Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

BOLEHKAH TULISAN (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) DISINGKAT MENJADI (SAW)?

 BOLEHKAH (SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM) DISINGKAT MENJADI (SAW)?

====


====

Di Tulis oleh Abu Haitsam Fakhri

KAJIAN NIDA AL-ISLAM

************

DAFTAR ISI:

  • HUKUM SINGKATAN ( SAW ) PENGGANTI SHALLAAHU ‘ALAIHI WA SALAM:
  • PERNYATAAN PARA ULAMA DAN HAL-HAL YANG TERKAIT DENGAN-NYA:
  • SURAT MENYURAT NABI  KEPADA PARA RAJA DAN KAISAR TANPA MENCANTUMKAN SHALAWAT :

*****

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

HUKUM SINGKATAN (SAW) PENGGANTI (SHALLAAHU ‘ALAIHI WA SALAM):

Ada dua pendapat para Ulama :

PENDAPAT PERTAMA : MAKRUH

PENDAPAT KEDUA : BOLEH / MUBAH, TAPI KURANG AFDHOL

Tidak ada yang mengatakan HARAM atau BID’AH SESAT DAN MUNGKAROH, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian para da'i kontemporer di artikel dan medsos mereka.

====****====

PERNYATAAN PARA ULAMA DAN HAL-HAL YANG TERAKIT DENGAN-NYA:

Berikut ini pernyataan para ulama yang membolehkan dan hal-hal yang berkaitan dengan singkatan bacaan shalawat :

------

PERTAMA : Syaikh Al-Albani rahimahullah .

Beliau pernah ditanya tentang permasalahan ini :

Pertanyaan :

مَا حُكْمُ كِتَابَةِ الحَرْفِ (ص) بَعْدَ لَفْظَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الكِتَابِ.؟

Apa hukum penulisan huruf (ص) setelah penulisan lafal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di buku?

Jawab :

لَا مَانِعَ مِنْ ذَلِكَ، بِخِلَافِ مَا يَفْعَلُهُ بَعْضُهُمْ قَدِيْمًا (صَلْعَمْ) اِخْتِصَارٌ أَوْسَعُ، أَكْثَرُ حَرْفًا مِنْ (ص) لِأَنَّ ذَلِكَ أُوْهِمَ أَنَّهَا كَلِمَةٌ، وَبَعْضُ العَامَّةِ وَالجُهَلَاءِ لَا يَفْقَهُونَهَا، وَأَمَّا (ص) فَأَصْبَحَتْ رَمْزًا لِلصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لِذَلِكَ أَنَا مَا أَرَى مَانِعًا مِنْ اِسْتِعْمَالِ هَذِهِ اللفظة لِأَنَّهَا لَا يُسَاءُ فَهْمُهَا

“Tidak mengapa, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh sebagian orang dahulu dengan menulis singkatan “صلعم (yaitu ringkasan dari صـلـى الله عليه وسلم -pen), yaitu bentuk ringkasan yang lebih luas dan lebih banyak hurufnya daripada (ص), karena tulisan (صلعم) mengesankan adalah sebuah kata (shol’am), dan sebagian orang awam serta orang-orang bodoh tidak memahaminya (kalau itu hanya singkatan-pen). Adapun singkatan (ص) maka telah menjadi simbol untuk sholawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karenanya aku memandang tidak mengapa menggunakan lafal ini (ص sebagai ringkasan shalawat-pen) karena tidak akan disalah fahami”

(Transkrip dari kaset Silsilah Al-Hudaa wa An-Nuur, kaset no 165, silahkan lihat http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=6110)

------

KEDUA : al-Hafidz as-Sakhoowi , murid terbaik al-Hafidz Ibnu Hajar al-‘Asqalani :

As-Sakhoowi rahimahullah (wafat 902 H) dalam kitabnya Fathul Mughiits (Syarah 1000 bait Al-Haafiz al-‘Irooqi) lebih cenderung kepada pendapat bahwa penyingkatan tersebut hanya masuk pada kategori “ خِلاَفُ الأَوْلَى / Menyelisihi yang lebih utama”, dan tidak sampai pada kategori makruh.

