PERINTAH MEMELIHARA JENGGOT DALAM AGAMA SAMAWI YAHUDI DAN NASRANI
Di Susun oleh Abu Haitsam Fakhry
KAJIAN NIDA AL-ISLAM
-----
DAFTAR ISI :
- MEMELIHARA JENGGOT ADALAH FITRAH LELAKI DAN PETUNJUK PARA NABI DAN RASUL
- FIR’AUN JUGA BERJENGGOT PANJANG ?
- PERINTAH MEMELIHARA JENGGOT DALAM AGAMA YAHUDI :
- KAPAN YAHUDI EROPA MULAI MENCUKUR HABIS JENGGOT ? INI VERSI RABBI WEIN
- PERINTAH MEMELIHARA JENGGOT DALAM AGAMA NASRANI
- PERINTAH TENTANG JENGGOT DAN RAMBUT DALAM BIBLE
- SUMPAH NADZIR
- HINGGA KINI PENDETA NASRANI ORTODOKS TETAP BERJENGGOT PANJANG?
- NASRANI AWAL MEMELIHARA JENGGOT HINGGA MUNCUL QONUN ROMAWI NO. 44 :
- AJARAN PAULUS : RAMBUT PANJANG MERUPAKAN AIB DAN HAL YANG MEMALUKAN BAGI SEORANG PRIA?
- SIKAP GEREJA SEKARANG TERHADAP JENGGOT :
BISMILLAH
*****
MEMELIHARA JENGGOT ADALAH FITRAH LELAKI DAN PETUNJUK PARA NABI DAN RASUL:
Rasulullah ﷺ bersabda :
عَشْرٌ مِنَ الفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وإعْفاءُ اللِّحْيَةِ، والسِّواكُ، واسْتِنْشاقُ الماءِ، وقَصُّ الأظْفارِ، وغَسْلُ البَراجِمِ، ونَتْفُ الإبِطِ، وحَلْقُ العانَةِ، وانْتِقاصُ الماءِ. قالَ زَكَرِيّا: قالَ مُصْعَبٌ: ونَسِيتُ العاشِرَةَ إلَّا أنْ تَكُونَ المَضْمَضَةَ. زادَ قُتَيْبَةُ، قالَ وكِيعٌ: انْتِقاصُ الماءِ: يَعْنِي الاسْتِنْجاءَ.
"Ada sepuluh perbuatan fitrah: memotong kumis, membiarkan jenggot tumbuh, bersiwak, beristinsyaq (menghirup air ke dalam hidung), memotong kuku, mencuci persendian jari (Baraajim : yaitu, persendian jari telapak tangan bagian atas)), mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan (pubis) dan beristinja (cebok) dengan air.
Mus'ab berkata: "Saya lupa yang kesepuluh, kemungkinan berkumur-kumur." [HR. Muslim no. 261]
Dan memelihara jenggot itu adalah bagian dari petunjuk dan amalan para nabi alaihimus salam.
Dalam al-Qur’an diceritakan tentang jenggot Nabi Harun alaihis salaam :
﴿قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي ۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي﴾
“Harun berkata [kepada Musa] : "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jenggotku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah belah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". [QS. Thaha: 94]
Dan dalam kitab الْخَصَائِصُ الْفَاطِمِيَّةُ (2/253) karya Muhammad Baqir al-Kajury [referensi Syi’ah] di sebutkan :
وَفِي الحَدِيثِ: «أَنَّ آدَمَ سَجَدَ وَدَعَا رَبَّهُ «زِدْنِي وَقَارًا»، فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ نَبَتَتْ فِي عَارِضَيْهِ اللِّحْيَةُ» (البِحَارِ ١١ / ١٧١ ح ١٨ بَاب ٣ وَفِيهِ: «زِدْنِي جَمَالًا»).
وَفِي حَدِيثٍ آخَرَ: لَمْ يَكُنْ لِآدَمَ (عَلَيْهِ السَّلَامُ) لِحْيَةٌ، لِأَنَّ أَوَّلَ مَنْ نَبَتَتْ لَهُ اللِّحْيَةُ هُوَ شِيثٌ (عَلَيْهِ السَّلَامُ)، وَأَوَّلَ مَنْ أَبْيَضَتْ لِحْيَتُهُ إِبْرَاهِيمُ (عَلَيْهِ السَّلَامُ)، وَقِيلَ: إِنَّ سَبَبَ ذَلِكَ أَنَّ إِسْمَاعِيلَ لَمَّا التَحَى صَارَ يُشْبِهُ أَبَاهُ فِي مَحَاسِنِهِ الصُّورِيَّةِ شَبَهًا شَدِيدًا بِنَحْوِ يَصْعُبُ مَعَهُ التَّمَيِيزُ بَيْنَهُمَا، فَأَقْتَضَتْ الْحِكْمَةُ الإِلَهِيَّةُ عِنْدَئِذٍ أَنْ تُبَيِّضَ لِحْيَةُ إِبْرَاهِيمَ الْمُنَوَّرَةُ (انظُرِ البِحَارِ ١٢ / ١١٠ ح ٣٦ بَاب ٥.).
