Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

STUDY HADITS DOA NABI ADAM (AS) : "ALLAAHUMMA INNAKA TA'LAMU SIRRII WA 'ALAANIYYATII .... ".

STUDY HADITS DOA NABI ADAM alaihis salam

 ‌اللَّهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌تَعْلَمُ ‌سِرِّي ‌وَعَلانِيَتِي


Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri


KAJIAN NADI AL-ISLAM


﴿بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ﴾


YANG DIMAKSUD DENGAN DOA NABI ADAM ALAIHIS SALAAM DALAM ARTIKEL INI ADALAH SBB:

"‌اللَّهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌تَعْلَمُ ‌سِرِّي ‌وَعَلانِيَتِي ‌فَاقْبَلْ ‌مَعْذِرَتِي ‌وَتَعْلَمُ ‌حَاجَتِي ‌فَأَعْطِنِي ‌سُؤْلِي وَتَعْلَمُ مَا عِنْدِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُنَاهِي قَلْبِي وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلا مَا قَضَيْتَ لِي وَرَضِّنِي بِقَضَائِكَ ".


"Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.

Artinya: " Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

HADITS INI MEMILIKI EMPAT JALUR SBB:

JALUR KE 1:


Dari Buraidah bin al-Hushaib al-Aslami bahwa Nabi SAW bersabda:

لَمَّا أَهْبَطَ اللَّهُ آدَمَ إِلَى الأَرْضِ طَافَ بِالْبَيْتِ سَبْعًا [ وفي رواية البيهقي: أُسْبُوعًا ] ثُمَّ صَلَّى حِذَاءَ الْمَقَامِ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ:


"‌اللَّهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌تَعْلَمُ ‌سِرِّي ‌وَعَلانِيَتِي ‌فَاقْبَلْ ‌مَعْذِرَتِي ‌وَتَعْلَمُ ‌حَاجَتِي ‌فَأَعْطِنِي ‌سُؤْلِي وَتَعْلَمُ مَا عِنْدِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُنَاهِي قَلْبِي وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلا مَا قَضَيْتَ لِي وَرَضِّنِي بِقَضَائِكَ ".


فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: يَا آدَمُ إِنَّكَ قَدْ دَعَوْتَنِي بِدُعَاءٍ اسْتُجِيبَ لَكَ فِيهِ وَلَنْ يَدْعُوَنِي بِهِ أَحَدٌ مِنْ ذُرِّيَتِكَ بَعْدَكَ إِلا اسْتَجَبْتَ لَهُ وَفَرَّجْتُ هُمُومَهُ وَغُمُومَهُ وَغَفَرْتُ لَهُ ذَنْبَهُ وتَجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ وَآتَيْتُهُ مِن الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيدُهَا


Artinya:
Ketika Allah menurunkan Adam ke bumi, maka dia berthawaf mengelilingi Baitullah tujuh kali, lalu shalat ditempat yang sejajar dengan Maqam Ibrahim. Kemudian dia berdoa dengan mengucapkan:

"‌اللَّهُمَّ ‌إِنَّكَ ‌تَعْلَمُ ‌سِرِّي ‌وَعَلانِيَتِي ‌فَاقْبَلْ ‌مَعْذِرَتِي ‌وَتَعْلَمُ ‌حَاجَتِي ‌فَأَعْطِنِي ‌سُؤْلِي وَتَعْلَمُ مَا عِنْدِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُنَاهِي قَلْبِي وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلا مَا قَضَيْتَ لِي وَرَضِّنِي بِقَضَائِكَ ".


"Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.

Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

Maka Allah mewahyukan kepadanya:

يَا آدَمُ إِنَّكَ قَدْ دَعَوْتَنِي بِدُعَاءٍ اسْتُجِيبَ لَكَ فِيهِ وَلَنْ يَدْعُوَنِي بِهِ أَحَدٌ مِنْ ذُرِّيَتِكَ بَعْدَكَ إِلا اسْتَجَبْتَ لَهُ وَفَرَّجْتُ هُمُومَهُ وَغُمُومَهُ وَغَفَرْتُ لَهُ ذَنْبَهُ وتَجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ وَآتَيْتُهُ مِن الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيدُهَا


Hai Adam, bahwa kau telah berdoa pada ku dengan doa yang aku telah mengabulkanmu di dalamnya. Dan tidak ada seorang pun dari anak keturunan mu setelahmu yang berdoa kepada-Ku seperti doa-mu melainkan aku mengabulkannya, aku angkat kesedihan dan kesulitannya, Aku cabut kefakiran dari dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua pedagang, Aku tundukkan dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.”

TAKHRIJ HADITS:


[HR. Al-Daraqutni dalam “Al-Mu'talaf wa Al-Mukhtalif” (4/1941), Al-Bayhaqi dalam “Al-Da'awaat Al-Kabir” (262), Al-Khatib dalam “Al-Muwadhdhih”(2/120), al-Azraqi dalam Akhbaar Makkah 1/349, ath-Thabrani dalam al-Kabiir [Jaami' al-Masaaniid was-Sunan no. 742] dan Ibnu 'Asaakiir dalam Tarikh Damasycus 7/427-428 dengan sedikit perbedaan].

Al-Haythami menggolongkannya sebagai hadits dhoif sebagaimana yang dia sebutkan dalam Majma' al-Zawa'id (10/183):

"رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ، وَفِيهِ النَّضْرُ بْنُ طَاهِرٍ، وَهُوَ ضَعِيفٌ" انتهى


“Al-Tabarani meriwayatkannya di al-Awsat, dan di dalamnya terdapat al-Nadhr ibn Taher, dan dia lemah. " [SELESAI].

Bahkan Syekh Al-Albani, semoga Allah merahmatinya, mengatakan bahwa itu adalah hadits munkar. Beliau berkata:

"منكر. أخرجه الطبراني في "المعجم الأوسط" (2/66/1/6112) ، وابن عساكر في "تاريخ دمشق" (2/642) من طريق النَّضْر بْن طَاهِرٍ: حدثني مُعَاذُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْأنصاري عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ... مرفوعاً.

وقال الطبراني: " لَمْ يَرْوِه إِلَّا مُعَاذُ، تَفَرَّدَ بِهِ النَّضْرُ ".


Itu hadits munkar, diriwayatkan oleh al-Tabarani dalam “Al-Mu'jam al-Awsath” (2/66/1/6112) dan oleh Ibnu Asaakir dalam “Tarikh Damascus” (2/642) dari jalur an-Nadhr bin Thaher:

Mu'adz bin Muhammad Al-Anshari menceritakan kepadaku dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari 'Aisyah radhiyallaahu 'anha... dengan sanad marfu' kepada Nabi.

Ath-Thabarani berkata:

"Tidak ada yang meriwayatkannya kecuali Muadz. Sementara Nadhr adalah satu-satunya perawi yang meriwayatkan darinya."

Lalu Syekh al-Albaani berkata:

قلت: وهو ضعيف جداً، يسرق الحديث ، ويحدث عمن لم يرهم، ولا يحمل سنُّه أن يراهم، كما قال ابن عدي في "الكامل” انتهى من "السلسلة الضعيفة" (13/ 925).


Aku berkata: Dia sangat lemah. Dia mencuri hadits, dan meriwayatkan hadits dari orang-orang yang dia tidak berjumpa dengannya, dan usianya tidak memungkinkan nya untuk bisa berjumpa dengan mereka, seperti yang dikatakan Ibnu 'Adiy dalam "al-Kaamil".
[ Selesai kutipan dari al-Silsilah al-Dha'iifah (13/925)].

Adapun al-Haafiz Ibnu Hajar, dia berkata:

" هذا حديث غريب ، فيه سليمان بن مسلم الخشاب: ضعيف جدًّا.

لكن تابعه حفص بن سليمان عن علقمة بن مرثد ، عن سليمان بن بريدة عن أبيه. أخرجه الأزرقي في كتاب مكة ، من طريق حفص ، وهو ضعيف أيضًا. لكنه إمام في القراءة.