 Berikut pernyataan beliau rahimahullah

وَاجْتَنِبْ أَيُّهَا الكَاتِبُ الرَّمْزَ لَهَا أَي لِلصَّلَاةِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَطِّكَ بِأَنْ تَقْتَصِرَ مِنْهَا عَلَى حَرْفَيْنِ وَنَحْوِ ذَلِكَ فَتَكُونَ مَنْقُوصَةً صُورَةً كَمَا يَفْعَلُهُ الكِسَائِي وَالجُهَلَاءُ مِنْ أَبْنَاءِ العَجَمِ غَالِبًا وَعَوَامِّ الطَّلَبَةِ فَيَكْتُبُونَ بَدَلًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (ص) أَوْ (صم) أَوْ (صلم) أَوْ (صلعم) فَذَلِكَ لِمَا فِيهِ مِنْ نَقْصِ الأَجْرِ لِنَقْصِ الكِتَابَةِ خِلَافَ الأُولَى.

وَتَصْرِيحُ المُصَنِّفِ فِيهِ وَفِيمَا بَعْدَهُ بِالكَرَاهَةِ لَيْسَ عَلَى بَابِهِ... وَلَكِنْ وُجِدَ بِخَطِّ الذَّهَبِي وَبَعْضِ الحُفَّاظِ كِتَابَتُهَا هَكَذَا صَلَّى اللَّهُ عَلَمْ وَرُبَّمَا اقْتَفَيْتُ أَثَرَهُمْ فِيهِ بِزِيَادَةِ لَامٍ أُخْرَى قَبْلَ المِيمِ مَعَ التَّلَفُّظِ بِهِمَا غَالِبًا وَالأُولَى خِلَافَهُ

“Wahai sang penulis, hendaknya engkau menjauhi penulisan simbol untuk bersholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam tulisanmu, yaitu engkau menyingkatnya menjadi dua huruf dan yang semisalnya. Maka jadilah bentuk sholawatnya menjadi berkurang, sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Kisaai, orang-orang jahil dari orang-orang ‘ajam secara umum, dan juga para penuntut ilmu yang awam. Sebagai pengganti صلى الله عليه وسلم mereka tulis (ص) atau (صم) atau (صلم) atau (صلعم).

Hal ini dikarenakan akan mengurangi pahala dikarenakan kurangnya tulisan. Ini adalah menyelisihi yang lebih utama.

-------

KETIGA : al-Imam adz-Dzahabi dan para ulama pakar hadits lainnya :

Ditemukan khot (tulisan tangan) Al-Imam Adz-Dzahabi dan juga sebagian para huffaz penulisan shalawat kepada Nabi seperti ini (صلى الله علم), dan terkadang aku mengikuti cara mereka (dalam penyingkatan-pen) dengan menambah huruf laam yang lain sebelum huruf miim (yaitu jadinya صلى الله عللم -pen) dengan biasanya disertai melafalkan sholat dan salam.

Dan yang LEBIH AFDHOL adalah tidak melakukannya”

(Baca : Fathul Mughiits 3/70-71, tahqiq Ali Husain Ali, cetakan Wizaaroh Asy-Syu’uun Al-Islaamiyah wal Awqoof wa Ad-Da’wah wa Al-Irsyaad)

-------

KEEMPAT : Pengalaman Penulis :

Pengalaman Saya pribadi ± 7 tahun ketika menggeluti dunia manuscrift / المخطوطات / kitab-kitab karya para ulama yang ditulis pada abad ke 5 , 6 ... dst , yang masih tertulis di lembaran manuscrift kulit atau yang semisalnya lalu di simpan di microfilm . Saya banyak menemukan singkatan صلعم , yaitu singkatan dari صلى الله عليه  وسلم  .

Dan lagi pula jika seandainya mengharuskan di tulis lengkap  , maka yang tepat tulisan dan bacaannya adalah dgn tulisan arab :

صلى الله عليه وسلم

Adapun kalau seperti di bawah ini :

shallallahu alaihi wa sallam".

