Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

KESUKSESAN BISNIS SAHABAT "THALHAH BIN UBAIDILLAH" (R.A), INFAQNYA DAN TRILYUNAN HARTA PENINGGALAN-NYA

KESUKSESAN BISNIS THALHAH BIN UBAIDILLAH, INFAQNYA DAN TRILYUNAN HARTA PENINGGALAN-NYA:

Di Tulis Oleh Abu Haitsam Fakhry

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

 -----

-----

BISMILLAH

*****

SEKILAS BIOGRAFI THALHAH BIN UBAIDILLAH radhiyallahu ‘anhu :

Nama beliau adalah Thalhah bin ‘Ubaidillah bin ‘Utsman bin ‘Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah, At-Taimi Al-Qurasyi, Abu Muhammad, putra paman Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Ibunya bernama Sha’bah binti ‘Abdillah bin Imad bin Malik bin Rabiah Ibnu Abkar Al-Hadhramiyyah Al-Kindiyah. Ia lahir sekitar enam belas tahun sebelum pengutusan Nabi .

*****

KEUTAMAAN – KEUTAMAAN THALHAH BIN UBAIDILLAH رضي الله عنه:

Pertama: Ia termasuk generasi pendahulu yang masuk Islam, juga termasuk dari orang yang mendapatkan hidayah lewat Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kedua: Thalhah tidak mengikuti perang Badar karena Rasulullah  mengutusnya bersama Sa’id bin Zaid untuk menelisik berita rombingan kaum musyrik. Namun, Thalhah dan Sa’id bin Zaid tetap diberikan ghanimah dan upah.

Ketiga: Thalhah yang melindungi Rasulullah dalam perang Uhud, ia menangkis anak panah yang melesak ke arah Nabi  hingga jari beliau terluka dan terputus.

Keempat: Thalhah disanjung karena kebaikan hati dan sedekah beliau. Pada perang Uhud, Rasulullah  menyebut Thalhah dengan sebutan Thalhah Al-Khair (orang yang baik hati). Dalam perang Dzul Asyirah, ia disebut Thalhah Al-Fayadh (orang yang melimpah hartanya dan pemberiannya). Dalam perang Khaibar, beliau menyebutnya dengan Thalhah Al-Jud (orang yang dermawan).

Kelima: Thalhah dijamin masuk surga dan ia meskipun masih hidup disebut oleh Rosullah SAW sebagai syahid yang berjalan di muka bumi.

Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia mendengar Rasulullah  bersabda:

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى شَهِيدٍ يَمْشِى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ

“Siapa yang ingin melihat seorang syahid yang berjalan di atas muka bumi, lihatlah pada Thalhah bin ‘Ubaidillah.”

(HR. Tirmidzi, no. 3739 dan Ibnu Majah, no. 125. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Di riwayatkan pula dari hadits Aisyah رضي الله عنها oleh Ibnu Sa'ad dalam ath-Thabaqaat al-Kubraa 3/218 dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 1/88.

Dari Qais dia berkata:

رَأَيْتُ يَدَ طَلْحَةَ شَلَّاءَ وَقَى بِهَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ أُحُدٍ

"Aku pernah melihat tangan Thalhah lumpuh karena untuk melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Uhud." [HR. Bukhori no. 4063 dan Ibnu Majah no. 128]

Dari Jabir bin Abdullah 
رضي الله عنه berkata:

لَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ وَوَلَّى النَّاسُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي نَاحِيَةٍ فِي اثْنَىْ عَشَرَ رَجُلاً مِنَ الأَنْصَارِ وَفِيهِمْ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ فَأَدْرَكَهُمُ الْمُشْرِكُونَ فَالْتَفَتَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم.

وَقَالَ ‏"‏ مَنْ لِلْقَوْمِ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ طَلْحَةُ أَنَا ‏.‏

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ كَمَا أَنْتَ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ‏.‏ فَقَالَ ‏"‏ أَنْتَ ‏"‏ ‏.‏ فَقَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ.

ثُمَّ الْتَفَتَ فَإِذَا الْمُشْرِكُونَ فَقَالَ ‏"‏ مَنْ لِلْقَوْمِ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ طَلْحَةُ أَنَا ‏.‏ قَالَ ‏"‏ كَمَا أَنْتَ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ أَنَا ‏.‏ فَقَالَ ‏"‏ أَنْتَ ‏"‏ ‏.‏

فَقَاتَلَ حَتَّى قُتِلَ ثُمَّ لَمْ يَزَلْ يَقُولُ ذَلِكَ وَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَيُقَاتِلُ قِتَالَ مَنْ قَبْلَهُ حَتَّى يُقْتَلَ حَتَّى بَقِيَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَطَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَنْ لِلْقَوْمِ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ طَلْحَةُ أَنَا ‏.‏ فَقَاتَلَ طَلْحَةُ قِتَالَ الأَحَدَ عَشَرَ حَتَّى ضُرِبَتْ يَدُهُ فَقُطِعَتْ أَصَابِعُهُ فَقَالَ حَسِّ.‏

فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لَوْ قُلْتَ بِسْمِ اللَّهِ لَرَفَعَتْكَ الْمَلاَئِكَةُ وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ ‏"‏ ‏.‏ ثُمَّ رَدَّ اللَّهُ الْمُشْرِكِينَ

“Di waktu perang Uhud, dimana umat Islam sudah pada lari tunggang langgang (meninggalkan medan pertempuran).

Maka pasukan yang tersisa tinggal dua belas orang ditambah dengan Rosululloh shallallahu’alaihi wasallam, termasuk di dalamnya adalah Thalhah bin Ubaidillah.

Pasukan Rosululloh ini pun kemudian diketahui oleh kaum Quraiys dan akhirnya diserang. Menghadapi masalah ini akhirnya beliau menoleh kepada dua belas orang sahabat beliau seraya berkata:

‘Siapa yang akan menghadapi musuh?’

Thalhah menjawab: ‘Saya, wahai Rosululloh!’

Rosululloh bertanya lagi: ‘Siapa lagi selain Thalhah?’

Salah seorang Anshar berkata:’Saya, wahai Rosululloh!’

Rosululloh menjawab: ‘Ya kamu!’

Lalu orang itu maju ke medan laga dan ia pun gugur sebagai syahid.

Kemudian beliau menoleh lagi, tiba-tiba kaum musyrik ini hendak melancarkan serangan. Maka Rosululloh bertanya: ‘Siapa yang akan menghadapi musuh?’

Thalhah menjawab: ‘Saya, wahai Rosululloh !’

Rosululloh bertanya lagi: ‘Siapa lagi selain Thalhah?’

Salah seorang Anshar berkata:’Saya, wahai Rosululloh!’

Rosululloh menjawab: ‘Ya kamu!’

Lalu orang itu maju ke medan laga dan ia pun gugur sebagai syahid. Dan begitulah seterusnya, sampai akhirnya yang tersisa dari dua belas orang pasukan kaum muslimin di samping Rosululloh adalah Thalhah bin Ubaidillah.

Maka kala itu Rosululloh bertanya: ‘Siapa yang akan menghadapi musuh?’

Thalhah menjawab: ‘Saya, wahai Rosululloh!’.

Maka Thalhah pun maju ke arena peperangan menggantikan ke sebelas syuhada pasukan kaum muslimin.

