Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN TENTANG PROSES PENCIPTAAN MANUSIA

Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL - ISLAM

===*****===

بسم الله الرحمن الرحيم

PENDAHULUAN

Surat Al - ‘Alaq yang pertama diturunkan kepada Rasulullah SAW, menerangkan bahwa manusia diciptakan dari ‘Alaq (segumpal darah).

Urgensi dari hal tersebut adalah mengajari manusia tentang ilmu yang belum mereka ketahui pada saat itu.

Perintah membaca yang diikuti dengan informasi pengetahuan tersebut mengindikasikan bahwa manusia harus mempelajari tentang dirinya sendiri dan bagaimana ia diciptakan.

{ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ)

Artinya: Bacalah  - wahai Rasul -  apa yang diwahyukan Allah kepadamu, dimulai dengan membaca nama Rabbmu yang telah menciptakan seluruh makhluk. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al - ‘Alaq: 1 - 5).

Dan dalam surat ath - Thooriq, Allah SWT dengan tegas memerintahkan para hambanya utk mempelajari dan memperhatikan proses penciptaan diri mereka:

Allah Ta’ala berfirman:

{ فَلْيَنظُرِ ٱلْإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ. خُلِقَ مِن مَّآءٍ دَافِقٍ . يَخْرُجُ مِنۢ بَيْنِ ٱلصُّلْبِ وَٱلتَّرَآئِبِ}.

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada. (QS. Ath - Thooriq: 5 – 7).

Tafsir nya: (Maka hendaklah manusia memperhatikan) dengan perhatian yang dibarengi dengan mempelajarinya (dari apakah dia diciptakan?) artinya berasal dari apakah dia tercipta? (Dia diciptakan dari air yang terpancar) yakni yang dipancarkan oleh laki - laki ke dalam rahim wanita. (Yang keluar dari antara tulang sulbi) laki - laki (dan tulang dada) perempuan. (QS. Ath - Thooriq: 5 – 7).

Proses pembuahan terkait lahirnya anak manusia sudah dijelaskan dalam Alquran. Jauh sebelum teknologi atau ilmu pengetahuan saat ini, yang bisa mengungkap terkait proses fertilisasi, namun Alquran jauh sebelumnya sudah menyebutkan tahapan proses tersebut.

Alquran yang diturunkan 1.400 tahun lalu banyak mengungkap informasi yang baru saat ini berhasil ditemukan oleh ilmuwan melalui penelitian. Fenomena atau fakta saat ini yang kemudian sesuai dengan Alquran, menunjukkan tanda - tanda kebesaran Allah dan bahwa kitab suci umat Islam ini benar yang datangnya dari Sang Maha Pencipta.

Dan Allah SWT mengingatkan kepada umat Manusia bahwa masing - masing mereka ini sebelum di ciptakan adalah makhluk yang tidak dikenal dan tidak pernah disebut namanya di muka bumi ini. Allah SWT berfirman:

{ هَلْ أَتَىٰ عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا. إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا. إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا}.

“ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir”. (QS. Al - Insaan: 1 - 3)

Diantara ayat - ayat al - Quran yang membicarakan proses kejadian manusia adalah sebagai berikut:

===*****====

PERTAMA : 
UNSUR - UNSUR MATERIAL PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA

Ke 1: AIR

Allah SWT berfirman:

﴿ وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا ﴾

Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah (perbesanan) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. (QS - al - Furqan:54)

Tafsirnya: Dan Allah menciptakan Adam dari air yang dicampur dengan tanah, dan menciptakan keturunannya dari air mani laki - laki dan air mani perempuan; dan menjadikan dalam keturunan ini terdapat orangtua, anak, saudara, dan perbesanan dengan kerabat pasangan. Tuhanmu memiliki kekuasaan yang besar untuk menciptakan makhluk sesuai dengan kehendak - Nya.

(Tafsir Al - Madinah Al - Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al - Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al - Qur'an Universitas Islam Madinah)

Adapun makna (الصهر) adalah hubungan antara suami dan keluarga istrinya yang terbentuk dari pernikahan serta hubungan antara istri dan keluarga suaminya, dan juga hubungan antara keluarga suami dan keluarga istri. Kerabat istri disebut dengan (الأختان), sedangkan kerabat suami disebut dengan (الأحماء), dan keduanya termasuk dari perbesanan.

(Baca: Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah)

KE 2: DEBU / TANAH

Debu / Tanah adalah unsur material kedua dari penciptaan bapak manusia, Adam - AS. Allah SWT berfirman:

﴿ إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ ﴾

Sesungguhnya semisal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari debu, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imran: 59)

Debu atau Tanah adalah unsur terpenting dari unsur - unsur pembentukan setiap manusia setelah Adam AS, karena dari debu itu tumbuhnya tumbuh - tumbuhan, dan dari tumbuh - tumbuhan keluarnya makanan, dan dari makanan itu terciptanya darah, dan dari darah terciptanya sperma, dan dari sperma terbentuknya janin.

Allah SWT berfirman:

﴿ وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أنثى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ ﴾

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki - laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan - Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (QS. Fatir: 11)

Dan Allah SWT berfirman pula:

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا... ﴾

“Hai manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari DEBU / TANAH, kemudian dari setetes MANI, kemudian dari SEGUMPAL DARAH, kemudian dari SEGUMPAL DAGING yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.

Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian (dengan berangsur -  angsur) kalian sampailah kepada kedewasaan.

Dan di antara kalian ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kalian yang dipanjangkan umurnya sampai masa pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya....” (QS. Al - Hajj: 5).

Dan ada hasil penelitian lain oleh para ulama tentang penciptaan manusia dari Debu / Tanah, yaitu yang menyatakan:

وهو أنه خلق أباهم آدم منها، ثم خلق منه زوجَه، ثم خلقهم منها عن طريق التناسل، فلما كان أصلُهم الأول من ترابٍ، أطلق عليهم أنه خلقهم من ترابٍ؛ لأن الفروع تبع الأصل، وقد توصَّل العلم الحديث إلى أن كل العناصر المكوِّنة للإنسان هي عناصر التراب.

“ Bahwa Dia SWT menciptakan ayah mereka Adam dari debu, kemudian Dia menciptakan istrinya Hawa dari Adam, kemudian Dia menciptakan anak cucunya dari Hawa melalui proses reproduksi (التناسل).

Ketika asal pertama mereka adalah dari debu, maka Allah SWT memutlakkan mereka bahwa Dia menciptakan mereka dari debu; Karena cabang - cabang itu mengikuti asal - usulnya, dan ilmu pengetahuan modern juga telah menyimpulkan bahwa semua unsur yang membentuk manusia adalah unsur - unsur Debu, (maka ketika mereka mati akan kembali menjadi debu Pen.).

===***===

KEDUA: 
TAHAPAN PENCIPTAAN MANUSIA PERTAMA (Adam AS)

KE 1: TANAH LIAT / LUMPUR

Tanah liat atau Lumpur ini merupakan hasil pencampuran unsur - unsur air dan debu, seperti yang telah kami jelaskan di atas, oleh karena itu tanah liat adalah senyawa yang membentuk tubuh manusia.

Allah SWT berfirman: 

﴿ ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ * الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنسان مِنْ طِينٍ * ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ * ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ ﴾

“ Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik - baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.

Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan) - Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur “. (QS. As - Sajdah: 6 – 9).

Dan dalam surat al - Mukminun Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ

ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ

ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ

" Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah liat.

Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.

Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al - Mu’minuun: 12 – 14)

Dan Allah SWT menggambarkan tentang lumpur / tanah liat ini sebagai tanah liat yang lengket ; Yakni: perekat yang lengket dan kohesif yang menyatu. Allah SWT berfirman:

﴿ فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ ﴾

" Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat yang lengket". (QS. Ash - Shooffaat: 11)

Dalam Tafsir al - Jalalain di katakan:

(Maka tanyakanlah kepada mereka) kepada orang - orang kafir Mekah, kalimat ayat ini mengandung makna Taqrir atau Taubikh, yakni mengandung nada menetapkan atau celaan,

("Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah yang telah Kami ciptakan itu?")

yakni para malaikat, langit, bumi dan semua apa yang ada di antara keduanya.

Didatangkannya lafal Man (مَنْ) mengandung pengertian memprioritaskan makhluk yang berakal.

(Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka) yakni: asal mereka, yaitu Nabi Adam

(dan tanah liat yang lengket): tanah yang melekat di tangan bilamana dipegang. Maksudnya, kejadian mereka adalah dari sesuatu yang lemah, karena itu janganlah mereka bersikap takabur dan sombong, yakni mengingkari Nabi saw. dan Alquran, yang hal ini dengan mudah dapat mengakibatkan mereka terjerumus ke dalam jurang kebinasaan.

Perlu disebutkan di sini bahwa alasan perbedaan manusia dalam sifat, bentuk, dan akhlaknya adalah karena material dari mana Allah SWT menciptakan Adam; di mana Allah SWT mengumpulkan debu - debunya dari seluruh permukaan bumi.

Dari Abu Musa Al Asy'ari RA ia berkata; Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ جَعَلَ مِنْهُمْ الْأَحْمَرَ وَالْأَبْيَضَ وَالْأَسْوَدَ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلَ وَالْحَزْنَ وَبَيْنَ  ذَلِكَ وَالْخَبِيثَ وَالطَّيِّبَ وَبَيْنَ ذَلِكَ

" Sesungguhnya Allah 'azza wajalla menciptakan Adam dari segenggam (tanah) yang Dia genggam dari seluruh bumi. Maka anak keturunan Adam sesuai dengan tanah, ada yang berkulit putih, merah, hitam atau berkulit antara warna - warna itu. Kemudian ada yang bersifat mudah, sedih dan antara dua sifat itu. Dan ada juga yang buruk, baik, dan ada yang sifatnya campuran diantara kedua hal itu."

(HR. Abu Daud no. 4067, 4693, Nasaa’i no. 2879 dan Imam Ahmad no. 18813. Ini adalah lafadz Imam Ahmad)

Abu Isa berkata ; “ Hadis ini hasan shahih “.
Dan hadits ini di Shahihkan oleh Syeikh al - Albaani dalm shahih Sunan Abi Daud.

KE 2: LUMPUR HITAM YANG DI BERI BENTUK (حَمَأٍ مَسْنُونٍ)

Allah SWT membiarkan tanah liat / lumpur ini setelah mencampurkan kedua unsurnya hingga berubah menjadi lumpur hitam yang berbentuk (حَمَأٍ مَسْنُونٍ).

Allah SWT berfirman:

﴿ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنسان مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَأٍ مَسْنُونٍ ﴾

“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk “. (QS. Al - Hijr: 26)

Arti Hama’ (حَمَأٌ) adalah lumpur hitam yang berubah - ubah, seperti yang dikatakan para mufassir.

Sedangkan makna Masnuun / مَسْنُونٍ ada perbedaan pendapat di antara para mufassir.

Ada yang mengatakan: المصوَّر من سُنَّة الوجه وهى صورته / terbentuk Sunnah wajahnya, dan itu adalah gambarnya

Dan ada yang mengatakan:

المسنون المصبوب المفرغ ؛ أي: أفرغ صورة الإنسان كما تفرغ الصور من الجوهر في أمثلتها.

Al - masnuun adalah yang dibentuk yang khusus ; Yaitu: mengkhususkan bentuk manusia sebagaimana mengkhususkan gambar - ganbar dari esensi yang menyerupainya.

Dan ada yang mengatakan:

في رواية لابن عباس ومجاهد والضحاك: إنه المنتن

Dalam riwayat Ibn Abbas, Mujahid dan Al - Dahhak: Dialah yang bau bangkai busuk

Al - Shanqiithii mentarjih pendapat pertama dengan dalil:

﴿ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنسان مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَأٍ مَسْنُونٍ ﴾

“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk “. (QS. Al - Hijr: 26)

أي بعد أن مزَج الخالق - تبارك وتعالى - عنصرَي التراب والماء صار المزيج طينًا لازبًا لاصقًا، ثم بعد ذلك صار هذا الطين حمأ أسودًا مسنونًا مصورًا

Artinya, setelah Sang Pencipta - تبارك وتعالى -  mencampurkan dua unsur debu dan air, campuran tersebut menjadi lumpur yang hitam yang dibentuk rupanya.

(Baca: “أضواء البيان”, “تفسير القرآن العظيم” dan “فتح القدير” dalam tafsir surat al - Hijr ayat 26)

KE 3: TAHAPAN MENJADI (صَلْصَالٍ) TANAH LIAT YANG MULAI MENGERING.

Yaitu Seperti tanah liat yang bisa di bentuk untuk bikin tembikar:

Setelah tanah liat itu menjadi lumpur hitam yang berbentuk dalam bentuk Adam, lalu tanah tsb berubah menjadi tanah liat mengering seperti tembikar.

Allah SWT berfirman:

﴿ خَلَقَ الإنسان مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ ﴾

“ Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar “ (QS. Ar - Rahman: 14)

Makna: (الصلصال) adalah

الطين اليابس الذي له صلصلة؛ أي يصوت من يُبْسه إذا ضربه شيء، ما دام لم تمسه النار، فإذا مسَّته النار فهو حينئذٍ فخَّار، وهذا قول أكثر المفسرين.

“ Tanah liat kering yang memiliki suara shalshalah ; Artinya, karena keringnya tanah liat tsb bisa mengeluarkan suara jika ada sesuatu yang membenturnya, selama tanah liat itu belum dibakar dengan api. Lalu jika sudah dibakar dengan api, maka saat itu tanah liat tsb berubah menjadi tembikar. Ini adalah pendapat mayoritas para ahli tafsir “.

Tanah liat yang kering (الصلصال) ini mirip dengan tembikar / gerabah, hanya saja bukan tembikar / gerabah. Karena Allah tidak memasukkan Adam ke dalam api, agar dia menjadi tembikar / gerabah.

Adapun jangka waktu antara fase tanah liat (الطين), lumpur hitam berbertuk (الحمأ المسنون), dan tanah liat kering (الصلصال), Allah SWT tidak menentukannya dalam Al - Qur'an.

Demikian pula tidak ada hadits Nabi yang shahih yang dapat dijadikan dalil, dan salah satu hadits yang menggambarkan tahapan / fase ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Huraira radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah saw bersabda:

إنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ مِن تُرابٍ، ثُمَّ جَعَلَهُ طِينًا، ثُمَّ تَرَكَهُ حَتّى إذا كانَ حَمَأً مَسْنُونًا، خَلَقَهُ وصَوَّرَهُ، ثُمَّ تَرَكَهُ حَتّى إذا كانَ صَلْصالًا كالفَخّارِ، وجَعَلَ إبْلِيسُ يَمُرُّ بِهِ فَيَقُولُ: لَقَدْ خُلِقْتَ لِأمْرٍ عَظِيمٍ. ثُمَّ نَفَخَ اللَّهُ فِيهِ مِن رُوحِهِ، فَكانَ أوَّلَ شَيْءٍ جَرى فِيهِ الرَّوْحُ بَصَرُهُ وخَياشِيمُهُ، فَعَطَسَ فَلَقّاهُ اللَّهُ حَمْدَ رَبِّهِ، فَقالَ الرَّبُّ: يَرْحَمُكَ رَبُّكَ......