وساق له طرقًا ، وهذه الطرق الأربع ترقي الحديث إلى مرتبة ما يعمل به في فضائل الأعمال ، كالدعاء".


Ini adalah hadits yang Ghorib, di mana Sulaiman ibn Muslim al-Khasyaab adalah sangat lemah.
Tetapi Hafs bin Suleiman mengikutinya dari 'Alqamah bin Martsad, dari Suleiman bin Buraidah, dari ayahnya.

Al-Azraqi memasukkannya ke dalam Kitab Makkah, melalui jalur Hafash, dan dia juga lemah. Tapi dia adalah seorang imam dalam Ilmu Qiro'ah.

Dan baginya memilik beberapa jalur sanad. Dan dengan adanya empat jalur sanad ini bisa mengangkat hadits ke tingkat [martabat] yang boleh diamalkan dalam Fadho'il a'maal [amalan-malan utama], seperti untuk berdoa.

[Selesai kutipan dari “Al-Futuhat al-Rabbaaniyah ‘ala al-Adzkaar an-Nawawi” oleh Ibnu 'Allaan (4/391)].

Dan lihat pula kitab: “نتائج الأفكار” oleh Ibnu Hajar (5/291), yang didalamnya terdapat teks apa yang dia katakan diatas.

Namun demikian al-Hafidz as-Sayuthi dalam الدر المنثور 1/43 dan Najmuddin al-Ghozzi dalam Husn at-Tanabbuh 5/204 sepakat berkata: " سنده لا بأس به: Sanadnya tidak ada masalah ".

Al-Hafidz as-Sayuthi berkata:

وأخْرَجَ الأزْرَقِيُّ في ”تارِيخِ مَكَّةَ“، والطَّبَرانِيُّ في ”الأوْسَطِ“، والبَيْهَقِيُّ فِي ”الدَّعَواتِ“، وابْنُ عَساكِرَ بِسَنَدِ لا بَأْسَ بِهِ عَنْ بُرَيْدَةَ


Al-Azraqi meriwayatkannya dalam “Akhbaar Makkah”, Ath-Thabrani dalam “Al-Awsath”, Al-Bayhaqi dalam “ad-Du'a”, dan Ibnu Asakir dengan sanad LAA BA'SA BIHI dari Buraidah.

JALUR KE 2:


Dari Aisyah radhiyallahu 'anha dari Nabi SAW, bersabda:

«‌لَمَّا ‌أَهْبَطَ ‌اللَّهُ ‌آدَمَ ‌إِلَى ‌الْأَرْضِ ‌قَامَ ‌وَجَاءَ ‌الْكَعْبَةَ ‌فَصَلَّى ‌رَكْعَتَيْنِ، فَأَلْهَمَهُ اللَّهُ هَذَا الدُّعَاءَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سَرِيرَتِي وَعَلَانِيَتِي، فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤْلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِي، وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي، وَرِضًا بِمَا قَسَمْتَ لِي ".


قَالَ: " فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَيْهِ: يَا آدَمُ، قَدْ قَبِلْتُ تَوْبَتَكَ، وَغَفَرْتُ ذَنْبَكَ، وَلَنْ يَدْعُوَنِي أَحَدٌ بِهَذَا الدُّعَاءِ إِلَّا غَفَرْتُ لَهُ ذَنْبَهُ، وَكَفَيْتُهُ الْمُهِمَّ مِنْ أَمْرِهِ، وَزَجَرْتُ عَنْهُ الشَّيْطَانَ، وَاتَّجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ، وَأَقْبَلَتْ إِلَيْهِ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَإِنْ لَمْ يُرِدْهَا».


ARTINYA:
Ketika Allah SWT menurunkan Adam ke bumi, maka Adam berdiri dan mendatangi Ka'bah, lalu sholat dua rakaat. Maka Allah meng ilhami nya Doa ini:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سَرِيرَتِي وَعَلَانِيَتِي، فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤْلِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِي، وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَا يُصِيبُنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي، وَرِضًا بِمَا قَسَمْتَ لِي "


"Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, maka dari itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.

Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

Maka Allah mewahyukan kepadanya:

« يَا آدَمُ، قَدْ قَبِلْتُ تَوْبَتَكَ، وَغَفَرْتُ ذَنْبَكَ، وَلَنْ يَدْعُوَنِي أَحَدٌ بِهَذَا الدُّعَاءِ إِلَّا غَفَرْتُ لَهُ ذَنْبَهُ، وَكَفَيْتُهُ الْمُهِمَّ مِنْ أَمْرِهِ، وَزَجَرْتُ عَنْهُ الشَّيْطَانَ، وَاتَّجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ كُلِّ تَاجِرٍ، وَأَقْبَلَتْ إِلَيْهِ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَإِنْ لَمْ يُرِدْهَا»


Hai Adam, bahwa kau telah berdoa pada ku dengan doa yang aku telah mengabulkan mu di dalamnya. Dan tidak ada seorang pun dari anak keturunan mu setelahmu yang berdoa kepada-Ku seperti doa-mu melainkan aku mengabulkannya, aku angkat kesedihan dan kesulitannya, Aku cabut kefakiran dari dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua pedagang, Aku tundukkan dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.”

[ HR. Thabrani dlam al-Awsath 6/17-18 no. 5974.

DERAJAT HADITS:


Al-Haitsami dlam Majma' az-Zawaaid 10/183 no. 17426 berkata:

رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْأَوْسَطِ، وَفِيهِ النَّضْرُ بْنُ طَاهِرٍ، وَهُوَ ضَعِيفٌ


"Ath-Thabarani meriwayatkannya dalam al-Awsath, dan di dalamnya ada an-Nadhr ibnu Thahir, dan dia itu lemah".

Al-Hafidz Ibnu Hajar dan As-Sayuthy mendhaifkan sanadnya. [ Baca: Ad-Durr al-Mantsur karya as-Sayuthi 1/143.

JALUR KE 3:

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, dia berkata:

لَمّا أرادَ اللَّهُ أنْ يَتُوبَ عَلى آدَمَ أذِنَ لَهُ فَطافَ بِالبَيْتِ سَبْعًا - والبَيْتُ يَوْمَئِذٍ رَبْوَةٌ حَمْراءُ - فَلَمّا صَلّى رَكْعَتَيْنِ قامَ فاسْتَقْبَلَ البَيْتَ وقالَ:


اللَّهُمَّ إنَّكَ تَعْلَمُ سَرِيرَتِي وعَلانِيَتِي فاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وتَعْلَمُ حاجَتِي فَأعْطِنِي سُؤْلِي وتَعْلَمُ ما في نَفْسِي فاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ إيمانًا يُباشِرُ قَلْبِي، ويَقِينًا صادِقًا حَتّى أعْلَمَ أنَّهُ لا يُصِيبُنِي إلّا ما كَتَبْتَ لِي، والرِّضا بِما قَسَمْتَ لِي،


فَأوْحى اللَّهُ إلَيْهِ: إنِّي قَدْ غَفَرْتُ ذَنْبَكَ ولَنْ يَأْتِيَنِي أحَدٌ مِن ذُرِّيَّتِكَ يَدْعُونِي بِمِثْلِ ما دَعَوْتَنِي إلّا غَفَرْتُ ذُنُوبَهُ، وكَشَفْتُ غُمُومَهُ وهُمُومَهُ، ونَزَعْتُ الفَقْرَ مِن بَيْنِ عَيْنَيْهِ، واتَّجَرْتُ لَهُ مِن وراءِ كُلِّ تاجِرٍ، وجاءَتْهُ الدُّنْيا وهي راغِمَةٌ، وإنْ كانَ لا يُرِيدُها.