Ketika tangannya terkena pukulan dan hantaman musuh, serta jari-jemarinya tertebas putus oleh pedang mereka, Thalhah hanya berkomentar: ‘Ini sekedar gigitan belaka’

Rasulullah () berkata: 'Jika Anda mengucapkan Bismillah (Dengan Nama Allah), para malaikat akan mengangkat Anda dengan orang-orang melihat.' Kemudian Allah mengusir para penyembah berhala.”

[HR. An-Nasa'i (3149), dan lafadznya adalah miliknya, dan Ibnu Al-Sunni dalam "'Amal al-Yaum wal Lailah " no. (669) dengan sedikit perbedaan, dan Al-Tabarni dalam "Al -Mu'jam Al-Awsath” (8704) dengan semisalnya.

Derajat Hadits :

Adz-Dzahabi berkata: رُوَاتُهُ ثِقَاتٌ / para perawinya tsiqoot. [سير أعلام النبلاء 3/12 cet. al-Hadits]

Di Hasan kan oleh Syeikh al-Albaani dalam Shahih Sunan an-Nassa'i no. 3149, dengan mengatakan:

حَسَنٌ مِنْ قَوْلِهِ: فَقَطَعَتْ أَصَابِعَهُ...، وَمَا قَبْلَهُ يُحْتَمَلُ التَّحْسِينُ، وَهُوَ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ

" HASAN, dari ucapannya: " jari-jemarinya nya tertebas putus.. ". Dan lafadz yang sebelumnya ada kemungkinan HASAN juga, dan itu sesuai dengan syarat Muslim".

Dari Aisyah 
رضي الله عنها, dia berkata:

كَانَ أَبُو بَكْرٍ إِذَا ذَكَرَ يَوْمَ أُحُدٍ بَكَى، ثُمَّ قَالَ: كَانَ ذَاكَ يَوْمًا كَانَ كُلُّهُ يَوْمَ طَلْحَةَ

قَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: كُنْتُ أَوَّلَ مَنْ فَاءَ يَوْمَ أُحُدٍ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِأَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ ، قَالَ: " عَلَيْكُمَا صَاحِبُكُمَا " ، يُرِيدُ طَلْحَةَ، وَقَدْ نَزَفَ فَأَصْلَحْنَا مِنْ شَأْنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ أَتَيْنَا طَلْحَةَ فِي بَعْضِ تِلْكَ الْجِفَارِ، فَإِذَا بِهِ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَيْنَ طَعْنَةٍ وَرَمْيَةٍ، وَضَرْبَةٍ، وَإِذَا إِصْبَعُهُ قُطِعَتْ فَأَصْلَحْنَا مِنْ شَأْنِهِ.

Dulu Abu Bakar (ra) ketika disebutkan tentang perang Uhud, dia menangis dan berkata: " Itu adalah hari yang semuanya adalah milik Thalhah ".

Abu Bakar - semoga Allah meridhoinya – berkata: Saya adalah orang pertama yang memenuhi hari Uhud, maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada saya dan kepada Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, dia berkata:

“Kalian berdua harus menolong teman kalian.” Yang beliau maksud adalah Thalhah.

Dan dia berdarah, maka kami mengurusi dan mengobati keadaan Nabi SAW terlebih dahulu, dan kemudian kami mendatangi Thalhah di sebagian tempat yang ada sumur-sumur nya itu. Ternyata pada tubunya terdapat 72 luka tusukan, lemparan tombak, dan pukulan, dan ternyata jarinya terputus, maka kami mengobati dan memperbaiki keadaanya ".

[HR. Abu Nu'aim al-AshFahaani dalam al-Hilyah hal. 292 dan al-Baihaqi dalam Dalaail an-Nubuwwah 3/363 – 364]

Derajat Hadits :

Al-Hafiz Ibnu Katsiir menukilnya dalam At-Tarikh (4/29-30) dari Ath-Thayaalisi.
Dan Al-Shaalihii dalam As-Siarah Asy-Syaamiyah (4/295) dari Shahih Ibn Hibban dan Musnad Ath -Thayaalisi.

Dari 'Ali bin abi Thalib رضي الله عنه berkata:

سَمِعَتْ أُذُنِي، مِنْ فِي رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَقُولُ ‏ "‏ طَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ جَارَاىَ فِي الْجَنَّةِ ‏"

"Telingaku mendengar dari mulut Rasulullah (), ketika beliau bersabda: 'Thalhah dan Az-Zubair adalah tetanggaku di surga."

[HR. An-Nasaa'i no. 4106, at-Turmudzi no. 3741 dan al-Haakim no. 3/364]

Abu Isa Turmudzi berkata: " Ini hadits Hasan Shahih Ghoriib ".

Namun di Dhaifkan oleh al-Albaani dlm تخريج مشكاة المصابيح no. 5058.

Di dalam sanadnya terdapat Al-Nadlr bin Manshur Al-Dzihli, Abu Abdurrahman Al-Kuufi

*****

WAFAT NYA THALHAH رضي الله عنه:

Thalhah wafat pada tahun 36 H pada peristiwa perang Jamal. Ia keluar bersama Aisyah dan Zubair untuk menuntut qisas atas terbunuhnya Utsman bin ‘Affan. Kemudian permasalahannya semakin berkembang hingga memaksa mereka berhadapan dengan pasukan Ali dalam sebuah pertempuran yang disebut sebagai pertempuran Jamal.

Thalhah bin ‘Ubaidillah menikah dengan 8 istri, memiliki 11 putra dan 4 putri.

Sumber:
Lihat: Al-Bidaayah wan Nihaayah (Cet. I tahun 1413 H) 7/276 dan Asad al-Ghoobah 3/59 dan Lisaan al-Miizaan 3/78, Majma` az-Zawaa'id 9/147, Kitab al-Sunnah hal 600 dan Musnad Abi Ya'la 2 /5, al-Mu'jam al-Kabiir 1/112 dan 117, Tarikh Madinah Damaskus 25/92, Miizan al-I'tidaal 2 /197, Tahdziib at-Tahdziib 5/19.

*****

KESUKSESAN BISNIS THALHAH BIN UBAIDILLAH رضي الله عنه:

Tholhah bin Ubaidillah adalah seorang sahabat yang kaya raya. Di samping dia sibuk beribadah dan berjihad fi sabiilillah, namun dia juga aktif berbisnis.

Dan dia tidak menyukai para pengangguran, yang hidupnya banyak dihabiskan untuk duduk-duduk di rumah.

Sebagaimana yang di riwayatkan oleh Muhammad bin Sa'ad dalam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166 cet. دار الكتب العلمية] dengan sanadnya:

Telah memberi tahu kami Yazid bin Harun, dia berkata: Telah memberi tahu kami Ismail dari Qais, dia berkata:

Thalhah bin Ubaidillah berkata:

إِنَّ أَقَلَّ الْعَيْبِ عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَجْلِسَ فِي دَارِهِ.

“Aib [perbuatan tercela] yang paling terendah dan hina bagi seseorang adalah dia hanya duduk-duduk di rumahnya”.