Maka ini khawatir di bacanya kurang pas dan bisa berubah makna . Di bacanya bisa jadi mirip dengan :

سَلَّى لَا هُ  أَلَيْهِ وَسَلَّمْ

Wallaahu a’lam

-------

KELIMA : Huruf adalah simbol ucapan.

Semua huruf, baik huruf Arab, Inggris, Ibrani, China, Sangsakerta dan lainnya adalah simbol atau tanda baca atau simbol suara . Maka simbol apapun jika sudah dimaklumi maksud dan tujuannya, maka bacaan dan makna-nya tetap sama .

Contoh nya : () , (ص), (صلعم) atau (SAW).

Tulisan lengkap “صلى الله عليه وسلم” versi bahasa China :” 願上帝保佑他並賜予他平安.

Dalam versi bahasa Sangsakerta : “ईश्वरः तस्मै आशीर्वादं ददातुशान्तिं  ददातु”.

-------

KEENAM : Asal Perintah dari Allah dan Rasul-Nya adalah membaca sholawat, bukan menulis shalawat .

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab/33: 56]

Rasulullah  bersabda:

أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، فَمَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا.

“Perbanyaklah kalian membaca shalawat kepadaku pada hari dan malam Jum’at, barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

HR. Al-Baihaqi (3/249) dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, sanad hadits ini hasan. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 1407) oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.

====*****====

SURAT MENYURAT NABI  KEPADA PARA RAJA DAN KAISAR TANPA MENCANTUMKAN SHALAWAT :

------

SURAT KE 1: SERUAN MASUK ISLAM KEPADA RAJA NASRANI NAJRAN:

Imam Baihaqi mengatakan:

telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Al-Hafiz Abu Sa'id dan Muhammad ibnu Musa ibnul Fadl; keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Abbas Muhammad ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Jabbar, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Bukair, dari Salamah ibnu Abdu Yusu', dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Yunus —yang tadinya beragama Nasrani, kemudian masuk Islam— menceritakan:

Bahwa sesungguhnya Rasulullah  mengirim surat kepada penduduk Najran sebelum diturunkan kepada beliau surat Thoo Siin Sulaiman [طس], yang bunyinya seperti berikut:

"بِاسْم إلَهِ إِبْرَاهِيمَ وإسْحَاقَ ويَعْقُوبَ، مِنْ مُحَمَّدٍ الَّنِبيِّ رَسُولِ اللهِ إلَى أسْقف نَجْرانَ وأهْلِ نَجْرانَ سِلْم أَنْتُم، فإنِّي أحْمَدُ إلَيْكُمْ إلَهَ إبْرَاهِيمَ وإِسْحَاقَ ويَعْقُوبَ. أَمَّا بَعْدُ، فإنِّي أَدْعُوكُم إلَى عِبَادَةِ اللهِ مِنْ عِبَادَةِ الْعِبَادِ، وأدْعُوكُمْ إلَى وِلايَةِ اللهِ مِنْ وِلايَةِ الْعِبَادِ، فَإِنْ أَبَيْتُمْ فَالْجِزْيَةُ، فَإِنْ أَبَيْتُمْ آذَنْتُكُمْ بِحَرْبٍ والسَّلامُ".

[[Dengan menyebut nama Tuhan Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya'qub, dari Muhammad, nabi utusan Allah, ditujukan kepada Uskup Najran dan penduduk Najran. Masuk Islamlah. Sesungguhnya aku menganjurkan kepada kalian untuk memuji Tuhan Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, dan Nabi Ya'qub. Amma Ba'du:

Sesungguhnya aku mengajak kalian untuk menyembah Allah dan meninggalkan menyembah sesama makhluk. Dan Aku mengajak kalian untuk membantu (agama) Allah dan tidak membantu (agama buatan) makhluk.

Jika kalian menolak, maka kalian harus membayar JIZYAH [upeti / pajak]; dan jika kalian menolak (membayar jizyah), maka aku mempermaklumatkan PERANG terhadap kalian. Wassalam]].