 "Allah menciptakan Adam dari debu, kemudian menjadikannya tanah liat, dan kemudian membiarkannya sehingga ketika telah berubah menjadi lumpur hitam yang bisa dibentuk, maka Allah menciptakan nya dan menggambarnya, dan kemudian membiarkannya lagi sehingga ketika sudah menjadi tanah liat yang mengering seperti tembikar, tiba - tiba iblis melewatinya. Dan Iblis berkata: “Sungguh kamu diciptakan untuk hal yang besar “.

Kemudian Allah meniupkan ruhnya ke dalam dirinya, dan hal pertama yang dilalui oleh ruh itu adalah mata dan hidungnya, maka dia bersin, lalu Allah mengajarkannya untuk memuji Rabb nya. Lalu Rabb berfirman: “يَرْحَمُكَ رَبُّكَ” semoga Rabb mu merahmati mu.......dst

(Diriwayatkan oleh al - Bazzaar, an - Nasaa’i di “اليوم والليلة”, Ibnu Saad, Abu Ya’la, Ibn Mardawayh, dan al - Bayhaqi dalam “Asmaa wa Sifat” dari Abu Hurairah RA. Lihat Tafsir “الدر المنثور” 1/258 karya Imam Sayuthi ketika menafsiri surat al - Baqarah ayat 30)

KE 4: TAHAPAN PENIUPAN RUH

Setelah Allah SWT membentuk gambar calon manusia pertama, kemudian setelah itu ia menjadi tanah liat yang mengering seperti tembikar, lalu Allah SWT meniupkan ruh pada nya.

Allah SWT berfirman:

﴿ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ * فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴾

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat ".

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka mereka tersungkur sujud kepadanya". (QS. Shaad: 71 – 72)

Allah Azza wa Jalla menyandarkan kata Ruh kepada dzat diri - Nya sendiri, tujuannya untuk mensyiarkan bahwa Ruh ini tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali Dia Azza wa Jalla.

Dan adapun seperti apa ruh itu dan bagaimana cara meniupkannya, maka itu hanya Allah yang tahu dan tidak ada cara bagi siapa pun untuk bisa mengetahuinya.

Allah SWT berfirman:

﴿ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا ﴾

Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan - ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al - Isra: 85).
(Baca: “الوسيط” 12/81)

Allah SWT memerintahkan para malaikat - Nya sebelum penciptaan Adam bahwa mereka harus bersujud kepada makhluk ini setelah Ruh telah memasuki tubuhnya. Allah SWT berfirman:

﴿ إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ * فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ ﴾

“ (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat ".

Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka mereka tersungkur sujud kepadanya". (QS. Shaad: 71 – 72)

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Yang Mahakuasa ketika Dia meniupkan ruh ke dalam jasad Adam, maka para malaikat harus segera bersujud kepadanya; karena huruf Fa / فاء memberi makna harus langsung setelah kejadian (لِلتَّعْقِيْبِ) bukan membolehkan berlambat - lambatan (لا لِلتَّرَاخِيْ). (Baca: “التفسير التربوي” 3/145).

Penulis kitab Tafsir adz - Dzilaal berkata:

"ما كان لهذا الكائنِ الصغير الحجم، المحدود القوة، القصير الأَجَل، المحدود المعرفة، ما كان له أن ينال شيئًا من هذه الكرامة لولا تلك اللطيفة الربانية الكريمة (النفخة العلوية التي جعلت منه إنسانًا) وإلا فمَن هو؟ إنه ذلك الخلق الصغير الضئيل الهزيل الذي يحيا على هذا الكوكب الأرضي مع ملايين الأنواع والأجناس من الأحياء، وما الكوكب الأرضي إلا تابعٌ صغير من توابعِ أحدِ النجوم، ومن هذه النجوم ملايين الملايين في ذلك الفضاء الذي لا يدري إلا الله مداه... فماذا يبلغ هذا الإنسان لتسجدَ له ملائكة الرحمن إلا بهذا السر اللطيف العظيم؟! إنه بهذا السر كريم كريم، فإذا تخلَّى عنه أو اعتصم منه ارتدَّ إلى أصله الزهيد من طين ".

“ Makhluk yang kecil ini (yakni Adam AS), yang terbatas kekuatannya, berumur pendek, terbatas pengetahuannya, tidak akan mendapatkan apa pun dari martabat mulia ini, kalau bukan karena Rahmat Ilahi yang murah hati itu (sebuah tiupan ruh dari Yang Maha Tinggi yang membuatnya menjadi manusia).

Jika bukan karena itu, lalu siapa dia (Adam) itu? Dia adalah makhluk kecil, mungil, kurus yang hidup di planet bumi ini dengan jutaan spesies dan jenis kehidupan.

Dan Planet bumi ini tidak lain adalah planet pengikut kecil dari salah satu planet - planet pengikut bintang - bintang. Dan di antara bintang - bintang ini terdapat pula jutaan juta - juta planet - planet di ruang angkasa yang mana luas dan ujungnya hanya Allah SWT yang tahu.

Bagaimana mungkin orang ini (Adam AS) dapat menjangkau para malaikat nya Ar - Rahmaan untuk bersujud kepadanya kecuali dengan rahasia yang besar dan yang lembut ini?!

Sesungguhnya dalam rahasia ini terdapat kemulian - kemulian dari Allah SWT. Maka Jika ia meninggalkan - Nya atau menghindari - Nya, maka ia akan kembali ke asalnya yang kecil, yaitu dari tanah liat “.(Baca: “التفسير التربوي” 3/145).

====*****====

KETIGA :
PROSES DAN TAHAPAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM RAHIM IBUNYA.

Cukup banyak ayat - ayat al - Qur’an yang menyatakan tentang proses dan tahapan - tahapan penciptaan manusia dalam rahim ibunya, akan tetapi sangat sedikit sekali umat Islam yang mendalami dan mempelajarinya.

Sebagaimana Al - Qur'an berbicara tentang tahapan - tahapan penciptaan manusia pertama yaitu Nabi Adam AS, maka al - Qur’an juga berbicara tentang proses dan tahapan - tahapan penciptaan keturunan manusia pertama tsb. Dan berikut ini ayat - ayat yang mengacu pada tahapan - tahapan tsb.

Di antaranya: dalam (Surat al - Hajj: ayat 5), (surat al - Mukminun: 12 - 14), (surat Faathir: 11), (surat Ghoofir: 67), (surat al - Insaan: 2), (surat an - Nahl: 4), (surat al - Kahfi: 37), (surat az - Zumar: 6), (surat Yaasin: 77), (surat an - Najm: 46), (surat al - Qiyamah: 37), (surat ‘Abasa: 19) dan lainnya.

Disini penulis akan menyebutkan beberapa ayat saja:

KE 1: Firman Allah SWT:

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا.... ﴾

“Hai manusia, jika kalian dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari DEBU / TANAH, kemudian dari setetes MANI, kemudian dari SEGUMPAL DARAH, kemudian dari SEGUMPAL DAGING yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.

Kemudian Kami keluarkan kalian sebagai bayi. Kemudian (dengan berangsur -  angsur) kalian sampailah kepada kedewasaan.

Dan di antara kalian ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kalian yang dipanjangkan umurnya sampai masa pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya....” (QS. Al - Hajj: 5).

KE 2: Firman Allah SWT:

﴿ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنسان مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ * ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ * ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴾

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu SARIPATI dari TANAH.
Kemudian Kami jadikan saripati itu AIR MANI (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan SEGUMPAL DARAH, lalu segumpal darah itu Kami jadikan SEGUMPAL DAGING.

Dan segumpal daging itu Kami jadikan TULANG BELULANG.