-----

MACAM-MACAM BISNIS THALHAH

Bisnis Thalhah bergerak di bidang sbb:

  • Lahan Hijau Pertanian gandum, perkebunan kurma dan lainnya di pinggir-pinggir kota dan tepi lembah-lembah.
  • Pertanahan atau real estate di pusat-pusat kota
  • Perdagangan

====

PENGHASILAN THALHAH رضي الله عنه

A. Penghasilan Harian:

Penghasilan Thalhah dari Irak setiap hari adalah 1000 waafin dirham dan dua DaaniqRp. 269.640.000 dan Rp. 900.000.]

Note: Makna وَافٍ دِرْهَم (waafin dirhamn):

Waafi adalah salah satu nama jenis dirham. Al-Waqidi berkata:

الوَافِي وَزْنُه وَزْنُ الدِّيْنارِ وَعَلَى ذَلِكَ وَزْنُ دَرَاهِمِ فَارِسَ الَّتِي تُعْرَفُ بِالْبَغْلِيَّةِ.

Berat timbangan Al-Waafi adalah sama dengan berat timbangan dinar (yaitu 4,250 gram). Dan berdasarkan itulah berat timbangan dirham Persia, yang dikenal dengan Baghliah.

[Lihat: Asad al-ghoobah karya Ibnu al-Atsiir 1/471 cet. Dar al-Fikr]

Dalam artikel: الدِّرْهَمُ الإِسْلَامِيُّ الْمَضْرُوبُ عَلَى الطِّرَازِ السَّاسَانِيِّ di sebutkan:

وَزْنُ الدِّينَارِ الذَّهَبِ "8" دَوَانِقَ... وَالدِّينَارُ الشَّرْعِيُّ الذَّهَبُ يُسَاوِي 4,250 غَرَامًا

Berat Timbangan satu Dinar emas adalah 8 Daniq. Dan satu dinar emas Syar'i sama dengan 4,250 gram.

B. Penghasilan musiman:

Penghasilan musimannya di Irak adalah 400 ribu [dirham = 127 milyar 500 juta rupiah].

Dan penghsilannya di as-Sarraah sekitar 10 ribu dinar [38 Milyar 250 juta rupiah].

Dan dari lahan-lahan tanah tepi lembah dan pinggiran kota juga ada penghasilan baginya.

SEKILAS PEMBAHASAN TENTANG KADAR DINAR DAN DIRHAM :

Al-'Allaamah Ibnu Khaldun berkata :

فَاعلَمْ أَنَّ الإِجْمَاعَ مُنْعَقِدٌ مُنْذُ صَدْرِ الإِسْلامِ وَعَهْدِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ: أَنَّ الدِّرْهَمَ الشَّرْعِيَّ هُوَ الَّذِي تَزِنُ الْعَشْرَةَ مِنْهُ سَبْعَةَ مِثَاقِيلَ مِنَ الذَّهَبِ، وَالأُوقِيَّةَ مِنْهُ: أَرْبَعِينَ درْهَمًا، وَهُوَ عَلَى هَذَا سَبْعَةُ أَعْشَارِ الدِّينَارِ... وَهَذِهِ الْمَقَادِيرُ كُلُّهَا ثَابِتَةٌ بِالإِجْمَاعِ.

Maka ketahuilah bahwa ijma' telah ditetapkan sejak awal Islam dan zaman para Sahabat dan para taabi'iin : bahwa dirham Syar'i adalah yang timbangan (10) darinya setara dengan (7) mitsqaal emas.

Dan satu Uqiyah darinya : adalah 40 dirham, dan dengan demikian itu adalah tujuh persepuluh (7/10) dinar... ..dan jumlah ini semua telah ditetapkan berdasarkan Ijma'.

[ Baca : مقدمة ابن خلدون hal. 263 ]

Dan dalam referensi lain disebutkan :

وَكَانَ الدِّينَارُ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَادِلُ (12) درهمًا. فَهَذَا هُوَ الدِّرْهَمُ الشَّرْعِيُّ الَّذِي يَهْتَمُّ بِهِ الْعُلَمَاءُ، وَلَيْسَ الدِّرْهَمُ الْمُضْرَبُ رَسْمِيًّا مِنْ قَبْلِ الدُّوَلِ الْفَارِسِيَّةِ أَوْ الرُّومَانِيَّةِ أَوْ الْبَيْزَنْطِيَّةِ، وَكَانَ الدِّينَارُ مُسَاوِيًا لِعَشْرَةِ دِرَاهِمَ فِي الْعَهْدِ الْأَوَّلِ، صَارَ فِي النِّصْفِ الثَّانِيِ مِنْ الْعَهْدِ الْأُمَوِيِّ يُسَاوِي 12 درهمًا. وَفِي الْعَصْرِ الْعَبَّاسِ الثَّانِيِ صَارَ يُسَاوِي 15 درهمًا أَوْ أَكْثَرَ.

Di zaman Nabi satu dinar setara dengan (12) dirham.

Ini adalah dirham syar'i yang jadi perhatian para ulama , bukan dirham yang secara resmi dicetak oleh negara-negara Persia, Romawi, atau Bizantium.

Kemudian di awal era dinasti Bani Umayyah : Satu dinar sama dengan 10 dirham , dan di paruh kedua era bani Umayyah setara dengan 12 dirham.

Di era kedua dinasti bani Abbasiyah kedua, nilainya menjadi 15 dirham atau lebih

Di sebutkan dlm Wikipedia

أَجْمَعَ العُلَمَاءُ بِأَنَّ الأُوقِيَّةَ الشَّرْعِيَّةَ (بِوَزْنِ مَكَّةَ فِي العَصْرِ النَّبَوِيِّ) تُسَاوِي 40 دِرْهَمًا. وَعَلَى ذَلِكَ فَالأُوقِيَّةُ عِنْدَ الحَنَفِيَّةِ تُسَاوِي 200.8 غِرَامٍ. وَعِنْدَ الجُمْهُورِ: 201 غِرَامٍ تَقْرِيبًا. حَسَبَ تَقْدِيرِ الدِّرْهَمِ لِكُلِّ مَذْهَبٍ.

Para ulama sepakat ijma' bahwa satu Uqiyah Syar'i ( الأوقية الشرعية ) ( berdasarkan timbangan Mekah pada zaman Nabi ) itu sama dengan 40 dirham. Dengan demikian , maka satu Uqiyah menurut madzhab Hanafi sama dengan 200,8 gram. Dan menurut Jumhur : kira-kira sekitar 201 gram. Dan itu berdasarkan perkiraan dirham bagi masing-masing madzhab . [ Referensi : https://ar.wikipedia.org › wiki › أوقية ]

[Penulis katakan : Berarti pada masa Nabi satu dirham adalah 201 dibagi 40 = 5,025 gram perak .

Maka : 1000 Wafi x 4,25 gram = 4.250 gram perak.

1 dirham = 5,025 perak. Berarti 1000 wafi = 845,771 dirham .

1 dinar = 12 dirham. Berarti 1000 wafi = 70,481 Dinar .

1 dinar = 4,25 gram emas . Berarti 1000 wafi = 299,6 gram emas murni.

1 gram Emas = Rp. 900.000 . Berarti 1000 wafi = Rp. 269.640.000 .

2 Daniq = 1 gram Emas murni . Berarti Rp. 900.000].

-------

HARTA WARISAN YANG DITINGGALKAN KETIKA DIA WAFAT :

Ketika dia meninggal dunia, dia meninggalkan harta:

A. 2 juta 200 ribu dirham [701 milyar 250 juta rupiah].

B. 200 ribu dinar emas [765 milyar rupiah]

C. Emas batangan murni sebanyak 300 muatan [yang diangkut 300 hewan].

D. Nilai Aset dan real estatenya 30 juta dirham [Rp. 9.562.500.000.000]

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/40-41]

-----

Thalhah bin Ubaidillah adalah orang pertama yang bercocok tanam gandum di kanal.