Dalam hadis: "Bahwa Adam sujud dan berdoa kepada Tuhan, 'Tingkatkanlah kemuliaanku.' Maka ketika dia mengangkat kepalanya dari sujud, jenggot tumbuh di kedua sisi wajahnya." (Lihat : Al-Bihar, 11/171, hadis ke-18, Bab 3, dan dalam hadis tersebut: "Tingkatkanlah keindahanku").
Dalam hadis lain: Adam (alaihissalam) tidak memiliki janggut, karena orang pertama yang tumbuh janggutnya adalah Syits (alaihissalam), dan yang pertama kali beruban adalah janggut Nabi Ibrahim (alaihissalam). Dikatakan: Penyebabnya adalah bahwa ketika Ismail sudah dewasa, dia menyerupai ayahnya dalam keindahan fisiknya, sehingga penampilan fisik mereka menjadi sangat mirip sehingga sulit membedakannya, maka hikmah ilahi pada saat itu adalah membuat janggut Nabi Ibrahim beruban. (Lihat Al-Bihar, 12/110, hadis ke-36, Bab 5).
Dan dalam Bible diceritakan bahwa Nabi Yusuf, setelah dikeluarkan dari penjaranya , disuruh mencukur jenggot sebelum menghadap raja (Kejadian 41:14).
Begitu pula Nabi Isa alaihissalam sebagaimana yang sudah dimaklumi bahwa dia berjeggot tebal dan panjang .
Para rabbi Yahudi pun memelihara jenggot sebagai bagian dari hiasan lambang kealiman, kesalihan, kewibawaan, dan juga lambang kekuatan rabbi Yahudi. Kebiasaan ini diturunkan sejak zaman Musa sampai sekarang dan masih diikuti oleh para rabbi Yahudi di seluruh dunia.
Zaman Nabi Isa pun – sebagian Yahudi ketiga terbesar setelah Ibrahim dan Musa – diyakini memelihara jenggot panjang. Musa dan Ibrahim pun digambarkan sebagi orang yang memelihata jenggot dalam semua buku-buku dan kisah mereka. Kisah jenggot panjang itu pun menginspirasi para pendeta Nasrani. Agama kuno Romawi tidak mengajarkan para pendetanya memelihara jenggot. Maka sejak saat itu para pendeta Gereja dan Kristen Ortodoks memelihara jenggot panjang sebagai lambang keimanan, kesalihan, dan kekuatan gerejawi dan ukhrowi. Kini di Syria, Eropa Timur, Russia, Kristen Koptik, dan sebagian Katolik Russia para pendeta mereka memelihara jenggot sebagai identitas mereka.
Maka Islam pun datang sebagai agama yang dianggap oleh para penganutnya sebagai agama yang melengkapi dan menyempurnakan agama-agama yang datang duluan Yahudi dan Kristen. Tak pelak, karena sebagai bagian dari keyakinan lanjutan yang disempurnakan, maka jenggot pun menjadi bagian yang tak terpisahkan dan diyakini dijadikan sebagai amalan yang diperintahkan dalam keyakinan Islam.
====
FIR’AUN JUGA BERJENGGOT PANJANG ?
Fir'aun adalah sebuah gelar umum yang digunakan untuk raja-raja Mesir kuno dari Dinasti Pertama (c. 3150 SM) sampai aneksasi terhadap Mesir oleh Kekaisaran Romawi pada 30 SM.
Sejarah jenggot selama 3000 tahun sebagai simbol kekuatan dan keimanan seseorang, termasuk Fir'aun Raja Mesir Kuno Ramses II .
Ramses II adalah Raja Mesir Kono paling berkuasa. Ramses II mengembalikan agama Mesir Kuno dengan mengangkat dirinya sebagai Raja dan Tuhan sekaligus. Untuk membangun kekuatan dan keimanan baru itu Ramses II yang berkuasa selama 67 tahun memelihara jenggot sebagai lambang kekuatan dan lambang ketuhanannya sendiri.
Maka Ramses II membangun Ramsesseum – lokasi pemakanan Dinasti ke-19 dalam sejarah Mesir Kuno – yang dihiasi dengan patung besar setinggi 17 meter dirinya di dekat Luxor. Ramses II pun sebagaimana para Raja Mesir beristri banyak, Ramses II memiliki lebih dari 30 istri dengan 100 anak.
Hal yang menjadi simbol kekuasaan dan kekuatan Ramses II adalah jenggot.
Ramses II pionir Raja-Tuhan dan Tuhan-Raja Mesir Kuno pertama dan terakhir yang memelihara jenggot.
