusia, seperti yang datang keterangan dalam Taurat, Tuhan berkata kepada Musa:

"أنا أمطر لكم خبزا من السماء، فيخرج الشعب، ويلتقطون حاجة اليوم بيومها" (سفر الخروج 16: 4)

“Aku akan menurunkan hujan roti untuk kalian dari langit, dan orang-orang akan keluar, dan mereka akan mengumpulkan kebutuhan sehari pada harinya” (Keluaran 16:4).

 [Referensi: “شبهة إنكار نزول الحديد من السماء في القرآن” oleh Walid Al-Muslim, artikel yang dimuat di website: www.almeshkat.net ].

Oleh karena itu, maka kata “النزول” dalam ayat surat al-Hadiid adalah turun yang hakiki dan tidak berarti “penciptaan” saja.

Kita wajib menghukumi terhadap makna kalimat “أنزلنا” sesuai konteks ayat yang tertera di dalamnya, dan kita tidak membandingkannya dengan ayat lain yang terdapat didalamnya kalimat yang sama ; karena kontek ayat lain mungkin berbeda ; maka berbeda pula bersamanya makna kalimat (أنزلنا), dan ini adalah kesalahan yang dibuat oleh si pengkritik.

=====

KETIGA: 
SISI MUKJIZAT ILMIYAH

Manusia tidak dapat mengetahui fakta hakiki bahwa besi diturunkan dari langit ke bumi sampai ia memiliki sarana-sarana ilmiah yang memungkinkannya mengetahui apa yang terjadi dan apa yang terjadi di kedalaman bintang-bintang yang jauh untuk membentuk unsur besi.

Dan setelah dia mampu mengubah beberapa elemen ringan menjadi elemen berat dan menghitung apa yang dibutuhkannya dari energi tinggi, dan ketidakmampuannya untuk membentuk bahan besi dari bahan yang lebih ringan dari itu; Ini membutuhkan energi yang setara dengan empat kali energi tata surya,

Seperti halnya bahwa mengeluarkan (ekstraksi) besi dari tambang-tambangnya di dalam perut bumi oleh manusia membuat mereka tidak menyangka bahwa besi telah diturunkan dari langit ke bumi, dan membuat mereka percaya bahwa itu diciptakan dengan sisa unsur-unsur bumi.

Oleh karena itu ilmu eksperimental kosong dari referensi apapun untuk fakta ini sebelum kuartal terakhir abad ke 20. Dan begitu pula banyak para ahli tafsir yang terpaksa menafsirkan lafadz Qur’ani: “ dan kami telah menurunkan besi” (QS. Al-Hadid: 25) dengan makna yang tidak dapat ditanggung oleh lafadz tsb, termasuk para ahli tafsir kontemporer yang hidup di abad ke 20.

Maka Siapakah yang memberi tahu Muhammad SAW tentang hakikat kebenaran ini yang belum diketahui oleh umat manusia sampai seperempat terakhir abad ke 20?!

Referensi:

  1. Web: http://bayanelislam.net › Suspi... “نفي الإعجاز العلمي في قوله تعالى: وأنزلنا الحديد” ].
  2. Website: www.alkalema.us.


Posting Komentar

0 Komentar