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166] meriwayatkan:

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ يَحْيَى عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ أَنَّ مُعَاوِيَةَ سَأَلَهُ: كَمْ تَرَكَ أَبُو مُحَمَّدٍ - يَرْحَمُهُ اللَّهُ - مِنَ الْعَيْنِ؟ قَالَ: تَرَكَ أَلْفَيْ أَلْفِ دِرْهَمٍ وَمِائَتَيْ أَلْفِ دِرْهَمٍ وَمِائَتَيْ أَلْفِ دِينَارٍ. وَكَانَ مَالُهُ قَدِ اغْتِيلَ. كَانَ يُغِلُّ كُلَّ سَنَةٍ مِنَ الْعِرَاقِ مِائَةَ أَلْفٍ سِوَى غلاته من السراة وغيرهما.

وَلَقَدْ كَانَ يُدْخِلُ قُوتَ أَهْلِهِ بِالْمَدِينَةِ سَنَتَهُمْ مِنْ مَزْرَعَةٍ بِقَنَاةٍ كَانَ يَزْرَعُ عَلَى عِشْرِينَ نَاضِحًا. وَأَوَّلُ مَنْ زَرَعَ الْقَمْحَ بِقَنَاةٍ هُوَ.

فَقَالَ مُعَاوِيَةُ: عَاشَ حَمِيدًا سَخِيًا شَرِيفًا وَقُتِلَ فَقِيدًا. رَحِمَهُ اللَّهُ.

Muhammad bin Umar memberi tahu kami, dia berkata: Ishaq bin Yahya memberi tahu saya dari Musa putra Thalhah:

"Bahwa Muawiyah bertanya kepadanya: Berapa banyak Abu Muhammad [yakni Thalhah] meninggalkan harta dari Al-'Ain [mata air] ?

Dia berkata: Dia meninggalkan 2 juta 200 ribu dirham [701 milyar 250 juta rupiah] dan 200 ribu dinar emas [765 milyar rupiah].

Dan hartanya senatiasa memberikan hasil. Dia biasa menerima 100 ribu penghasilan dari Irak setiap tahun, selain hasil panennya dari daerah As-Saraat [lahan tanah di tengah kota] dan lainnya.

Dan dia biasa membawa sembako untuk keluarganya di Madinah untuk selama setahun, dari lahan pertanian miliknya di tepi kanal.

Dan dia telah bercocok tanam dengan menggunakan 20 NADLIH. [النَّاضِحُ : adalah unta, sapi, atau keledai yang digunakan untuk mengairi perkebunan atau pertanian. Pen]

Dia adalah orang pertama yang bercocok tanam gandum di kanal.

Muawiyah berkata: Dia hidup sebagai seorang pria yang terpuji, murah hati dan terhormat, dan ketika dia terbunuh, orang-orang merasa kehilangan, semoga Allah merahmatinya ".

[Lihat juga: سير الأعلام النبلاء 1/34-35 oleh Adz-Dzahabi]

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166] meriwayatkan:

Muhammad bin Umar memberi tahu kami: Abu Bakr Abdullah bin Abi Sabrah memberi tahu saya, dari Muhammad bin Zaid bin al-Muhaajir dari Ibrahim bin Mohammed bin Thalhah, berkata:

كَانَتْ قِيمَةُ مَا تَرَكَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ مِنَ الْعَقَارَ وَالأَمْوَالِ وَمَا تَرَكَ مِنَ النَّاضِّ ثَلاثِينَ أَلْفَ أَلْفِ دِرْهَمٍ. وَتَرَكَ مِنَ الْعَيْنِ أَلْفَيْ أَلْفٍ وَمِائَتَيْ أَلْفِ دِرْهَمٍ وَمِائَتَيْ أَلْفِ دِرْهَمٍ وَمِائَتَيْ أَلْفِ دِينَارٍ. وَالْبَاقِي عُرُوضٌ.

" Nilai harta yang ditinggalkan Talhah bin Ubayd Allah berupa real estate dan uang, dan apa yang ditinggalkannya dari uang cash adalah tiga puluh juta dirham.

Dia dari al-'Ain meninggalkan 2 juta 200 ribu dirham, dua ratus ribu dirham. Sisanya adalah aset-aset lahan pertanian dan perkebunan ".

Ibnu al-Jauzi berkata:

وَقَدْ خَلَّفَ طَلْحَةُ ثَلَاثَمِائَةِ حَمْلٍ مِنَ الذَّهَبِ، وَخَلَّفَ الزُّبَيْرُ وَغَيْرُهُ، وَلَوْ عَلِمُوا أَنَّ ذَلِكَ مُذْمَمٌ لَأَخْرَجُوا الْكُلَّ.

Shahabat Thalhah meninggalkan harta warisan emas sebanyak tiga ratus angkutan. Begitu juga Az-Zubair [bin al-'Awaam] dan lain-lain, dan jika mereka tahu bahwa itu tercela, maka mereka pastu akan mengeluarkan hartanya semua.

[Lihat: الموضوعات 2/247 – 248. dan Baca pula kitab القصَّاص والمذكِّرين karya Ibnu al-Jauzy]

Adz-Dzahabi dlm سير الأعلام النبلاء 1/40-41 berkata:

أَعْجَبَ مَا مَرَّ بِي قَوْلُ ابْنِ الْجَوْزِيِّ فِي كَلَامٍ لَهُ عَلَى حَدِيثٍ قَالَ: وَقَدْ خَلَّفَ طَلْحَةُ ثَلَاثَ مِائَةِ حَمْلٍ مِنَ الذَّهَبِ.

Hal yang lebih menakjubkan adalah perkataan Ibnu al-Jauzi yang telah lewat dalam pembicaraannya tentang Thalhah dalam sebuah hadits, yang dia katakan:

Dan sunggguh Thalhah telah meninggalkan Emas batangan murni sebanyak 300 muatan [yang diangkut 300 hewan].

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/40-41]

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166] berkata :

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ يَحْيَى عَنْ جَدَّتِهِ سُعْدَى بِنْتِ عَوْفٍ الْمُرِّيَّةِ أُمِّ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَتْ: قُتِلَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ. يَرْحَمُهُ اللَّهُ. وَفِي يَدِ خَازِنِهِ أَلْفَا أَلْفِ دِرْهَمٍ وَمِائَتَا أَلْفِ دِرْهَمٍ. وَقُوِّمَتْ أُصُولُهُ وَعَقَارُهُ ثَلاثِينَ أَلْفَ أَلْفِ دِرْهَمٍ.