Fir'aun Ramses II ini memiliki pengaruh kekuatan relijius bagi bangsa Mesir. Namun sayang nya dia berfaham sejenis faham aqidah wihdatul wujud dan ilmu hakikat (menyatu dengan wujud Tuhan) alias manungaling kawula ing gusti atau Lir Kadio Keris Melebu Ing Werongkone. Maka dari situ dia mengatakan : " Aku adalah Tuhan Kalian Yang Maha Tinggi". Sebagaimana yang Allah SWT firmankan dalam al-Qur'an :
﴿ فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ﴾
"Maka dia [Fir'aun] berkata: "Akulah tuhan kalian yang paling tinggi". [QS. An-Nazi'at : 24]
Ini mirip dengan perkataan Ibnu ‘Arabi Al-Hatimi Ath-Tha’i (wafat 638 H), Imam Besar faham aqidah Wihdatul Wujud , yang mengatakan :
“Hamba adalah tuhan dan tuhan adalah hamba".
Duhai gerangan, siapakah yang diberi tugas (melaksanakan syariat)? jika kau katakan: hamba, maka dia adalah tuhan . Atau kau katakan: tuhan. Maka mana mungkin tuhan diberi tugas?!”.
[ Baca : Al Futuhat Al Makkiyah (seperti yang dinukilkan oleh DR. Taqiyuddin Al Hilali dalam kitabnya Al Hadiyyatul Haadiyah hal. 43)
Dan Ibnu ‘Arabi dalam kitabnya yang lain Fushushul Hikam (hal.192) dia ngelindur dan berkata : “Sesungguhnya orang-orang yang menyembah anak sapi, tidak lain yang mereka sembah kecuali Allah.”
Bahkan dia memuji-muji Fira’un Ramses II dan keyakinannya bahwa Firaun mati di atas keimanan, lalu dia mencela Nabi Harun ’alaihis salam yang mengingkari kaumnya yang menyembah anak sapi -yang semua ini jelas-jelas bertentangan dengan nash Al-Quran-, dan keyakinan dia bahwa kafirnya orang-orang Nasrani adalah karena mereka hanya mengkhususkan Nabi ‘Isa ‘alaihi salam sebagai Tuhan, yang kalau seandainya mereka tidak mengkhususkannya maka mereka tidak dikafirkan. [Fushushul Hikam hal. 187-188]
Dan perlu diingat bahwa Fir’aun Ramses II selalu dikaitkan dengan pembantaian bangsa Israel dan pembangkangannya terhadap dakwah Musa kepadanya serta perjuangan Musa dalam penyelamatan bangsa Israel dari pembantaian Fir'aun dan pembebasan dari perbudakan yang dilakukan oleh bangsa Mesir selama ribuan tahun.
Tak mengherankan kisah tentang jenggot Ramses II pun menghiasi buku-buku sejarah yang menduga-duga bahwa Jenggot Ramses II ini telah menginspirasi alam bawah sadar Musa dan para pimpinan agama Yahudi yang datang kemudian.
PERINTAH MEMELIHARA JENGGOT DALAM AGAMA YAHUDI :
Perintah untuk memelihara jenggot dan Larangan mencukurnya berasal dari Imamat yang berbunyi:
“Janganlah kamu membulatkan ujung kepalamu dan janganlah kamu merusak ujung jenggotmu” (19:27).
“Mereka tidak boleh membuat kepala mereka menjadi botak, dan tidak boleh pula mereka mencukur ujung jenggotnya, dan tidak pula mereka menyayat dagingnya” (21:5)
Yehezkiel menyebutkan larangan serupa dalam 44:20, yang mengatakan,
“[Para imam] tidak boleh mencukur kepala mereka, atau membiarkan rambut mereka memanjang; mereka hanya akan melakukan pemungutan suara di kepala mereka”.
Maimonides mengatakan :
“Bahwa memotong “ujung tepi jenggot” adalah kebiasaan penyembahan berhala” ( Moreh 3:37).
Karena diyakini bahwa orang Het, Elam, dan Sumeria bercukur bersih. Orang Mesir juga digambarkan memiliki jenggot yang memanjang dan berpotongan sangat rapi.
Selain sumber larangan tersebut, ada Ulangan 22:5 yang melarang laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian dan menjalankan adat istiadat lawan jenis. Talmud kemudian mengambil ayat ini untuk memasukkan jenggot sebagai simbol kedewasaan seorang pria.
Dan Tzemach Tzedek kemudian berpendapat bahwa mencukur jenggot melanggar larangan gender tersebut.
Dalam Shulchan Aruch 182 larangan ini dipahami sebagai pernyataan bahwa laki-laki tidak boleh mencukur rambut di area yang biasanya dilakukan oleh wanita (misalnya, di ketiak).
Namun, dalam kitab Amos (8:9-10), Yesaya (22:12), dan Mikha (1:16) Tuhan memerintahkan orang Israel yang berkabung untuk mencukur kepala mereka, yang bertentangan dengan praktik berkabung modern yang tidak mencukur.
“[Tuhan] menyuruhmu mencukur kepalamu karena berduka atas dosa-dosamu” (Yesaya 22:12).
Ada penyebutan lain mengenai keharusan untuk mencukur jenggot dan rambut seluruhnya dalam contoh khusus tzara'at (Imamat 14:9) dan bagi orang Nasrani untuk mencukur kepalanya selama tujuh hari setelah kontaknya dengan mayat (Bilangan 6:9) .