ARTINYA:
Ketika Allah berkehendak mengampuni Adam, Dia mengizinkannya untuk berthawaf mengelilingi al-Bait [ Baitullah] tujuh kali. Dan al-Bait pada hari itu adalah sebuah anak bukit merah - lalu dia shalat dua rakaat, lalu berdiri dan menghadap al-Bait, kemudian berdoa:

اللَّهُمَّ إنَّكَ تَعْلَمُ سَرِيرَتِي وعَلانِيَتِي فاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وتَعْلَمُ حاجَتِي فَأعْطِنِي سُؤْلِي وتَعْلَمُ ما في نَفْسِي فاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ إيمانًا يُباشِرُ قَلْبِي، ويَقِينًا صادِقًا حَتّى أعْلَمَ أنَّهُ لا يُصِيبُنِي إلّا ما كَتَبْتَ لِي، والرِّضا بِما قَسَمْتَ لِي،


"Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, maka dari itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.

Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

Maka Allah mewahyukan kepadanya:

إنِّي قَدْ غَفَرْتُ ذَنْبَكَ ولَنْ يَأْتِيَنِي أحَدٌ مِن ذُرِّيَّتِكَ يَدْعُونِي بِمِثْلِ ما دَعَوْتَنِي إلّا غَفَرْتُ ذُنُوبَهُ، وكَشَفْتُ غُمُومَهُ وهُمُومَهُ، ونَزَعْتُ الفَقْرَ مِن بَيْنِ عَيْنَيْهِ، واتَّجَرْتُ لَهُ مِن وراءِ كُلِّ تاجِرٍ، وجاءَتْهُ الدُّنْيا وهي راغِمَةٌ، وإنْ كانَ لا يُرِيدُها


Hai Adam, aku telah mengampuni dosamu. Dan tidak ada seorang pun dari anak keturunan mu setelahmu yang berdoa kepada-Ku seperti doa-mu melainkan aku mengabulkannya, aku angkat kesedihan dan kesulitannya, Aku cabut kefakiran dari dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua pedagang, Aku tundukkan dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.”

Al-Suyuti berkata dalam Al-Durr Al-Manthur:

" وأخْرَجَ الجَنَدِيُّ، في ”فَضائِلِ مَكَّةَ“، والطَّبَرانِيُّ وابْنُ عَساكِرَ ".


"Dan telah diriwayatkan oleh Al-Janadi dalam “Fadhoil Makkah”, Ath-Thabarani dan Ibnu Asaakir".

DERAJAT HADITS:


Hadits Mauquf kepada 'Aisyah radhiyallahu 'anha.

Ibnu Abi Hatim dalam al-ilal 5/381 mengatakan bahwa hadits ini munkar.

Abu Sa'id al-Janadi berkata dalam Fadhoil Mekah hal.118 No.51.

حديث منكر، قاله أبو حاتم الرازي في "العلل" (2061). وعزاه السيوطي في "الدر المنثور" (1/ 315) للمصنف. وقد أخرجه ابن عساكر في "تاريخ دمشق" (7/ 431) من طريق المصنف، به.


Hadits munkar, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hatim al-Razi dalam “Al-Illal” (2061). Dan juga Al-Suyuti mengaitkannya dalam “Al-Durr Al-Manthur” (1/315) kepada al-Mushonnif [Abu Hatim].

Begitu pula dimasukkan oleh Ibnu Asaakir dalam “Tarikh Damascus” (7/431) melalui jalur Al-Musannif [Abu Hatim] dengan yang sama.

JALUR KE 4:


Al-Azroqi dalam Akhbaar Makkah 1/348 berkata:

Abu Al-Walid menceritakan pada kami, dia berkata: Muhammad ibn Yahya menceritakan pada saya, Hisham ibn Sulaiman al-Mukhzoumi menceritakan pada kami, dari Abdullah bin Abu Sulaiman Maula Bani Makhzuum, bahwa dia berkata:

‌طَافَ ‌آدَمُ ‌سَبْعًا ‌بِالْبَيْتِ ‌حِينَ ‌نَزَلَ، ‌ثُمَّ ‌صَلَّى ‌وِجَاهَ ‌بَابَ ‌الْكَعْبَةِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ أَتَى الْمُلْتَزَمَ، فَقَالَ:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سَرِيرَتِي وَعَلَانِيَتِي، فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِي، وَتَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَمَا عِنْدِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي، وَتَعْلَمُ حَاجَتِي فَأَعْطِنِي سُؤْلِي، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِي، وَيَقِينًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَنِي إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي، وَالرِّضَا بِمَا قَضَيْتَ عَلَيَّ.


فَأَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَيْهِ: يَا آدَمُ، قَدْ دَعَوْتَنِي بِدَعَوَاتٍ وَاسْتَجَبْتُ لَكَ، وَلَنْ يَدْعُوَنِي بِهَا أَحَدٌ مِنْ وَلَدِكِ إِلَّا كَشَفْتُ هُمُومَهُ وَغُمُومَهُ، وَكَفَفْتُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ، وَنَزَعْتُ الْفَقْرَ مِنْ قَلْبِهِ، وَجَعَلْتُ الْغِنَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَتَجَرْتُ لَهُ مِنْ وَرَاءِ تِجَارَةِ كُلِّ تَاجِرٍ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَإِنْ كَانَ لَا يُرِيدُهَا.


قَالَ: فَمُنْذُ طَافَ آدَمُ كَانَتْ سُنَّةُ الطَّوَافِ "


Adam berthawaf mengelilingi al-Bait [ Baitullah] tujuh kali ketika dia turun, kemudian shalat dua rakaat, kemudian mendatangi al-Multazam, lalu dia berdoa:

"Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, maka dari itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.

Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku."

Maka Allah mewahyukan kepadanya:

Hai Adam, susngguh kau telah berdoa dengan doa-doa dan aku telah mengabulkannya. Dan tidak ada seorang pun dari anak keturunan mu setelahmu yang berdoa kepada-Ku seperti doa-mu melainkan aku angkat kesedihan dan kesulitannya, dan Aku cukupkan baginya dari keterlantaran, Aku cabut kefakiran dari dirinya, Aku niagakan dia melebihi perniagaan semua pedagang, Aku tundukkan dunia di hadapannya meskipun dia tidak menghendakinya.”

DERAJAT HADITS: Hadits ini Mauquf, bukan dari Nabi SAW.


KESIMPULANNYA:


Al-Haafiz Ibnu Hajar berkata:

وهذه الطرق الأربع ترقي الحديث إلى مرتبة ما يعمل به في فضائل الأعمال ، كالدعاء".


Dan dengan adanya empat jalur sanad ini bisa mengangkat hadits ke tingkat [martabat] yang boleh diamalkan dalam Fadho'il a'maal [amalan-malan utama], seperti untuk berdoa.

[Di kutip dari “Al-Futuhat al-Rabbaaniyah ‘ala al-Adzkaar an-Nawawi” oleh Ibnu 'Allaan (4/391)]. Dan lihat pula kitab: “نتائج الأفكار” oleh Ibnu Hajar (5/291)

Tidak ada masalah bagi seseorang berdoa dengan doa yang ada dalam hadits ini, terutama jika untuk dirinya sendiri, karena di dalamnya terdapat kata-kata doa yang baik, tetapi jangan di yakini bahwa itu shahih dari hadits Nabi SAW.

Dan orang-orang tidak diperintahkan untuk berdoa dengan doa ini. Karena manusia hanya diperintahkan untuk beramal sesuai dengan apa yang telah shahih dari Nabi SAW.

Adapun yang belum terbukti Shahih, maka minimal hukumnya adalah diperbolehkan, tidak dilarang jika untuk dirinya sendiri, akan tetapi itu bukan untuk disebar luaskan ke khalayak umum, atau mengajak-ngajak orang-orang untuk mengamalkannya, dan mengumpulkan orang-orang untuk berdoa bersama dengan doa tsb. Wallahu 'Alam.


Posting Komentar

0 Komentar