Ibnu Sa'ad berkata: Muhammad bin Umar memberitahu kami, Ishaq bin Yahya memberitahuku, dari neneknya, Sa'daa binti 'Auf, dia berkata:

Ketika Thalhah terbunuh, di tangan penjaga brangkasnya [bendahara] terdapat 1 juta 200 ribu dirham [382,5 milyar rupiah]. Dan aset-aset yang pokoknya serta real estatenya senilai 30 juta dirham [9.562.500.000.000 rupiah]

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166] meriwayatkan:

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ طَلْحَةُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ يَغِلُّ بِالْعِرَاقِ مَا بَيْنَ أَرْبَعَمِائَةِ أَلْفٍ إِلَى خَمْسِمِائَةِ أَلْفٍ. وَيَغِلُّ بِالسَّرَاةِ عَشَرَةَ آلافِ دِينَارٍ أَوْ أَقَلَّ أَوْ أَكْثَرَ. وَبِالأَعْرَاضِ لَهُ غَلاتٍ. وَكَانَ لا يَدَعُ أَحَدًا مِنْ بَنِي تَيْمٍ عَائِلا إِلا كفاه مؤونته ومؤونة عِيَالِهِ وَزَوَّجَ أَيَامَاهُمْ وَأَخْدَمَ عَائِلَهُمْ وَقَضَى دَيْنَ غَارِمِهِمْ. وَلَقَدْ كَانَ يُرْسِلُ إِلَى عَائِشَةَ إِذَا جَاءَتْ غَلَّتُهُ كُلَّ سَنَةٍ بِعَشَرَةِ آلافٍ. وَلَقَدْ قَضَى عَنْ صُبَيْحَةَ التَّيْمِيِّ ثَلاثِينَ أَلْفَ دِرْهَمٍ.

Muhammad bin Umar memberi tahu kami, Musa bin Muhammad bin Ibrahim Al-Taymi memberi tahu kami, dari ayahnya, dia berkata:

Di Irak, Thalhah biasa berpenghasilan 400 ribu [127 milyar 500 juta rupiah], dan dia berpenghasilan di as-Sarooh [yakni lahan-lahan di pusat kota] 10 ribu DINAR [38 milyar 250 juta rupiah], atau kurang atau lebih. Dan dari al-A'raadh [yakni: lahan-lahan pertanian dan perkebunan di tepi lembah atau pinggiran kota] juga baginya ada penghasilan.

Dan dia tidak membiarkan seorang pun dari Bani Taim yang miskin kecuali telah dia beri kecukupan untuk kebutuhan nafkah dirinya dan keluarganya. Dan dia menikahkan para budak-budak perempuannya, memberikan pelayanan pada keluarga mereka dan dia juga melunasi hutang-hutang mereka.

Dan sungguh dia biasa mengirim ke Aisyah radhiyallhu ‘anha 10.000 [dinar] setiap tahun pada saat penghasilan nya tiba. Dan dia membayarkan hutang atas nama Shubaihah at-Taimy sebanyak 30 ribu [dinar].

Di nukil pula oleh Al-Muhib ath-Thobari dalam الرياض النضرة hal. 327 dan Adz-Dzahabi dlm سير الأعلام النبلاء 1/33-34.

Derajat atsar :

Sanadnya lemah sekali ; karena ada Muhammad bin Umar bin Waaqid Al-Aslami, maula mereka, Al-Waqidi Al-Madani.

Al-Bukhari dan Abu Hatim berkata: Matruuk [ditinggalkan].

Abu Hatim dan Al-Nasa'i juga berkata: Dia memalsukan hadits.

Ahmad bin Hanbal berkata:

هُوَ كَذَّابٌ يُقَلِّبُ الْأَحَادِيثَ.

Dia adalah pembohong yang memutar balikan hadits.

Ibnu 'Adiy berkata:

أَحَادِيثُهُ غَيْرُ مَحْفُوظَةٍ وَالْبَلَاءُ مِنْهُ.

Hadits-haditsnya tidak terpelihara dan balaa berasal darinya.

Ibnu Rahawayh berkata:

هُوَ عِنْدِي مِمَّنْ يَضَعُّ الْحَدِيثَ وَاِسْتَقَرَّ الْإِجْمَاعُ عَلَى وَهَنِ الْوَاقِدِيِّ..

Dalam pandangan saya dia adalah salah satu dari mereka yang memalsukan hadits, dan telah ada ketetapan Ijma' terhadap kelemahan al-Waqidi.

NOTE:

Makna as-Sarooh (السَّرَاة), jamaknya (السَّرَوَاتُ) adalah:

سَرَاةُ كُلِّ شَيْءٍ: ظَهْرُهُ وَأَعْلَاهُ. وَمِنْهُ الْحَدِيثُ: "لَيْسَ لِلنِّسَاءِ سَرَوَاتُ الطُّرُقِ" أَيْ: لَا يَتَوَسَّطْنَهَا، وَلَكِنْ يَمْشِينَ فِي الْجَوَانِبِ.

Sarrooh segala sesuatu adalah bagian yang muncul dan paling atas.

Dan darinya hadits: “Bagi wanita tidak boleh berjalan di sarawaat [tengah-tengah] jalan-jalan” artinya: mereka tidak boleh berada di tengah, akan tetapi mereka berjalan di samping-samping.

Adapun makna al-A'raadh (الأَعْرَاضُ) adalah:

أَعْرَاضُ الْمَدِينَةِ: هِيَ قُرَاهَا التِّي فِي أَوْدِيتِهَا، وَقَالَ شَمْرُ: أَعْرَاضُ الْمَدِينَةِ: بُطُونُ سَوَادِهَا حَيْثُ الزُّرُوعِ وَالنَّخْلِ، كَمَا فِي "مُعَجَّمِ الْبِلَادِ" لِيَاقُوتَ.


A'raadh kota adalah desa-desanya yang berada di lembah-lembahnya.

Dan Syammar berkata: A'raadh kota itu: pusat-pusat lahan hijau, tempat bercocok tanam dan berkebun kurma.

Al-Muhib ath-Thobari berkata:

أَخْرَجَهُ الْأَبْعَةُ الْفَضَائِلِيُّ.

Di keluarkan [yakni di masukkan dalam kitabnya] oleh empat al-Fadhooily.

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/166] meriwayatkan:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَبْرَةَ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ الْوَالِبِيِّ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ: كَانَ أَبُو مُحَمَّدٍ طَلْحَةُ يُغِلُّ كُلَّ يَوْمٍ مِنَ الْعِرَاقِ أَلْفَ وَافٍ دِرْهَمٍ وَدَانَقِينَ.

Kami diberitahu oleh Muhammad Ibn Umar, dia berkata: Abu Bakar bin Abdillah bin Abi Sabrah memberi tahu kami dari Makhramah bin Sulaiman al-Waalii dari Issa bin Thalhah, dia mengatakan:

Abu Muhammad Talha senantiasa menghasilkan setiap hari 1000 waafin dirham dan dua Daaniq dari Irak.

Note: Makna وَافٍ دِرْهَم (waafin dirhamn):

Waafi adalah salah satu nama jenis dirham. Al-Waqidi berkata:

الوَافِي وَزْنُه وَزْنُ الدِّيْنارِ وَعَلَى ذَلِكَ وَزْنُ درَاهِمِ فَارِسَ الَّتِي تُعْرَفُ بِالْبَغْلِيَّةِ.

Berat timbangan Al-Waafi adalah berat timbngan dinar [dan dengan demikian] adalah berat timbangan dirham Persia, yang dikenal sebagai Baghliah.