Dalam larangan mencukur “tepi / ujung rambut jenggot”, terdapat pemahaman rumit yang berkembang menjadi lima poin/ titik. ( Shebu'ot 3b dan Makkot 20a, b).
Kelima titik ini : bisa di pipi dekat pelipis, titik di dagu, dan titik di ujung tulang pipi dekat bagian tengah wajah atau bisa juga ada dua titik di area kumis, dua di area kumis. pipi, dan satu lagi di ujung dagu.
Ada banyak perbedaan pendapat mengenai hal spesifiknya, sehingga Shulchan Aruch melarang mencukur seluruh jenggot dan kumis.
Di kalangan orang Yahudi , seperti di antara sebagian besar masyarakat Timur, jenggot sangat dihargai sebagai simbol kejantanan. Memotong jenggot orang lain adalah tindakan yang keterlaluan ( 2 Samuel 10:4 ). Mencukur atau mencabut jenggot sendiri merupakan tanda berkabung ( Yeremia 41:5 ; 48:37 ). Membiarkan jenggot dicemarkan merupakan anggapan gila ( 1 Samuel 21:13 ).
Upacara pemotongan jenggot tertentu yang mungkin meniru takhayul kafir dilarang keras ( Imamat 14:9 ).
Penggunaan yang kita pelajari dari Alkitab ini ditegaskan oleh kesaksian dari monumen-monumen, baik Mesir maupun Asyur, di mana orang -orang Yahudi selalu digambarkan berjenggot. Orang Mesir sendiri biasanya bercukur, dan kita diberitahu bahwa Yusuf, setelah dikeluarkan dari penjaranya , disuruh mencukur jenggot sebelum menghadap raja (Kejadian 41:14).
-----
KABBALAH [sekte mistic kebatinan] DAN ADAT JENGGOT YAHUDI
Menurut Kabbalah (suatu bentuk mistisisme Yahudi), jenggot pria melambangkan kekuatan mistik yang unik. Ini melambangkan belas kasihan Tuhan dan penciptaan dunia yang diilhami secara ilahi oleh Tuhan.
Isaac Luria, seorang praktisi, dan guru Kabbalah, dikatakan melihat kekuatan sedemikian rupa pada jenggot sehingga dia menghindari menyentuh jenggotnya, karena takut menyebabkan rambut rontok ( Sulchan Aruch 182).
Karena Yahudi Chasidic sangat kental menganut Kabbalah , maka mereka adalah salah satu kelompok Yahudi terbesar yang secara ketat mengikuti halachot (hukum) untuk tidak mencukur jenggot.
-----
MENGAPA NAZI MEMOTONG JENGGOT ORANG YAHUDI ORTODOKS DENGAN PAKSA?
Oleh JULIO CESAR PINO
Ph.D dari University of California, Los Angeles
Agar menanggung Rasa malu dan penistaan.
Nazi tahu bahwa seorang Yahudi Ortodoks tanpa jenggot akan terlihat tidak masuk akal dan menjadi bahan cemoohan oleh orang-orang non-Yahudi, dan bukan hanya oleh mereka yang pro-Nazi: “Anda ingin tinggal di antara kami dan memamerkan ke-Yahudi-an Anda? Kita lihat betapa konyolnya penampilanmu tanpa kartu panggilmu yang berbulu itu.”
Nazi juga mempunyai gagasan bahwa seorang Ortodoks yang tidak berjenggot akan kehilangan statusnya dalam komunitas Yahudi jika bulu wajahnya dicabut; sama seperti banyak orang Barat saat ini yang berpikir memaksa seorang Muslim makan daging babi atau minum alkohol akan menghalanginya masuk surga.
KAPAN YAHUDI EROPA MULAI MENCUKUR HABIS JENGGOT ?
INI VERSI RABBI WEIN
Rabbi Berel Wein berkata :
Pada abad ke-18 dan ke-19, dengan dimulainya Reformasi di Jerman dan Perancis, orang-orang Yahudi “modern” menjadi tercukur habis. Akhirnya, bahkan orang Yahudi Ortodoks yang taat di Eropa Barat pun berhenti berjenggot. Untuk menghindari kemungkinan pelanggaran perintah alkitabiah yang melarang penggunaan pisau cukur lurus pada bulu wajah, orang-orang Yahudi ini menggunakan senyawa belerang yang berfungsi sebagai obat menghilangkan rambut untuk menghilangkan bulu wajah mereka. Pada akhir abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20, pelajar yeshiva di Lituania juga menggunakan obat menghilangkan rambut ini dan bercukur bersih serta tidak berjenggot, setidaknya sampai mereka menikah atau mengambil peran kepemimpinan komunal. Hal ini agak ironis karena beberapa maskilim yang terkenal - orang Yahudi "modern dan tercerahkan" di Lituania, mempunyai jenggot yang lebat dan mewah. Theodore Herzl, pendiri Zionisme sekuler, mudah dikenali karena jenggot hitamnya yang lebat. Namun, di dunia Chasidik, tampil bercukur bersih adalah hal yang tidak bisa diterima. Hal ini sebagian didasarkan pada alasan kabbalistik untuk tidak memotong rambut di wajah dan juga sebagai tanda penolakan mereka untuk menerima mode modernitas yang terus berubah sebagai pengganti adat dan tradisi Yahudi. Di Eropa Timur, para rabi selalu berjenggot.