Lalu tulang belulang itu KAMI BUNGKUS DENGAN DAGING.

Kemudian Kami jadikan dia MAKHLUK (berbentuk) LAIN.

Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al - Mukminun: 12 – 14).

KE 3: Firman Allah SWT:

﴿ إِنَّا خَلَقْنَا الإنسان مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا ﴾

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. Al - Insaan: 2).

TAHAPAN-TAHAPAN JANIN DALAM RAHIM

Setelah kita pelajari dari ayat - ayat diatas, maka kita dapati bahwa tahanpan - tahapan Janin dalam rahim ibunya adalah sbb:

PERTAMA: TAHAPAN NUTHFAH AMSYAAJ / نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ (setetes mani yang bercampur)

Tahapan ini terjadi setelah selesainya penciptaan laki - laki pertama (Adam AS) dan perempuan pertama manusia (Hawa AS) dan air mani dicampur dari air laki - laki dan air perempuan. Yaitu setelah bersenggama, air pria bercampur dengan air wanita, lalu kedua air itu menjadi NUTHFAH.

Salah satu keajaiban kekuasaan Allah - Maha Suci Dia - adalah bahwa jumlah sperma yang dikeluarkan oleh buah zakar mencapai antara dua ratus hingga tiga ratus dalam satu kali semprot. Sedangkan wanita hanya menyemprotkan satu telur dengan mahkota bercahaya di atasnya, dan hanya satu sperma yang mencapai sel telur wanita dari sejumlah besar sperma pria tsb.

Dan begitu sperma pria itu menyatu dengan sel telur wanita meskipun belum sempurna, namun sel telur yang telah dibuahi itu segera mulai membelah menjadi dua sel, empat sel, lalu delapan. Dan yang demikian itu, tanpa peningkatan ukuran sel - sel ini dari ukuran sel telur yang telah dibuahi, dan proses pembelahan ini terjadi dan sel telur sedang dalam perjalanan menuju rahim.

Kemudian datanglah tahap kedua; yaitu ‘ALAQAH.

TAHAPAN KE 2: ‘ALAQAH / SEGUMPAL DARAH

Kata " ’Alaqah" disebutkan dalam Al - Qur'an dalam lima ayat: ayat ke 5 surat al - Hajj, ayat ke 67 surat Ghofir, ayat ke 14 surat al - Mukminun dan ayat 38 surat al - Qiyaamah.

‘Alaqah: “هي القطعة من العلق وهو الدم الجامد” Ini adalah bagian dari ‘Alaq, yaitu darah menggumpal.

Setelah sel telur yang dibuahi mencapai rahim, dan setelah membelah, ia menjadi massa sel - sel kecil yang disebut timus (التُّوْتَة). Dimana menyerupai buah, kemudian menempel pada dinding rahim, dan terus melekat selama dua puluh empat jam, dan al - ‘alaqah ini dibedakan menjadi dua lapisan ; yaitu:
 
1. Lapisan luar "penyedot makanan dan yang mengalirkan nutrisi",
2. Dan lapisan dalam, dari situlah Allah menciptakan janin.

Allah Azza wa Jalla menamai Surat pertama yang diturunkan dalam Al Qur'an dengan nama tahapan ini yaitu al - ‘Alaq, agar dengan ini Allah – Yang Maha Suci Dia - mengingatkan kita pada saat - saat di mana manusia itu hanyalah segumpal darah yang menempel di dinding rahim, dan dari situlah sebabnya ia memperoleh kehangatan, makanan, dan tempat tinggal yang menenangkan.

Allah SWT berfirman:

﴿ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الإنسان مِنْ عَلَقٍ ﴾

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah “ (QS. Al - ‘Alaq: 1 - 2)

TAHAPAN KE 3: MUDLGHOH / مُضْغَةٌ (segumpal daging kecil)

Kata al - mudlghoh disebutkan dalam Al - Qur'an tiga kali, dua kali dalam Surat al - Muminun: ayat 14, dan sekali dalam Surat al - Hajj: ayat 5.

Dan makna mudlghooh (المضغة) adalah:

القطعة الصغيرة من اللَّحم بقدر ما يُمضَغ

“ Sepotong kecil daging seukuran yang dikunyah dalam mulut “.

Setelah melewati proses gumpalan darah yang menempel, maka tahapan mudlghooh /المضغة (segumpal daging) dimulai pada minggu ketiga, dan pada masa ini terdapat dua tahapan, seperti yang Allah SWT firmankan:

فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى

“ Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kalian dari debu / tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging YANG SEMPURNA pembentukannya dan YANG TIDAK SEMPURNA, agar Kami jelaskan kepada kalian dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan”. (QS. Al - Hajj: 5).

Tahapan pertama: tidak sempurna pembentukannya (غَيْرُ مُخَلَّقَةٍ)

Fase ini berlangsung dari minggu ketiga sampai minggu keempat, dan tidak ada diferensiasi/ pemisahan untuk organ atau sistem apapun.

Tahapan kedua: telah sempurna pembentukannya (مُخَلَّقَةٌ)

Setelah akhir minggu keempat, kehamilan mengalami serangkaian perubahan halus dan mengejutkan, di mana pada masa itu sel - sel ini tumbuh dan berkembang, sehingga bentuk manusia tersebut berada dalam bentuk struktur tubuh yang terbaik, seperti yang Allah SWT firman kan:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik - baiknya”. (QS. At - Tiin: 4)

Tahapan ini akan berakhir sekitar akhir bulan ketiga.

Al - Qur'an memperhitungkan perbedaan tahapan masa dan perbedaan tahapan pembentukan janin antara setiap tahap perubahan penciptaannya.

Jarak antara Nuthfah (menyatunya sperma dengan sel telur) dan ‘Alaqah (gumpalan darah) adalah jarak yang sangat jauh dalam keseimbangan proses penciptaan janin, meski dalam hitungan waktu tidaklah jauh, oleh karena itu muncullah ungkapan pergeseran dari bentuk Nuthfah ke bentuk ‘Alaqah, dipisahkan antara keduanya dengan kata “KEMUDIAN / ثُمَّ”. Allah SWT berfirman:

﴿ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ﴾

KEMUDIAN air mani itu Kami jadikan segumpal darah, MAKA segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, MAKA segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. KEMUDIAN Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. (QS. Al - Mukminun: 14).

Kata “KEMUDIAN air mani itu Kami jadikan segumpal darah”, Jarak antara mani dan ‘Alaqah sangat jauh, baik itu Nuthfah laki - laki (sperma) atau Nuthfah perempuan (sel telur), atau keduanya (Nuthfah amsyaaj / nuthfah laki dan perempuan bercampur).

Dan yang berada di saluran rahim maka akan mencapai pada “قَرَارٍ مَكِينٍ / tempat yang kokoh (yakni: pusat Rahim) lalu menetap di dalamnya ; akan tetapi perubahan dari Nuthfah (gumpalan darah \) ke Mudlghoh (gumpalan daging) begitu cepat dan jaraknya dekat.

Perubahan dari Nuthfah (gumpalan darah) ke Mudlghoh (gumpalan daging) tanpa ada jeda waktu atau perbedaan bentuk yang signifikan, dan oleh sebab itu ungkapannya dengan huruf Fa (فاء) yang menunjukan prosesnya itu nyambung tidak ada jeda. Allah SWT berfirman:

﴿ فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً ﴾

“MAKA segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging” (QS. Al - Mukminun: 14).

Dan begitu juga jeda antara Mudlghoh (gumpalan daging) dan ‘Idzoom (tulang belulang). Allah SWT berfirman:

﴿ فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾

“ MAKA segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging “. (QS. Al - Mukminun: 14).