[Lihat: Asad al-ghoobah karya Ibnu al-Atsiir 1/471 cet. Dar al-Fikr]

Dalam artikel: الدِّرْهَمُ الإِسْلَامِيُّ الْمَضْرُوبُ عَلَى الطِّرَازِ السَّاسَانِيِّ di sebutkan:

وَزْنُ الدِّينَارِ الذَّهَبِ "8" دَوَانِقَ... وَالدِّينَارُ الشَّرْعِيُّ الذَّهَبُ يُسَاوِي 4,250 غَرَامًا.

Berat Timbangan satu Dinar emas adalah 8 Daniq. Dan satu dinar emas Syar'i sama dengan 4,250 gram

Dan Adz-Dzahabi menyebutkan dari Al-Humaidi, bahwa dia berkata:

حدثنا بن عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا عَمْرُو بنُ دِيْنَارٍ أَخْبَرَنِي مَوْلَى لِطَلْحَةَ قَالَ كَانَتْ غَلَّةُ طَلْحَةَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ وافٍ

Ibnu Uyaynah memberi tahu kami, Amr bin Dinar memberi tahu kami, seorang maula Thalhah memberi tahu saya, dia berkata:

" Penghasilan Thalhah setiap harinya ada seribu waafi ".

Itu dimasukkan oleh Ibnu Sa'ad dalam at-Thobaqoot "3/220", dan al-Tabarani dalam "Al-Kabir" "196", dan Abu Na'im dalam "Al-Hilyah" "1/ 88" dari jalur Sufyan bin Uyaynah.

Derajat Atsar :

Sanadnya Shahih.

Al-Haythami menyebutkannya dalam "Al-Majma '" (9/148), dan dia berkata:

"رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ إِلَّا أَنَّهُ مُرْسَلٌ".

"Al-Tabarani meriwayatkannya dan orang-orangnya dapat dipercaya, namun itu adalah Mursal."

Saya katakan: Amr bin Dinar telah mendengar dari banyak para maula dari para sahabat senior, jadi apa yang mencegahnya dari mendengarnya dari maula Thalhah, dan sanadnya tersambung ke Amr bin Dinar, dan pamannya telah mendengar dari maula Thalhah, jadi Atsar ini Shahih Insya Allah.

Dari Istri Thalhah yang bernama Su'daa [سُعْدَى] bint 'Auf, dia berkata:

كَانَتْ غَلَّةُ طَلْحَةَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفًا وَافِيًا، وَكَانَ يُسَمَّى طَلْحَةُ الْفَيَّاضُ، وَلَقَدْ تَصَدَّقَ يَوْمًا بِمِائَةِ أَلْفٍ

Dulu peghasilan Thalhah setiap hari adalah seribu waafi, dan dia disebut Thalhah al-Fayaadh [yang melimpah ruah], dan dia memberi sedekah setiap hari 100 ribu [3,12 milyar rupiah].

[Diriwayatkan oleh Abu Naim dalam Al-Hilyah 1/188, dan dalam Al-Ma`rifah (376), dan Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaaidnya terhadap kitab az-Zuhud hal.181].

Derajat Riwayat ini adalah HASAN:

Al-Haitsami dlam Majma' az-Zawaa'id [al-Mausuu'ah asy-Syaamilah 9/52 no. 14809 melalui jalur 'Amr bin Dinar, dia berkata:

عَنْ عَمْروِ بْنِ دِينَارٍ قَالَ: كَانَتْ غَلَةُ طَلْحَةَ كُلَّ يَوْمٍ أَلْفًا وَافِيًا. رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ إِلَّا أَنَّهُ مُرْسَلٌ.

[Baca: سير السلف الصالحين hal. 99 no. 311 karya Ismail bin Muhammad al-Ashbahaani (w. 535 H) di Ta'liq dan Takhrij oleh Muhmmad Hasan dan Thoriq Fathi. Cet. Darul Kutubul 'Ilmiyyah – Bairut]

*****

KEDERMAWANAN THALHAH DAN INFAQ NYA

Thalhah bin Ubaidillah رضي الله عنه sangat terkenal dengan kedermawanannya, dia banyak berinfak dan bersedekah.

1] Memerdekakan 100 budak dan menikahkannya :

Al-Madaaini berkata:

إنَّما سمِّي طَلْحَةُ بن عبيدالله الخزاعي: طَلْحَةَ الطَّلَحَات؛ لأنَّه اشترى مائةَ غلام وأعتقهم وزوَّجهم، فكلُّ مولود له سمَّاه: طلحة.

Dia disebut Thalhah bin Ubaidullah Al-Khuza'i: Thalhata Ath-Thalahaat ; Karena dia membeli seratus anak laki-laki budak, lalu memerdekakan mereka, dan menikahkan mereka, maka masing-masing anak dari mereka di kasih nama Thalhah.

[Baca: عيون الأخبار karya ad-Dainuuri 1/466]

2]. Pernah sedekah senilai sekitar 21,84 milyar rupiah .

Thalhah pernah menjual tanahnya seharga 700 ribu [yakni 700 ribu dirham = 21,84 milyar rupiah] maka dia semalaman dipenuhi rasa cemas dan sedih karena ketakutan dengan uang tsb, maka pada pagi harinya dia sedekahkan semua uang itu.

3] Tiap tahun memberi ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha sebesar 10.000 dinar .

Dia biasa mengirim ke Aisyah radhiyallahu ‘anha 10.000 dinar setiap tahun pada saat penghasilan nya tiba.

Al-Muhib ath-Thabari dalam الرِيَاضُ النَّضْرَةُ hal. 372 berkata:

وَقَالَ مُوسَى بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: وَكَانَ لَا يَدَعُ أَحَدًا مِنْ بَنِي تَيْمٍ عَائِلًا إِلَّا كَفَّاهُ مُؤْنَتَهُ وَمُؤْنَةَ عِيَالِهِ، وَزَوَّجَ إِمَاءَهُمْ، وَأَخْدَمَ عَائِلَهُمْ، وَقَضَى دَيْنَ غَارِمِهِمْ، وَلَقَدْ كَانَ يُرْسَلُ إِلَى عَائِشَةَ إِذَا جَاءَتْ غَلَّتْهُ كُلَّ سَنَةٍ بِعَشْرَةِ آلافٍ، وَلَقَدْ قَضَى عَنْ صُبَيْحَةَ الْتَّيْمِيِّ ثَلَاثِينَ أَلْفَ دِرْهَمٍ.

Dan Musa bin Muhammad bin Ibrahim Al-Taymi berkata: dari ayahnya, dia berkata:

Dan dia tidak membiarkan seorang pun dari Bani Taim yang miskin kecuali telah dia beri kecukupan untuk kebutuhan nafkah dirinya dan keluarganya.

Dan dia menikahkan para budak-budak perempuannya. Memberikan pelayanan pada keluarga mereka dan dia juga melunasi hutang-hutang mereka.

Dan sungguh dia biasa mengirim ke Aisyah radhiyallahu ’anha 10.000 [dinar] setiap tahun pada saat penghasilan nya tiba.

Dan dia membayarkan hutang atas nama Shubaihah at-Taimy sebanyak 30 ribu.

Dan al-Muhib ath-Thobari berkata:

أَخْرَجَهُ الْأَبْعَةُ الْفَضَائِلِيُّ.

Di keluarkan [yakni di masukkan dalam kitabnya] oleh empat al-Fadhooily.