Di Amerika pada abad ke-20, banyak rabbi Ortodoks yang bercukur bersih. Munculnya alat cukur listrik, yang memungkinkan seseorang mencukur bulu wajah dengan tindakan gunting seperti yang diizinkan oleh halacha, memberikan sarana bagi orang-orang Yahudi yang taat untuk tampil bercukur bersih seperti masyarakat Amerika lainnya pada saat itu. Namun, pada sepertiga terakhir abad yang lalu, sebagian besar rabi Ortodoks Amerika berjenggot. Namun, jemaah mereka dulu dan sekarang masih bercukur bersih. Di sini, di Israel, para rabi berjenggot cukup seragam, meskipun ada beberapa pengecualian. Kebiasaan di yeshivot "Lithuania" tetap menyatakan bahwa sebagian besar siswa tidak berjenggot, meskipun setelah menikah trennya adalah menumbuhkan jenggot. Penampilan seseorang merupakan hal yang penting dalam kehidupan Yahudi dan oleh karena itu masalah jenggot selalu ditangani dengan serius, terlepas dari pertanyaan tentang halacha yang terlibat. Jenggot dipandang sebagai tanda identitas Yahudi dan sebagai penghubung fisik dengan tradisi Yahudi dan gaya hidupnya.
Sumber : [ Rabbi Wein.com] The Voice of Jewish History
Penulis katakan : Ini adalah salah satu trik dan tipu daya orang-orang Yahudi dalam
menghalalkan apa yang dilarang. Mereka mengatakan : dilarangnya mencukur
jenggot itu jika dengan pisau lurus, tapi jika menghilangkannya dengan obat-obatan
seperti senyawa belerang atau alat cukur listrik ; maka itu diperbolehkan .
Oleh karena itu Nabi ﷺ memperingatkan umatnya dengan sabdanya :
لاَ تَرْتَكِبُوا
مَا ارْتَكَبَ الْيَهُودُ فَتَسْتَحِلُّوا مَحَارِمَ اللهِ بِأَدْنَى الْحِيلِ.
"Janganlah kalian melakukan
apa yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi sehingga kamu menghalalkan apa
yang diharamkan oleh Allah dengan tipu daya yang paling licik".
[HR. Ibnu Baththah dalam
((Ibthaal Al-Hiyal)) (hlm. 47). Di Hasankan oleh Ibnu Taimiyah dalam al-Qawaa’id
an-Nuuroniyyah hal. 174].
Syeikh bin Baaz berkata :
وَقَدْ احْتَالَ
أَهْلُ السَّبْتِ لَمَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الصَّيْدَ يَوْمَ السَّبْتِ مِنْ
بَنِي إِسْرَائِيلَ احْتَالُوا فَنَصَبُوا الشَّبَاكَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَأَخَذُوا
الصَّيُّودَ يَوْمَ الْأَحَدِ، وَقَالُوا: مَا صَدَّنَا يَوْمَ السَّبْتِ، فَلَمْ يُعْذِرْهُمُ
اللَّهُ بِذَلِكَ، فَدَلَّ ذَلِكَ عَلَى أَنَّ الْحِيلَ الَّتِي تُسْقِطُ الْوَاجِبَاتِ
أَوْ تُفْضِي إِلَى الْمُحَرَّمَاتِ مُحَرَّمَةٌ.
"Ahlus Sabat [Bani Israel Penduduk Pantai Elya] telah melakukan tipu daya dan kecurangan ketika Allah melarang mereka berburu ikan pada hari Sabat dari kalangan Bani Israel. Mereka berbuat curang dengan memasang jaring pada hari Jumat dan mengambil hasil tangkapan pada hari Minggu, lalu mereka berkata: 'Kami tidak berburu ikan pada hari Sabat.' Namun Allah menolak alasan mereka atas itu dan tidak memberi udzur, maka itu menunjukkan bahwa tipu daya yang menghindarkan diri dari kewajiban atau mengarah kepada yang diharamkan adalah terlarang." [ Sumber : Nurun ‘Alaa ad-Darb / Hukmul Hiyal Fii Asy-Syar’i ]
=====
PERINTAH MEMELIHARA JENGGOT DALAM AGAMA NASRANI
Umat Nasrani diwajibkan mengamalkan kitab Taurat [Perjanjian Lama] yang sebelumnya pernah diturunkan kepada Nabi Musa alaihis salam , kecuali sabagian hukum-hukum yang sudah di hapus dalam Injil [Perjanjian Baru].