[Baca دَلاَئِلُ النُّبُوَّةِ oleh al-Imam al-Baihaqi 5/389-391 dan al-Istii'aab Fii Bayaanil Asbaab 1/253]

Lihat pula: Futuuh al-Buldan: 76, dalam Bab: 87, al-Bidayah wan Nihaah 5/55, Tarikh al-Madina oleh Ibnu Shabbah 2/584, al-Ya'qubi 2/67, Al-Amwaal oleh Abu Ubaid: 275-272, al-Kharaj oleh Abu Yusuf: 72, Hayaatuh Shahabaat 1/121, Zaad al-Ma'ad oleh Ibn al-Qayyim 2/40-41 dan al-Amwaal karya Zanjawaih 2/449

Inilah texs surat Nabi  kepada Raja Nasrani Najran, yang isinya adalah seruan agar masuk Islam. Dalam surat tsb diatas tidak diketemukan kata-kata yang mengandung janji Nabi  untuk melindungi kaum Nasrani Najran dan kaum Nasrani lainnya hingga hari kiamat.

Lalu di mana adanya?  

Kata-kata janji Nabi  untuk melindungi kaum Nasrani Najran, itu sebagian diketemukan pada AKTA PERJANJIAN PERLINDUNGAN TERHADAP UMAT NASRANI NAJRAN DENGAN IMBALAN BAYAR JIZYAH [UPETI] dan umat Nasrani dalam kondisi takluk dan tunduk pada kaum muslimin dan di bawah kekuasaan nya.

------

SURAT KE 2: SERUAN MASUK ISLAM KEPADA RAJA ROMAWI HERAKLIUS:

Dari 'Abdullah bin 'Abbas (radhiyallahu ‘anhuma) bahwa dia mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah  menulis surat kepada Qaishar (Raja Romawi) yang isinya mengajaknya agar memeluk Islam. Maka Beliau mengutus Dihyah Al-Kalbiy dengan membawa surat Beliau kepadanya dan Rasulullah  memerintahkannya agar pertama memberikannya kepada pembesar Bushra untuk kemudian memberikanya kepada Qaishar.

Texs surat aslinya adalah sebagai berikut:

" بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ، إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ، سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، أَمَّا بَعْدُ: فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ، وَأَسْلِمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ، فَعَلَيْكَ إِثْمُ الأَرِيسِيِّينَ

وَ: {يَا أَهْلَ الكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ، أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا، وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ، فَإِنْ تَوَلَّوْا، فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ} ".

"Bismillahir rahmaanir rahiim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rosul-Nya, untuk Heraklius, Raja Romawi, Keselamatan bagi orang yang mengikuti petunjuk. Kemudian dari pada itu, sungguh aku menyeru kamu dengan seruan Islam. Masuklah kedalam Islam maka kamu akan selamat. Masuklah Islam niscaya Allah akan memberimu pahala dua kali. Namun bila kamu enggan maka kamu akan menanggung dosa bangsa Arisiyyiin (Bangsa Eropa).

Dan; (Allah SWT berfirman) yang artinya: ("Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)" [QS Alu 'Imran ayat 63.].

(HR. Bukhari no. 2941, Muslim no. 4707, dan yang lainnya).

Jika seandainnya benar apa yang di dakwaan tokoh pluralis tersebut bahwa Nabi  menulis surat untuk Raja Nashrani NAJRAN, yang isinya: “JANJI NABI  MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA KAUM NASRANI NAJRAN HINGGA HARI KIAMAT ", maka mari kita bikin perbandingan antara kaum Nasrani Romawi dan kaum Nashrani Najran:

Dari sisi kekuatan, Nasrani Romawi jauh lebih kuat dibandingkan Nasrani Najran. Untuk sekelas romawi, Nabi  menyuruh mereka untuk masuk islam, tentu yang kelasnya lebih kecil, tidak ada pertimbangan politik yang lebih penting untuk menghalangi ajakan mereka agar masuk Islam.

Lalu mengapa Nabi  memberikan sikap berbeda untuk Nasrani Romawi yang dipimpin Heraklius, tidak sama dengan sikapnya untuk Nsharani Najran?? Demikian pula surat yang beliau berikan untuk Muqauqis.