4] membayar hutang orang lain :

Dan dia tidak membiarkan seorang pun dari Bani Tamim kecuali telah dia beri kecukupan untuk kebutuhan nafkahnya. Dan dia juga melunasi hutang-hutang mereka.

Dan dia membayarkan hutang atas nama seorang pria dari Bani Taym sebanyak 30 ribu.

Adz-Dzahabi dlm سير الأعلام النبلاء 1/34 berkata:

قَالَ الزُّبَيْرُ بنُ بَكَّارٍ: حَدَّثَنِي عُثْمَانُ بنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ طَلْحَةَ بنَ عُبَيْدِ اللهِ قَضَى، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بنِ مَعْمَرٍ وَعَبْدِ اللهِ بنِ عَامِرِ بنِ كُرَيْزٍ ثَمَانِيْنَ أَلْفَ دِرْهَمٍ.

Al-Zubayr bin Bakkar berkata: Usman bin Abdul Rahman memberitahuku:

Bahwa Talhah bin Ubaidillah membayari hutang Ubaidullah bin Muammar dan Abdullah bin 'Aamir bin Kuraiz sebanyak 80 ribu dirham [Rp. 25.500.000.000].

5] Pernah menginfaqkan hartanya sebesar 700 ribu dirham .

Al-Muhib ath-Thobari berkata: Al-Hasan meriwayatkan:

أنَ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدَاللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ باعَ أَرْضًا لَهُ مِنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ بِسَبْعِمِائَةِ أَلْفٍ، فَحَمَلَهَا إلَيْهِ، فَلَمَّا جَاءَ بِهَا قَالَ: إِنَّ رَجُلًا تَبِيتُ هَذِهِ عِنْدَهُ فِي بَيْتِهِ لَا يَدْرِي مَا يَطْرُقُهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ، لَغَرِيرٌ بِاللَّهِ، فَبَاتَ وَرُسُلُهُ مُخْتَلِفٌ بِهَا فِي سُكُكِ الْمَدِينَةِ حَتَّى أَسْحَرَ وَمَا عِنْدَهُ مِنْهَا دِرْهَمٌ.

" Bahwa Thalhah bin Ubaidullah RA menjual tanahnya kepada Utsman bin Affan seharga tujuh ratus ribu, lalu dia mengantarkan uang itu kepadanya. Maka ketika dia datang dengan membawa uang tsb, dia berkata:

Sesungguhnya uang ini bermalam di sisi seorang laki-laki di rumahnya, dia tidak tahu apa yang akan datang di malam hari pada dirinya dari ketetapan Allah, sungguh dia tertipu oleh syetan yang datang memperdayanya tentang Allah.

Lalu dia menghabiskan malam nya [dirumahnya dengan uang tsb] sementara para utusannya berbeda tempat untuk menjaganya, mereka bermalam di jalan-jalan gang Madinah, sehingga dia begadang hingga menjelang waktu subuh, padahal dia tidak memiliki satu dirham pun darinya [yakni: jika Allah mencabut nyawanya malam itu] !

[Lihat: الرياض النضرة karya al-Muhibb ath-Thobari (w. 496 H) hal 371-372]

Dalam lafadz lain dari al-Hasan, dia berkata:

بَاعَ طَلْحَةُ أَرْضًا بِسَبْعِ مِائَةِ أَلْفِ دِرْهَمٍ، فَبَاتَ وَذَلِكَ الْمَالُ عِنْدَهُ أَرِقًا مَغْمُومًا، فَقِيلَ لَهُ: مَالَكَ مَغْمُومًا؟ قَالَ: الْمَالُ الَّذِي عِنْدِي كَرَبَنِي، فَلَمَّا أَصْبَحَ فَرَّقَهُ وَقَسَّمَهُ حَتَّى مَا بَقِيَ مِنْهُ دِرْهَمٌ

Thalhah menjual tanah seharga tujuh ratus ribu dirham, maka dia semalaman merasa uang itu menjadi beban pikiran baginya. Lalu ada yang bertanya padanya: Apa yang membuat mu sedih dan tertekan ???. Dia menjawab: " Uang yang berada di sisi ku telah membebani pikiranku ". Maka di pagi harinya, dia menyebarkannya dan membaginya hingga tidak ada yang tersisa satu dirham pun.

Derajat Atsar :

Sanadnya Shahih. Di riwayatkan Imam Ahmad dlm az-Zuhud hal. 181 dan Abu Nu'aim dalam al-Hilyah 1/88-89 dan Isma'il al-Ashbahaani dalam سير السلف الصالحين hal. 216 [99 no. 312].

6] Biasa memberi tanpa di minta :

Qubaishoh bin Jabir berkata:

صَحِبْتُ طَلْحَةَ فَمَا رَأَيْتُ أَعْطَى لِجَزِيْلِ مَالٍ مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ مِنْهُ

Aku bersahabat dengan Thlahah, maka aku belum pernah melihat seorang pun yang memberikan uang dalam jumlah besar tanpa diminta selain dia.

[Di riwayatkan oleh Ibnu Saad 8/221, ath-Thabraani no. 194 dan Abu Naim dalam al-Hilyah 1/88 dari Mujaalid bin Sa'id dari Sy'abi...

Al-Haitsami dlam Majma' az-Zawaa'id [al-Mausuu'ah asy-Syaamilah 9/52 no. 14803 berkata:

رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَإِسْنَادُهُ حَسَنٌ.

"Diriwayatkan oleh ath-Thabraani, dan sanadnya Hasan ".

Saya katakan: Akan tetapi di dalam nya ada Mujaalid bin Sa'id, dia itu Dha'if .

Muhammad bin Sa'ad dlam الطَّبَقَاتُ الكُبْرَى [3/167] meriwayatkan:

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَبْرَةَ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ الْوَالِبِيِّ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ قَالَ: صَحِبْتُ طَلْحَةَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ فِي السَّفَرِ وَالْحَضَرِ فَلَمْ أُخْبَرْ أَحَدًا أَعَمَّ سَخَاءً عَلَى الدِّرْهَمِ وَالثَّوْبِ وَالطَّعَامِ مِنْ طَلْحَةَ.

Muhammad bin Umar memberi tahu kami, dia berkata: Abu Bakar bin Abdillah bin Abi Sabrah dari Makhramahh bin Sulaiman al-Waalii dari As-Saa'ib bin Yazid, dia berkata:

Saya menemani Talha bin Ubaidillah, dalam waktu safar dan waktu mukim di rumah, dan saya tidak pernah mendengar kabar bahwa ada orang lain yang lebih dermawan dalam hal dirham, pakaian, dan makanan daripada Thalhah.

7]. Berinfaq kepada sanak kerabat dan keluara ada hubungan tali rahim .

Adz-Dzahabi berkata : Dari Ali bin Zaid, dia berkata:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى طَلْحَةَ يَسْأَلُهُ، فَتَقَرَّبَ إِلَيْهِ بِرَحِمٍ. فَقَالَ: إِنَّ هَذِهِ لَرَحِمٌ مَا سَأَلَنِي بِهَا أَحَدٌ قَبْلَكَ، إِنَّ لِي أَرْضاً قَدْ أَعْطَانِي بِهَا عُثْمَانُ ثَلاَثَ مَائَةِ أَلْفٍ، فَاقْبَضْهَا، وَإِنْ شِئْتَ بِعْتُهَا مِنْ عُثْمَانَ، وَدَفَعْتُ إِلَيْكَ الثَّمَنَ. فَقَالَ: الثَّمَن. فَأَعْطَاهُ.