Allah SWT menurunkan kepada Nabi Isa alaihis salam bukan saja kitab Injil, melainkan pula menurunkan kembali kitab Taurat kepadanya . Dalam hal Ini Allah SWT berfirman :
﴿وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنجِيلَ﴾
Dan Allah akan mengajarkan kepadanya [Isa] Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. [Al Imran: 48].
Oleh sebab itu dalam Bible terdapat Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru .
Perjanjian lama adalah Perjanjian Lama adalah tentang taurat dan nubuat-nubuat tentang kelahiran juru selamat, yang kita kenal denga Yesus Kristus.
Sedangkan Perjanjian Baru adalah kitab-kitab Injil [ Matius, Markus, Lukas dan Yohanes]
Dalam syariat yang dibawa Nabi Isa alaihissalam, ada sebagian hukum-hukum Taurat yang di hapus oleh ayat-ayat Injil, sebagaimana yang dinyatakan oleh Nabi Isa alahis-salam yang tersebut dalam al-Qur’an :
﴿وَمُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ ۚ وَجِئْتُكُم بِآيَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ﴾
Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. [Al Imran: 50]
------
AYAT-AYAT PERINTAH BERJENGGOT DALAM BIBLE
Pada landasan imamat Lewi, Tuhan memberikan perintah berikut kepada para imam-Nya selama masa berkabung:
“ Janganlah kamu mencukur bagian kepalamu yang botak bagi orang mati [suatu praktek kafir] , dan mereka juga tidak boleh mencukur bagian pinggir kepala mereka. jenggot…” (Imamat 21:5).
Dan kepada semua manusia, Dia bersabda: “ Janganlah kamu mencukur bagian samping kepalamu, dan jangan pula merusak bagian tepi jenggotmu ( Imamat 19:27 ).
Kita melihat hal ini diulangi dalam hukum yang diberikan kepada orang Nazaret:
“Sepanjang hari nazar penyuciannya, pisau cukur tidak boleh mengenai kepalanya; sampai genaplah hari-hari yang ia ikrarkan kepada Tuhan; dia akan menjadi suci. Kemudian ia harus membiarkan rambut di kepalanya tumbuh ” ( Bilangan 6:5 ).
Perintah-perintah ini menggambarkan pengabdian penuh yang Tuhan harapkan dari para imam-Nya. Demikian pula kaum awam dipanggil untuk melakukan pengabdian yang sama, meskipun tanpa tugas imam.
------
SUMPAH NADZIR
Orang Nadzir [sumpah nadzar] adalah mereka yang bersumpah kepada Tuhan. Sebagai bagian dari sumpah ini, mereka tidak boleh memotong rambut mereka. Satu-satunya waktu yang dapat diterima adalah jika mereka bersentuhan dengan mayat ( Bilangan 6:1-21 ).
Beberapa contoh Nazir yang terkenal dari Kitab Suci meliputi:
Sampson ( Hakim 16:17-19 )
St Yohanes Pembaptis ( Lukas 1:15, lih. Bilangan 6:2-3 )
Santo Paulus ( Kisah 18:18; Kisah 21:15 )
St Yakobus, Saudara Tuhan (menurut St. Epiphanius [ Panarion 29.4, hal. 125 ] dan Eusebius [Ecclesiastical History 2:23:5].
------
HINGGA KINI PENDETA NASRANI ORTODOKS BERJENGGOT PANJANG?
Di dunia kuno, pria berambut dan berjenggot panjang adalah hal yang lumrah, khususnya dalam budaya Ibrani. Laki-laki yang rambutnya dipotong atau ditata pada masa itu adalah orang-orang kafir. Jika laki-laki Ibrani memang memotong rambutnya, hal itu jarang terjadi, seperti dalam kasus Absalom (putra Raja Daud), yang memotong rambutnya setiap akhir tahun ( 2 Samuel 14:26 ). Penampilan Absalom sama sekali tidak aneh atau tidak pantas; bahkan dia dipuji karena penampilannya ( 2 Samuel 14:25 ).
Selain itu, menurut tradisi ikonografi universal Gereja, Kristus sendiri dan sebagian besar orang kudus lainnya digambarkan dengan rambut dan jenggot panjang.
Setelah Perang Dunia Pertama, para pendeta di dunia Katolik Roma dan Protestan mulai berpenampilan rapi dan lebih modern: tanpa jenggot dan rambut dipotong. Namun, banyak pendeta Kristen Ortodoks – baik biara maupun menikah – terus berjenggot dan rambut panjang. Meskipun hal ini membuat mereka mudah dikenali dari kerumunan, itu bukanlah alasan mereka melakukannya. Pendeta Ortodoks memiliki rambut panjang dan jenggot yang tidak dicukur untuk meniru Kristus, yang adalah seorang Nazaret.
-------
NASRANI AWAL MEMELIHARA JENGGOT HINGGA MUNCUL QONUN ROMAWI NO. 44 :
Demikian pula di Yunani dan Roma , sesaat sebelum masa Kristus , mencukur sudah menjadi mode, namun sejak aksesi Hadrian dan seterusnya, seperti yang bisa kita lihat dari patung-patung kaisar Romawi yang ada, jenggot sekali lagi menjadi tatanan masyarakat. hari.