Kemudian setelah itu kecepatannya mulai melambat, dan telah tiba saatnya sang pemisah waktu dan proses penciptaan itu datang, yaitu Ruh. Allah SWT berfirman:

﴿ ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ﴾

“ Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik “. (QS. Al - Mukminun: 14).

(RFERENSI: Baca “علم أطوار الإنسان” hal. 100)

Ibnu Katsir ketika menafsiri firman Allah:

﴿ ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ﴾

“Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain”. (QS. Al - Mukminun: 14)

Beliau berkata:

“ Yaitu kemudian Kami tiupkan ke dalam tubuhnya roh, hingga ia dapat bergerak hidup dan menjadi makhluk lain yang mempunyai pendengaran, penglihatan, perasaan, gerak, dan getaran”.

Lalu Ibnu Katsir meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengatakan:

“Bahwa apabila nutfah (di dalam rahim) telah menjalani masa empat bulan, Allah memerintahkan malaikat untuk meniupkan roh ke dalam janin yang berada di dalam tiga kegelapan (tiga lapis pelindung¬nya).

Yang demikian itulah makna yang dimaksud oleh firman - Nya: “Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain”. (QS. Al - Mu’minun [23]: 14)

Yakni Kami tiupkan roh ke dalamnya”.

Kemudian Ibnu Katsir berkata:

Al - Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman - Nya:

“ Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain “.(QS. Al - Mu’minun: 14)

Yaitu Kami pindahkan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain hingga terlahirlah ia dalam rupa bayi. Lalu ia tumbuh menjadi anak - anak, kemudian mencapai usia balig, lalu menjadi dewasa, dan selanjutnya memasuki usia tua, kemudian usia pikun “.

Kesimpulan Ibnu Katsir:

“Pada garis besarnya tidak ada pertentangan di antara pendapat - pendapat tersebut, karena sesungguhnya sejak ditiupkan roh ke dalam tubuh si janin, maka dimulailah perubahan - perubahan itu dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain.
Hanya Allah - lah Yang Maha Mengetahui “.

(Baca: Tafsir Ibnu Katsir, di Surat al - Mukminun ayat 12  - 14)

TAHAPAN KE 4: KERANGKA TULANG (العِظَامُ)

Pada tahapan ini, potongan daging berubah menjadi kerangka tulang. Allah SWT berfirman:

﴿ فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا ﴾

“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang “. (QS. Al - Mukminun: 14).

TAHAPAN KE 5 : Pembungkusan tulang dengan daging. (كِسَاءُ العِظَامِ بِاللَّحْمِ)

Allah SWT berfirman:

﴿ فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾

“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging “. (QS. Al - Mukminun: 14).

Ayat ini menunjukkan bahwa kerangka tulang dibentuk terlebih dahulu, kemudian daging dan otot - otot dililitkan seolah - olah dibalut, dan gambaran yang sangat teliti ini menunjukkan keagungan dan keakuratan Al - Qur’an.
(Referensi: Tafsir “الكشاف” 5/178)

====*****====

TUDUHAN DAN JAWABANNYA

Ada orang yang mengklaim dan menuduh bahwa Al - Qur'an membuat kesalahan dengan mengatakan bahwa penciptaan kerangka tulang lebih didahulukan daripada penciptaan daging?

Substansi pengklaiman dan tuduhan

Para penentang menuduh kesalahan Al - Qur'an dalam mengatakan bahwa penciptaan tulang lebih didahulukan daripada daging dalam Firmannya:

﴿ فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ﴾

“ DAN segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, MAKA tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging “. (QS. Al - Mukminun: 14).

Mereka dengan mengatakan:

Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan bahwa tulang dan daging ada kemungkinan tercipta bersama - sama secara paralel dan bukan tulang sebelum daging.

Begitu juga apa yang disebutkan dalam Al - Qur'an bertentangan dengan apa yang dikatakan dalam hadits:

إذَا مَرَّ بالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً، بَعَثَ اللَّهُ إلَيْهَا مَلَكًا، فَصَوَّرَهَا وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا وَعِظَامَهَا...

“Ketika nuthfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah akan mengutus satu malaikat mendatangi nuthfah tersebut. Kemudian Allah akan membentuk tubuhnya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan juga tulangnya”. (HR. Muslim No. 2645)

Dan Ini ada tambahan fakta:

Bahwa hadits di atas tidak membawa sesuatu yang baru dalam hal ini. Akan tetap kitab Taurat sudah menyebutkan tahapan - tahapan itu – yakni: yang disebutkan dalam hadits - dalam Kitab / Safar Ayub, yang ditulis lebih dari 2000 tahun sebelum masehi.

JAWABANNYA

Ilmu pengetahuan modern telah membuktikan keabsahan apa yang disebutkan dalam Al - Qur'an tentang didahulukannya penciptaan tulang lalu daging, dan ahli embriologi paling terkenal seperti Dr. Keith Moore bersaksi tentang hal ini, dia penulis buku paling terkenal tentang embriologi “The Developing human”, Dia mengatakan dalam bukunya apa yang menegaskan keautentikan dan kebenaran Al - Qur'an:

“During the seventh week‚ the skeleton begins to spread throughout the body and the bones take their familiar shapes. At the end of the seventh week and during the eighth week the muscles take their positions around the bone forms “.

Artinya: “Selama minggu ketujuh‚ kerangka tulang belulang mulai menyebar ke seluruh tubuh dan tulang - tulang mengambil bentuk yang sudah dikenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot - otot mengambil posisi di sekitar bentuk - bentuk tulang “.

Dan Tidak ada kontradiksi antara hadits mulia: "Jika empat puluh dua malam berlalu setelah pembuahan..." dengan Al - Qur'an Mulia tentang masalah urutan tahapan penciptaan.

Kata - kata dalam hadits tersebut tidak menunjukkan berurutan dalam penyebutan tahapan - tahapan penciptaan; Itu karena huruf waw / الواو (yakni: DAN) kata sambung yang ada dalam hadits, itu dalam bahasa arab bermakna untuk kemutlakan pluralitas dan berbagi, dan tidak menunjukkan berurutan, berbeda dengan kata Tsumma / ثُمِّ (Yakni: Kemudian). Coba kita perhatikan pula firman Allah SWT yang berkaitan dengan dua tahapan pada masa “Mudlghoh / gumpulan daging “:

ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ

“Kemudian dari SEGUMPAL DAGING yang sempurna kejadiannya DAN yang tidak sempurna”. (QS. Al - Hajj: 5)

Huruf “DAN” dalam ayat ini tidak menunjukkan berurutan ; karena dalam realita urutannya adalah sebaliknya, yaitu: Segumpal daging yang tidak sempurna KEMUDIAN segumpal daging yang sempurna.  

Dalam surat al - Baqarah ayat 259, Allah SWT menceritakan tentang proses pembungkusan tulang dengan daging ketika membangkitkan kembali ‘Uzair dan keledai nya setelah diwafatkan selama 100 tahun dan telah berubah menjadi tulang belulang. Allah SWT berfirman “   

{ أَوۡ كَٱلَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرۡيَةٖ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٖ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ مِاْئَةَ عَامٖ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ كَيۡفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ }

Artinya: “Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melintasi suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata:

‘Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?’

Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: ‘Berapa lama kamu tinggal di sini?’

Ia menjawab: ‘Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari.’

Allah berfirman: ‘Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledaimu telah menjadi tulang belulang. Kami akan menjadikanmu tanda kekuasaan Kami bagi manusia.

Dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, bagaimana kami menyusunnya kembali, kemudian Kami MEMBUNGKUSNYA kembali dengan DAGING.’

Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: ‘Saya yakin babwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.’” (QS. Al - Baqarah: 259).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata:

Para ulama masih berbeda pendapat mengenai siapakah dimaksud dengan orang tersebut.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari All bin Abi Thalib, ia berkata, “Ia adalah Uzair.” Pendapat ini juga diriwayatkan Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim, dari Ibnu Abbas, Al - Hasan, Qatadah, As - Suddi, dan Sulaiman bin Buraidah. Pendapat inilah yang masyhur. Sedangkan negeri yang dimaksudkan adalah sudah sangat masyhur, yaitu Baitul Maqdis. Ia melintasi negeri setelah dihancurkan dan dibunuh penduduknya oleh raja Bukhtanshar.

(Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, Surah Al - Baqarah Ayat 259)

Maka dengaan demikian tuduhan dan pengklaiman kontradiksi ditolak.

Juga, pengaturan dalam teks kitab Taurat:

"يداك كونتاني وصنعتاني كلّي جميعًا..."

“Kedua Tangan - Mu membentuk ku dan menciptakan ku, secara kesuluruhan, semuanya …”

adalah urutan yang salah, meskipun penampilannya menunjukkan ada kemiripan dengan urutan yang disebutkan dalam hadits yang mulia.

Hal ini karena huruf fa / ف dalam teks kitab Taurat menunjukkan makna berurutan dan beruntun.

Perkara yang menuntaskan masalah ini, dan menegaskan kepada kita akan adanya kesalahan tuduhan dan pengklaiman mereka, adalah: bahwa itu bertabrakan dengan apa yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan modern.

=======*****======

MASA PERTUMBUHAN JANIN MANUSIA DALAM RAHIM

Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).

Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.

Sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:

"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang - orang yang berserah diri". (QS. Al - Ahqaaf: 15).

Dan Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu - bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah - tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada - Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada - Kulah kembalimu. (QS. Luqman: 14).

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, dia berkata: ‘Rasulullah SAW telah bercerita kepada kami, dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ ، وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

”Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (mani).
Kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga.
Kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga.
Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan dia (malaikat tsb) diperintahkan untuk menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia.

[HR. Bukhari dan Muslim].

(Berikut ini kutipan dari majalah As - Sunnah Edisi 11/Tahun VI/1423H/2003 M)

Jika ditinjau dari perkembangan ilmu kedokteran sekarang, nampak jelas hadits diatas akan dibenarkan oleh para ahli medis, sebab hasilnya tidaklah jauh berbeda dengan penemuan - penemuan mereka.

Telah dinyatakan juga bahwa pada tahap kehamilan antara 8 pekan hingga 10 pekan (± antara 56 - 70 hari) pembuluh darah janin mulai nampak berbentuk.

Melalui alat - alat modern seperti alat perekam jantung bayi (elektrokardiografi/EKG untuk bayi) dan ultrasonografi (USG) bisa diketahui sedini mungkin, apakah jantung bayi sudah berdetak atau belum. Umumnya detak jantung bayi bisa diketahui dan dicatat pada pekan ke 12 (sekitar 84 hari). Namun dengan alat sederhana, baru terdengar pada kehamilan 20 pekan (sekitar 140 hari).

Bisa dibuktikan bahwa pada sekitar kehamilan 10 pekan (kira - kira 70 hari) sudah mulai terbentuk sistem jantung dan pembuluh darah.

Sejak memasuki usia kehamilan 8 pekan (sekitar 56 hari) mulai nampak bentuk hidung, telinga, dan jari - jari dengan kepala membungkuk ke dada.

Kemudian setelah usia 12 pekan (84 hari) telinga nampak lebih jelas, akan tetapi mata masih melekat. Leher sudah mulai terbentuk, alat kelamin sudah terbentuk tetapi belum begitu nampak. Nanti setelah usia 16 pekan (112 hari) maka alat kelamin luar terbentuk, sehingga dapat dikenali dan kulit janin berwarna merah tipis sekali.

Pada umumnya plasenta atau ari - ari sudah terbentuk lengkap pada usia 16 pekan.

Ketika kehamilan menginjak usia 24 pekan (168 hari), maka kelopak mata sudah terpisah. Ditandai dengan adanya alis dan bulu mata.

Dengan demikian apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits diatas, itu memang benar adanya.

Ilmu pengetahuan medis baru bisa membuktikannya pada abad sekarang ini. Padahal ayat - ayat al - Quran yang berkenaan dengan hal tsb sudah turun pada puluhan abad lalu.

Dan bisa di buktikan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari segumpal darah (alaqah) 40 hari, setelah terbentuknya air mani. Hal ini bisa diketahui oleh para ahli medis, bahwa pada sekitar usia 56 - 70 hari pembuluh darah janin mulai terbentuk. Setelah itu biasanya ada gerakan - gerakan. Gerakan inilah yang mungkin terdeteksi oleh alat - alat kedokteran modern sebagai denyut jantung janin. Akan tetapi berdasarkan dhohir hadits Nabi SAW, bahwa ruh itu akan ditiupkan pada janin saat berusia lebih dari 120 hari. Wallahu a’lam.

(Sampai di sini kutipan dari majalah As - Sunnah Edisi 11/Tahun VI/1423H/2003 M)

Ibnu al - Qoyyim berkata: 

"الجنين قبل نفخ الروح هل كان فيه حركة وإحساس أم لا؟ قيل: كان فيه حركة النمو والاغتذاء كالنبات، ولم تكن حركة نموه واغتذائه بالإرادة، فلما نفخت فيه الروح انضمت حركة حسيته وإرادته إلى حركة نموه واغتذائه"

" Janin sebelum Ruh ditiupkan Apakah sudah ada gerakan dan indra atau belum?
Ada yang mengatakan: bahwa itu adalah gerak pertumbuhan dan penyerapan nutrisi seperti gerak perkembangan tumbuh - tumbuhan.

Dan gerak pertumbuhan janin dan penyerapan nutrisi nya itu bukan karena adanya kemauan dari dirinya.

Ketika ruh telah ditiupkan padanya ; maka terpadulah antara gerakan indranya dan kemauan dari dirinya dengan gerak pertumbuhan dan penyerapan nutrisi”.

[Baca: “التبيان في أقسام القرآن” hal. 218 karya Ibnu Al - Qayyim, ditahqiq oleh: Thoha Yusuff Syahiin, Cet. دار الطباعة المحمدية الأزهرية, Kairo, Cet ke 1, 1388 H / 1968 M.].

Imam Al - Nawawi berkata:

" نفخ الروح لا يكون إلا بعد تمام صورته"

“ Ruh tidak ditiupkan kecuali setelah bentuknya sempurna”

[ Baca: Syarah Sahih Muslim (9/3764) karya Al - Nawawi, ditahqiq oleh: ‘Aadil Abdul Mawjuud dan Ali Mu’awwad, Cet. مكتبة نزار مصطفى الباز, Makkah Al - Mukarramah, ke 2, 1422 H / 2001 M ].

Hal ini ditegaskan pula oleh ilmu pengetahuan modern ; dimana dr. Abdel - Gawad El - Sawy berkata:

Masalah ini, seperti yang telah kami katakan, tidak diperinci oleh ilmu pengetahuan modern, tetapi dijelaskan secara rinci oleh nash - nash syar’i.

Sepengetahuan saya, tidak ada nash yang jelas dan shahih kecuali hadits “جمع الخلق / proses pertumbuhan janin” yang diriwayatkan oleh Al - Bukhari, Muslim dan lain - lain dari hadits Abdullah bin Mas’ud, beliau bersabda: 

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ ، وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

”Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (mani).

Kemudian menjadi ‘alaqah (gumpalan darah) selama itu juga.

Kemudian menjadi mudghah (gumpalan daging) selama itu juga.