Seorang badui datang ke Thalhah untuk memintanya, lalu dia mendekatinya dengan menyebut bahwa dirinya ada hubungan tali rahim.

Lalu Thalhah berkata: Sesungguhnya ini untuk hubungan tali rahim, tidak ada seoarang pun sebelum mu yang meminta kepadaku. Kebetulan saya punya tanah yang sedang di tawar Utsman seharga tiga ratus ribu [dirham = 9,3 milyar], maka ambillah untuk mu, dan jika kamu mau, saya menjualnya kepada Usman, dan saya berikan uangnya pada mu.

Badui itu berkata: " Saya mau Uangnya ". Maka Thalhah memberikan uangnya padanya

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/32. Dan lihat pula: عيون الأخبار karya ad-Dainuuri 1/454]]

Adz-Dzahabi berkata:

Dari Al-Kadiimi, dia berkata: Al-Asma'i memberi tahu kami, Ibnu Imran, Hakim di Madinah, memberi tahu kami:

أَنَّ طَلْحَةَ فَدَى عَشْرَةً مِنْ أُسَارَى بَدْرٍ بِمَالِهِ، وَسُئِلَ مَرَّةً بِرَحِمٍ، فَقَالَ: قَدْ بِعْتُ لِي حَائِطاً بِسَبْعِ مَائَةِ أَلْفٍ، وَأَنَا فِيْهِ بِالخِيَارِ، فَإِنْ شِئْتَ خُذْهُ، وَإِنْ شِئْتَ ثَمَنَهُ.

Bahwa Thalhah menebus sepuluh tawanan Perang Badar dengan hartanya, dan dia pernah diminta oleh seseorang dengan menyebutkan hubungan tali rahim.

Lalu dia berkata: Saya telah menjual kebun saya seharga 700 ribu dirham [dirham = 21,84 milyar rupiah]. Dan saya punya pilihan di dalamnya. Jika Anda mau, ambillah kebun itu, dan jika Anda mau, ambillah harganya.

Lalu adz-Dzahabi berkata:

إِسْنَادُهُ مُنْقَطِعٌ، مَعَ ضَعْفِ الكُدَيْمِيِّ.

" Sanadnya terputus, ditambah lagi dengan lemahnya Al-Kadiimi ".

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/32]

8] Sedekah menggali Sumur :

Dari Musa bin Thalhah:

أَنَّ طَلْحَةَ نَحَرَ جُزُورًا وَحَفَرَ بِئْرًا يَوْمَ ذِي قَرَدٍ فَأَطْعَمَهُمْ وَسَقَاهُمْ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَا طَلْحَةَ الْفَيَاضِ". فَسُمِّيَ: طَلْحَةَ الْفَيَاضِ.

Bahwa Thalhah menyembelih unta dan menggali sumur pada waktu perang Dzu Qird,, maka dia memberi mereka makan dan memberi mereka minum, maka Nabi, sallallahu alaihi wa sallam, berkata: “Wahai Thalhah al -Fayaadh.”

Maka dia beri nama: Thalhah al-Fayyaadh.

[HR. Al-Hakim no. 5671 dan Abu Na'im al-Ashbahani dalam Ma'rifah ash-Shohaabah 1/113 no. 374. Al-Hakim berkata: " Hadits Shahih Sanadnya, namun Bukhori dan Muslim tidak mengeluarkannya ".

Sementara Al-Haitsami berkata dalam Majma' az-Zawaa'id [al-Mausu'ah asy-Syaamilah 9/52 no. 14805]:

رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَفِيهِ إِسْحَاقُ بْنُ يَحْيَى بْنِ طَلْحَةَ وَقَدْ وَثَّقَ عَلَى ضَعْفِهِ.

Diriwayatkan oleh al-Tabarani, dan di dalamnya ada Ishaq bin Yahya bin Talha, dan dia dipercaya atas kelemahannya.

9] Membeli Sumur dan memberi makan .

Dan diriwayatkan dari Salamah bin al-Akwa', berkata:

ابْتَاعَ طَلْحَةُ بِئْراً بِنَاحِيَةِ الجَبَلِ وَنَحَرَ جزُوْراً فَأَطْعَمَ النَّاسَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَنْتَ طَلْحَةُ الفَيَّاضُ

Thalhah رضي الله عنه pernah membeli sebuah sumur di arah gunung dan menyembelih sembelihan, lalu dengannya memberi makan orang-orang.

Maka nabi Muhammad berkata kepadanya:

«أَنْتَ طَلْحَةُ الْفَيَّاضُ»

"Kamu adalah Talha al-Fayyaadh [yang melimpah ruah hartanya] ".

HR. At-Thabrani dlm al-Mu'jam al-Kabiir 7/6224.

Hadits ini Hasan lighairihi ; karena didukung oleh hadits Musa bin Thalah diatas.

Al-Haitsami berkata dalam Majma' az-Zawaa'id [al-Mausu'ah asy-Syaamilah 9/52 no. 14806:

روَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَفِيهِ مُوسَى بِنُ مُحَمَّدِ بِنِ إِبْرَاهِيمَ وَهُوَ مُجْمَعٌ عَلَى ضَعْفِهِ.

Diriwayatkan oleh ath-Thabrani, dan di dalam sanad terdapat Musa bin Muhammad bin Ibrahim, dan dia itu telah disepakati (Ijma') bahwa dia lemah.

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/31]

Dari Musa bin Thalhah, dari ayahnya [Thalhah], dia berkata:

لَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ سَمَّاهُ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- طَلْحَةَ الخَيْرَ. وَفِي غَزْوَةِ ذِي العَشِيْرَةِ طَلْحَةَ الفَيَّاضَ وَيَوْمَ خَيْبَرَ طَلْحَةَ الجُوْدَ

Ketika perang Uhud, Nabi  memberikan nama untuk ku: Thalhah al-Khair [yang penuh kebaikan]. Dalam perang Dzil 'Asyiirah, Thalhah al-Fayyaadh [yang melimpah hartanya] dan dalam perang Khaibar, Thalhah al-Juud [yang dermawan]. 

[HR. Al-Hakim 3/374 dan ath-Thabraani dalam al-Mu'jam al-Kabir 197 dan 218]

Al-Haitsami dlm al-Majma' 9/147-148 berkata:

روَاهُ الطَّبَرَانِيُّ، وَفِيهِ مَنْ لَمْ أَعْرِفْهُمْ، وَسُلَيْمَانُ بْنُ أَيُّوبَ الطَّلْحِيُّ وَثَّقَ وَضَعَّفَ.

“Al-Tabarani meriwayatkannya, dan di dalamnya ada perawi yang tidak saya ketahui, dan Suleiman bin Ayyub Al-Talhi dapat dipercaya dan lemah.”

Adz-Dzahabi mengatakan: " Sanadnya Layyin ".

[Lihat: سير أعلام النبلاء karya Adz-Dzahabi dalam biografi Thalhah 1/31 dan al-Bidaayah wan-Nihaayah karya Ibnu Katsir 7/276]

Dan lihat pula pada: ذكر أخبار إصبهان 2/271 dan Mustadrak al-Hakim 3/374.

PARA MILYARDER DARI 10 SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA:

 


Posting Komentar

0 Komentar