Berkenaan dengan pendeta Kristen , tidak ada bukti jelas yang tersedia pada abad-abad awal. Para Rasul, dalam monumen-monumen kita yang paling kuno, sebagian besar digambarkan berjenggot, namun tidak secara seragam. (Lihat Weiss-Liebersdorff, Christus- und Apostelbilder, Freiburg, 1902.)
St. Hieronimus tampaknya mengecam praktik berjenggot panjang, namun tidak ada kesimpulan pasti yang dapat diambil dari kiasannya atau dari kiasan sezamannya, St. Agustinus.
Perundang-undangan positif mengenai hal ini bagi para klerus tampaknya adalah Kanon 44 dari apa yang disebut Kanon Keempat Kartago, yang pada kenyataannya mewakili dekrit sinode dari beberapa konsili di Gaul Selatan pada masa St. Cæsarius dari Arles (c. 503).
Di sana diperintahkan bahwa seorang ulama tidak boleh membiarkan rambut atau jenggot tumbuh bebas ( Clericus nec comam nutriat nec barbam ) meskipun larangan ini sangat mungkin ditujukan hanya terhadap jenggot yang terlalu panjang.
Tetap saja kanon ini, yang dikutip secara luas dan termasuk dalam "Corpus juris" mempunyai pengaruh besar dalam menciptakan preseden. (Lihat misalnya "Pertobatan" dari Halitgar dan apa yang disebut "Kutipan" yang dikaitkan dengan Egbert dari York .)
Sejauh menyangkut Inggris khususnya, sepanjang Abad Pertengahan tentu saja dianggap tidak kanonik jika membiarkan jenggot tumbuh. Seorang ulama dikenal sebagai orang yang dicukur ( bescoren man , Laws of Wihtred, AD 96), dan jika ini tampaknya mengacu pada pencukuran amandel , kita memiliki hukum Raja Alfred :
"Jika seseorang mencukur jenggot orang lain, biarkan dia menebusnya dengan dua puluh shilling. Jika dia mengikatnya terlebih dahulu dan kemudian mencukurnya seperti seorang pendeta ( hine to preoste bescire ) biarlah dia menebusnya dengan enam puluh shilling."
Dan di bawah Edgar kita menemukan kanon:
"Janganlah seorang pun dalam tahbisan suci menyembunyikan amandelnya , atau membiarkan dirinya dicukur atau memelihara jenggotnya kapan pun, jika dia ingin mendapat berkat Tuhan , Santo Petrus, dan kita." Praktik serupa umumnya dilakukan di seluruh Barat dan merupakan salah satu subjek celaan terbesar di pihak Gereja Yunani , sejak zaman Photius dan seterusnya, sehingga para pendeta Romawi secara sistematis memotong jenggot mereka. Namun ketika Ratramnus dari Corbie memprotes, sangatlah bodoh jika kita melontarkan protes mengenai masalah yang tidak terlalu menyangkut keselamatan seperti barbæ detonsio aut konservatio ini.
Undang-undang yang mewajibkan pencukuran jenggot tampaknya tetap berlaku sepanjang Abad Pertengahan . Oleh karena itu, peraturan Konsili Toulouse , pada tahun 1119, mengancam akan ekskomunikasi terhadap para ulama yang "seperti orang awam membiarkan rambut dan jenggotnya tumbuh", dan Paus Alexander III menahbiskan bahwa para ulama yang merawat rambut dan jenggotnya harus dicukur oleh diakon agung mereka. , dengan paksa jika perlu . Dekrit terakhir ini dimasukkan ke dalam teks hukum kanon (Dekrit Gregorius IX, III, tit.i, cap.vii). Durandus, yang menemukan alasan mistik untuk segala sesuatu, sesuai dengan kebiasaannya, memberi tahu kita bahwa "panjang rambut adalah simbol dari banyaknya dosa . Oleh karena itu para ulama diarahkan untuk mencukur jenggot mereka; untuk memotong rambut jenggot, yang konon terpelihara dengan cairan perut yang berlebihan, berarti kita harus membuang sifat-sifat buruk dan dosa-dosa yang tumbuh berlebihan dalam diri kita. Oleh karena itu, kita mencukur jenggot kita agar kita terlihat suci oleh kepolosan dan kerendahan hati dan agar kita menjadi seperti itu para bidadari yang selalu mekar di masa mudanya." (Dasar Pemikiran, II, lib. XXXII.)