Kemudian diutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh kepadanya, dan dia (malaikat tsb) diperintahkan untuk menulis 4 kalimat (perkara): tentang rezekinya, amalannya, ajalnya dan (apakah) dia termasuk orang yang sengsara atau bahagia”.

Para Cendekiawan Muslim telah sepakat bahwa janin akan dihembuskan ruh ke dalamnya setelah tahapan Mudlghoh (segumpal daging) sempurna, berdasarkan sabda Nabi SAW yang begitu jelas.

Dan Karena telah terbukti bahwa masa usia Mudlghoh (segumpal daging) jatuh pada empat puluh hari pertama, berdasarkan nash riwayat Imam Muslim dalam hadits “جمع الخلق”, dan juga hadits Hudzaifah bin Usaid, yaitu:

إذَا مَرَّ بالنُّطْفَةِ ثِنْتَانِ وَأَرْبَعُونَ لَيْلَةً، بَعَثَ اللَّهُ إلَيْهَا مَلَكًا، فَصَوَّرَهَا وَخَلَقَ سَمْعَهَا وَبَصَرَهَا وَجِلْدَهَا وَلَحْمَهَا وَعِظَامَهَا

“Ketika nuthfah telah berusia EMPAT PULUH DUA MALAM, maka Allah akan mengutus satu malaikat mendatangi nuthfah tersebut. Kemudian Allah akan membentuk tubuhnya, menciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan juga tulangnya”. (HR. Muslim No. 2645)

Dan fakta - fakta embriologi modern sesuai dengan deskripsi Syar’i tentang tahapan - tahapan janin.

Jika demikian maka Ruh itu akan ditiupkan setelah lewat empat puluh hari pertama dari usia janin, bukan sebelum itu, tetapi kapan tepatnya itu terjadi? Apakah setelah dua bulan lagi, atau tiga, atau empat, atau kurang, atau lebih?

Saya kira tidak akan ada orang yang dapat menentukan waktu peniupan ruh dengan pasti dan yakin pada hari tertentu setelah empat puluh hari pertama!

Dimana sejauh yang saya tahu tidak ada nash yang shahih dalam hal itu. Akan tetapi seseorang mungkin bisa berusaha untuk menentukan perkiraan tanggal, berdasarkan firman Allah Ta’ala:
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ

“ Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan) - Nya. (QS. As - Sajdah: 9).

Dimana dapat dipahami bahwa ruh yang ditiupkan pada janin setelah sempurna, dan dengan adanya penyempurnaan janin itu datang setelah penciptaan langsung, berdasarkan firman - Nya:

ٱلَّذِى خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang”. (QS. Al - Infithaar: 7)

Maka mungkin dapat dikatakan - berdasarkan ini  - : bahwa Ruh ditiupkan pada janin setelah tahapan penciptaan, yaitu setelah minggu kedelapan dari usianya, yang merupakan tahapan munculnya karakter makhluk lain (yakni ruh).

Dan itu merupakan kesimpulan sebagian besar para ahli tafsir yang mengatakan:

Bahwa tahapan munculnya makhluk lain, yaitu tahapan janin di mana pada saat itu ruh ditiupkan, yang tidak akan terjadi kecuali setelah tahapan tulang dan pembungkusannya dengan daging, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang mulia.

Hal ini diperkuat dengan huruf (ثُمَّ / kemudian), yang menunjukkan makna tidak langsung (التراخي) dalam terjadinya suatu pekerjaan ketika disebutkan bersama peniupan ruh dalam hadits “جمع الخلق”:

ثُمَّ يُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ

(Kemudian ruh ditiupkan ke dalamnya) - seperti dalam riwayat Bukhari

Atau

ثُمَّ يُرْسَلُ المَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ

(Kemudian malaikat diutus lalu meniupkan ruh ke dalamnya). - seperti dalam Muslim.

Dan karena minggu kedelapan tidaklah berakhir kecuali semua organ utama telah tercipta, dan tahapan mudlghoh (gumpalan daging) berakhir pada empat puluh hari pertama dari usia janin, dan bentuknya sebagai manusia sudah bisa dibedakan, dan penciptaan manusia telah disempurnakan selama periode ini atau sebentar lagi ; maka ruh dapat ditiupkan ke dalam janin setelah berakhirnya proses penciptaan pada minggu kesembilan atau kesepuluh, atau setelah jaringan organ kelamin sudah dibedakan pada minggu kedua belas atau sesudahnya! Wallahu alam.

Namun apakah ada tanda - tanda bahwa janin telah ditiupkan ruh ke dalamnya?

Ya, mungkin tidur nya janin itu bisa menjadi pertanda bahwa ruh telah ditiupkan di dalamnya, di qiyaskan (di analogikan) dengan orang yang tidur yang menikmati kehidupan meskipun sebagian Ruh telah ditahan untuk sementara waktu. Dan itu berdasrkan firman Allah Ta’ala:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

“Allah mewafatkan jiwa - jiwa (manusia) pada saat kematiannya dan jiwa - jiwa yang belum mati ketika mereka tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan kembali nyawa yang lain (yang belum tiba waktu kematiannya) sampai waktu yang ditentukan.

Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda - tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir”. (QS. Az - Zumar: 42)

Seperti halnya mungkin juga gerakan yang dikehendaki janin bisa menjadi bukti kehadiran ruhnya.

Ibn al - Qayyim menyebutkan hal ini dalam uraiannya tentang janin sebelum dan sesudah ruh dihembuskan. Dia berkata:

كانت فيه حركة النمو والاغتذاء كالنبات، ولم تكن حركة نموه واغتذائه بالإرادة، فلما نفخت فيه الروح انضمت حركة حسيته وإرادته إلى حركة نموه واغتذائه"

Gerakan pertumbuhan janin dan penyerapan nutrisi seperti gerakan perkembangan tumbuh - tumbuhan. Dan gerak pertumbuhan janin dan penyerapan nutrisi nya itu bukan karena adanya kemauan dari dirinya.

Ketika ruh telah ditiupkan padanya ; maka terpadulah antara gerakan indranya dan kemauan dari dirinya dengan gerak pertumbuhan dan penyerapan nutrisi”.

Perangkat modern telah terbukti dapat melihat pergerakan tubuh janin sejak dini ; Di mana ia bisa diambil gambarnya pada minggu kedelapan, atau ketika kantung kehamilan mencapai 3 cm, atau panjang janin sekitar15 mm.

Seperti halnya Anda juga bisa melihat gerakan janin yang mengekspresikan vitalitas janin, seperti: gerakan pernapasan, gerakan anggota tubuh bagian atas, detak jantung, gerakan lensa mata, menelan, dan gerakan usus - usus kecil.

Seperti halnya Ia juga memantau gerakan - gerakan yang mengekspresikan aktivitas janin, seperti: menelan, gerakan tangan ke mulut, mengunyah, gerakan lidah, gerakan tangan ke muka, dan mengisap jari.

Gerakan - gerakan ini terlihat pada minggu keenam belas ; yakni, sebelum seratus dua puluh hari.

Gerakan - gerakan ini merupakan refleksi tidak langsung dari keadaan sistem saraf pusat. Semakin banyak gerakan ini hadir dan seimbang ; maka keadaan sistem saraf semakin aktif dan sehat.

Dan demikianlah, para ahli embriologi dengan menggunakan perangkat yang teliti ini telah membuktikan fakta - fakta ini, yang mengkonfirmasi secara keseluruhan bahwa tahapan pertama janin dari Nuthfah, ‘Alaqah, dan Mudlghoh, semua itu terjadi dalam empat puluh hari pertama.

Dan di masing - masing dari itu semua penciptaan organ - organ janin dan jaringannya digabungkan dalam bentuk permulaannya (bentuk dasar) selama empat puluh hari pertama dari usianya.