Meskipun demikian, frasa barbam nutrire yang klasik dalam hal ini, dan masih digunakan oleh Konsili Lateran Kelima (1512), selalu masih ambigu. Akibatnya penggunaan pada abad keenam belas mulai mengartikan larangan tersebut sebagai hal yang tidak bertentangan dengan jenggot pendek. Masih banyak tata cara sinode para uskup yang membahas masalah ini, namun hal yang ditekankan adalah bahwa para pendeta "tidak boleh terlihat meniru gaya militer" atau berjenggot seperti kambing ( hircorum et caprarum more ), atau membiarkan rambut di bibir atasnya menghalangi mereka meminum piala . Hal terakhir ini selalu dianggap sebagai alasan kuat yang mendukung praktik bercukur. Dilihat dari potret para paus , pada masa Klemens VII (1523) jenggot khusus mulai dipakai, dan banyak penerusnya, misalnya Paulus III , membiarkan jenggot tumbuh cukup panjang. St Charles Borromeo berusaha untuk mengendalikan penyebaran mode baru, dan pada tahun 1576 ia menyampaikan kepada pendetanya sebuah pastoral "De barbâ radendâ" yang mendesak mereka untuk mematuhi kanon. Meski begitu, meskipun panjang jenggot klerikal berkurang pada abad ketujuh belas, contoh dari istana Perancis dan pengaruh Kardinal Orsini, Uskup Agung Beneventum , berkontribusi dalam mengembalikan penggunaan jenggot sebelumnya. Selama 200 tahun terakhir tidak ada perubahan, dan upaya yang dilakukan oleh beberapa pendeta Bavaria pada tahun 1865 untuk memperkenalkan penggunaan jenggot ditegur oleh Tahta Suci .
Seperti telah disebutkan, di negeri-negeri Timur, wajah mulus membawa kesan banci. Oleh karena itu, para pendeta, baik Katolik maupun Skismatis, di gereja-gereja Timur selalu berjenggot. Pertimbangan yang sama, serta pertimbangan terhadap kesulitan-kesulitan praktis, telah mempengaruhi pemerintah Romawi dalam memberikan hak istimewa yang serupa kepada para misionaris, tidak hanya di Timur tetapi juga di negara-negara barbar lainnya di mana kenyamanan peradaban tidak dapat ditemukan. Dalam kasus ordo keagamaan seperti Kapusin dan Pertapa Camaldolese , pemakaian jenggot ditentukan dalam konstitusi mereka sebagai tanda penghematan dan penebusan dosa. Imam perorangan yang karena alasan medis atau alasan lain ingin mengecualikan diri dari hukum memerlukan izin uskupnya .
SUMBER :
[BARBIER DE MONTAULT, Le kostum dan penggunaan ecclésiastiques (Paris, 1901), 1, 185, 196; THALHOFER di Arsip f. kath. Kirchenrecht (Innsbruck, 1863), X, 93 meter persegi; PENGENAL. di Kirchenlex., 1, 2049-51; SEGHERS, Praktek Berbagi di Gereja Latin di Am. Kat. Kuart. Pendeta (1882), 278; WERNZ, Jus Decretalium (Roma, 1904), 11, n. 178. Untuk masa pra-Kristen lihat: VIGOUROUX dalam Dikt. de la Alkitab, dan Barbe; EWING dalam HAST., Dikt. dari Alkitab, sv Beard].
------
AJARAN PAULUS : RAMBUT PANJANG MERUPAKAN AIB DAN HAL YANG MEMALUKAN BAGI SEORANG PRIA?
Dalam 1 Korintus 11:14 , Santo Paulus berkata: “Tidakkah alam sendiri mengajarkan kepadamu bahwa jika seseorang berambut panjang, itu merupakan suatu aib baginya?”
Lalu bagaimana kita menyelaraskan hal ini dengan tradisi Perjanjian Lama yang tidak memotong rambut?
Dalam bahasa Yunani aslinya, St. Paulus menggunakan kata κομᾷ ( koma ). Kata ini menunjuk pada rambut sebagai hiasan, berbeda dengan kata anatomi/fisik untuk rambut, θρίξ ( thrix ). Pemilihan kata-katanya menekankan kritiknya terhadap orang awam yang menata rambut mereka dengan gaya tertentu, yang bertentangan dengan kecintaan Yahudi dan Kristen terhadap kesopanan. Kita melihat pendekatan yang sama terhadap rambut dalam kanon ke-96 Konsili Ekumenis Keenam yang menyatakan: “Oleh karena itu, mereka yang menghiasi dan menata rambut mereka sehingga merugikan orang-orang yang melihatnya, yaitu dengan jalinan yang dirancang secara cerdik, dan dengan cara ini menata rambut. sebuah umpan bagi jiwa-jiwa yang tidak stabil.”
Selain itu, mengingat sifat sumpah Nazir St. Paul sendiri, kecil kemungkinannya dia akan keberatan jika pria memiliki rambut melebihi panjang tertentu.
----
SIKAP GEREJA SEKARANG TERHADAP JENGGOT :
Mengingat semua hal diatas, maka Gereja terus mendorong para pendetanya untuk menjunjung tinggi tradisi Perjanjian Lama yang saleh ini menurut mereka. Dan banyak pendeta dan biarawan Ortodoks (dan bahkan orang awam) dengan rendah hati memelihara rambutnya dan jenggotnya.
0 Komentar