Adapun gerakan janin yang atas kemauan nya sendiri serta awal berfungsinya organ - organ utama janin maka itu terjadi pada empat puluh hari kedua dari usianya.

Dengan demikian, kemungkinan ruh ditiupkan ke dalam janin itu ada pada setiap saat / kapan saja setelah empat puluh hari pertama, mumgkin pada akhir minggu ketujuh, kedelapan, atau kesembilan, atau bahkan empat bulan kemudian.

Meskipun yang Rajih (lebih shahih) dari nash - nash hadits menyatakan bahwa ruh ditiupkan setelah minggu kedelapan setelah inseminasi (pembuahan), karena nash - nash yang jelas dan shahih menunjukkan hal tsb, dan karena tidak ada satu pun hadits shahih atau hasan yang menyatakan bahwa ruh itu tidak ditiupkan ke dalam janin kecuali setelah empat bulan.

Dan sebagian bukti yang menguatkan hal itu adalah fakta - fakta ilmiah yang mapan dalam ilmu embriologi.

Dan yang paling penting adalah bisa melihat berbagai tahapan janin dari awal pembentukannya dan penyempurnaan penciptaan dan pembentukannya, dan pemenuhan fungsi sebagian besar jaringan - jaringan organnya, dan pemantauan gerakan dzat dirinya dan aktivitas - aktivitas fisiknya sebelum empat bulan dengan pasti.

Larangan aborsi setelah empat puluh hari dari usia janin itu didasarkan pada ini ; Karena aborsi diharamkan menurut mayoritas fuqaha setelah ruh dihembuskan, dan ruh dihembuskan setelah tahapan Mudlghoh (segumpal daging), sementara tahapan Mudlghoh (segumpal daging) dimulainya, sempurnanya dan berakhirnya dalam empat puluh hari pertama.

Dengan demikian, kemungkinan besar dikatakan bahwa aborsi diharamkan setelah empat puluh hari pertama dari mulai pembuahan sel telur, dan menjadi النطفة الأمشاج (mani yang bercampur). Dan pengharaman aborsi semakin kuat setelah tahapan penciptaan ; yakni, setelah delapan minggu, dan lebih dahsyat lagi diharamkannya setelah bulan ketiga atau keempat. Wallaahu alam.

Larangan aborsi setelah empat puluh hari dari usia janin itu didasarkan pada ini ; Karena aborsi diharamkan menurut mayoritas fuqaha setelah ruh dihembuskan, dan ruh dihembuskan setelah tahapan Mudlghoh (segumpal daging), sementara tahapan Mudlghoh (segumpal daging) dimulainya, sempurnanya dan berakhirnya dalam empat puluh hari pertama.

Dengan demikian, kemungkinan besar dikatakan bahwa aborsi diharamkan setelah empat puluh hari pertama dari mulai pembuahan sel telur, dan menjadi النطفة الأمشاج (mani yang bercampur). Dan pengharaman aborsi semakin kuat setelah tahapan penciptaan ; yakni, setelah delapan minggu, dan lebih dahsayt lagi diharamkannya setelah bulan ketiga atau keempat. Wallaahu alam

[Baca: " أطوار الجنين ونفخ الروح" oleh Dr. Abdul - Jawad Al - Shoowii, sebuah artikel berbahasa arab di situs: (الهيئة العلمية للإعجاز العلمي في القرآن والسنة)].

Hal ini ditegaskan pula oleh DR. Abdud - Daaim Al - Kuhail ketika berkata:

"إن هناك تغيرات جذرية تحدث بعد مرور الاثنين والأربعين يوما الأولى، وفي اليوم الثالث والأربعين يبدأ الدماغ بإطلاق الموجات، ويبدأ الطفل في التفاعل مع محيطه، ويبدأ بالإحساس والشعور، إنه يعني أن الروح قد بدأت تمارس نشاطها في جسد الجنين، ويعني - أيضا - أن النبي - صلى الله عليه وسلم - قد سبق علماء الغرب إلى الحديث عن هذه القضية الدقيقة.

ولهذا استدل فقهاؤنا أنه لا يجوز إجهاض الجنين بعد مضي ثنتين وأربعين ليلة من بداية الحمل، ويمكن فعل هذا الأمر إذا كان هناك ضرورة تدعو لذلك. وهذه إشارة نبوية رائعة إلى أن الروح تنفخ في الجنين عند هذا العمر. وقد تم قياس الموجات التي يطلقها الدماغ عند هذا العمر - أي: ثنتان وأربعون ليلة - وكذلك تم تسجيل ضربات القلب، وكأن هنالك علاقة بين الروح وبين عمل الدماغ والقلب".

Sungguh di sana ada perubahan - perubahan radikal yang terjadi setelah empat puluh dua hari pertama berlalu, dan pada hari keempat puluh tiga otak mulai memancarkan gelombang, dan anak mulai berinteraksi dengan sekitarnya, dan mulai sensitif dan bisa merasakan, artinya ruh sudah mulai melakukan aktivitasnya di dalam tubuh janin.

Ini juga berarti bahwa Nabi SAW telah mendahului para sarjana Barat dalam membicarakan hal yang sangat mendalam ini.

Itulah sebabnya para ulama ahli fiqih kami telah menyimpulkan:

Bahwa tidak boleh menggugurkan kandungan setelah melewati empat puluh dua malam sejak awal kehamilan, namun ini boleh dilakukan jika ada darurat untuk itu.

Dan ini adalah tanda kenabian yang luar biasa bahwa ruh ditiupkan ke dalam janin pada usia ini.

Gelombang yang dipancarkan oleh otak diukur pada usia ini - yaitu: empat puluh dua malam - dan detak jantung juga sudah bisa direkam dengan sempurna, seolah - olah ada hubungan antara ruh dengan kerja otak dan hati. [Baca: "الإعجاز في قول النبي صلى الله عليه وسلم: إذا مر بالنطفة ثنتان وأربعون ليلة... "
 

Keajaiban sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: Jika Nuthfah melewati empat puluh dua malam…” oleh Dr. Abdul - Daem Al - Kaheel, www.kaheel.com ].


Di dalam kandungan, sebenarnya bayi pun bernapas. Bedanya, pertukaran antara karbondioksida dan oksigen terjadi pada Tali Pusar yang terhubung dengan tubuh ibu. Ini karena paru - paru bayi masih belum berfungsi secara sempurna.

Ibulah yang membantu janin untuk bernapas dalam kandungan. Saat ibu bernapas, darah yang telah mengikat oksigen akan dialirkan melalui tali pusar hingga mencapai jantung janin. Kemudian jantung bayi memompa darah tersebut untuk dialirkan ke seluruh tubuh.

Dan Janin juga menghirup sedikit air ketuban. Meski menghirup, gerakannya lebih seperti menelan. Aktivitas ini membantu perkembangan paru - paru. Menjelang usia 32 minggu kehamilan, janin akan mulai mempraktikkan gerakan bernapas yang merupakan perpaduan antara menelan dan kontraksi paru - paru.

Menurut Madline Plus, bayi bernapas dengan sempurna untuk pertama kalinya dalam 10 detik pertama sejak dilahirkan. Tangisan bayi saat lahir membantu mengeringkan paru - paru dari cairan ketuban dan memancing untuk bernapas.

Perlu Anda ketahui bahwa fungsi oksigen dalam tubuh bayi di dalam kandungan sama pentingnya dengan setelah ia dilahirkan.

Bernapas adalah proses pertukaran antara karbon dioksida dengan oksigen. Saat menarik napas, Anda menghirup oksigen dari udara, kemudian mengeluarkan karbondioksida saat menghembuskannya.




Posting Komentar

0 Komentar