Kemudian sejarah memberi tahu kita bahwa Heraclius terbukti kafir dan bahwa dia memerangi Nabi  dua kali:

Pertama:
Pada tahun tujuh Hijriah dalam Pertempuran Mu'tah di negeri Syam. Namun, baik Nabi 
 maupun Heraclius sama-sama tidak keluar ikut perang. Dan dalam perang tsb Zaid bin Haritsah, Ja`far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah terbunuh sebagai syuhada di sana.

Kedua kalinya:

Dalam Perang Tabuk pada tahun kesembilan Hijriah, dan itu adalah ekspedisi terakhir bagi Nabi , di mana beliau ikut berangkat, namun tidak terjadi pertempuran.

Kemudian setelah itu Abu Bakar dan Umar bin Khathab - semoga Allah meridhoi mereka berdua- memerangi Kaisar Heraclius. Dan pada masa kekhalifahan Umar, kekaisaran Heraclius tumbang dan lenyap setelah terjadi beberapa kali peperangan yang terkenal antara pasukan Romawi dengan pasukan kaum muslimin.

Heraklius melarikan diri ke Konstantinopel, ibu kota kerajaannya, dan ketika dia melarikan diri, dia berkata:

السَّلامُ عَلَيْكَ ، يا سُوْرِيَا ، سَلامُ مَنْ لاَ يَراكَ بَعْدُ

Salam sejahtera untuk mu, hai Suriah, salam dari orang yang tidak akan melihat mu lagi setelahnya.

-------

SURAT KE 3: SERUAN KEPADA RAJA MESIR MUQAWQIS:

Surat ke Raja Mesir dan Iskandariyah, Muqauqis.

Az-Zubair bin Bakkaar dlm الْمُنْتَخَبُ مِنْ كِتَابِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ ﷺ hal. 55. no. 12 meriwayatkan: 

Telah mengkhabarkan kami Mohammed: telah mengkhabarkan kami Zubair: telah memberi tahu saya Mohammed bin Hassan: dari Mohammed bin Talha: dari Saeed bin Abdul Rahman bin Hassan: dari ayahnya dan dari Ishaq bin Ibrahim bin Abdullah bin Haritha bin Numan:

Bahwa Rasulullah  ketika kembali dari Hudaybiyah pada tahun ke 6 Hijriyah, beliau mengirim enam orang:

Tiga orang menemani Haathib bin Abi Balta'ah ke Muqawqis [Raja Nasrani Mesir].

Dan Syujaa' bin Wahb di tugaskan ke Al-Harits bin Abi Syimr [Raja Nasrani al-Ghassaanah – Syam – sekutu Romawi].

Dan Dihyah al-Kalbi ke Kaisar [Nasrani Romawi].

Maka mereka pun berangkat, dan ketika sampai di Wadi Al-Qura, mereka berpencar.

Lalu Haathib pergi ke al-Muqawqis dengan membawa surat dari Rasulullah SAW, yang di dalamnya tertulis:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى الْمُقَوْقِسِ عَظِيمِ الْقِبْطِ سَلامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى أَمَّا بَعْدُ فَانِي ادعوك بداعية الإِسْلامِ أَسْلِمْ تَسْلَمْ وَأَسْلِمْ يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الْقِبْطِ: { يا أَهْلَ الْكِتابِ تَعالَوْا إِلى كَلِمَةٍ سَواءٍ بَيْنَنا وَبَيْنَكُمْ، أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ، وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئاً، وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنا بَعْضاً أَرْباباً مِنْ دُونِ اللَّهِ، فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ }

Bismillahirrahmanirahim,

Dari Muhammad, Hamba Allah dan utusan-Nya, kepada al-Muqauqis, raja Mesir. Semoga keselamatan untuk mereka yang mengikuti petunjuk. Amma ba’du,

Aku mengajak anda dengan membawa ajakan islam. Masuklah islam, anda akan selamat. Masuklah islam, Allah akan memberimu pahala 2 kali untuk anda. Jika anda tidak menngikuti islam, anda akan menanggung dosa semua penduduk Mesir.

“Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim.” [QS. Ali Imran: 64].

(Diriwayatkan pula oleh al-Waaqidi dalam al-Maghaazi. Lihat: Zadul Ma’aad, 3/61).

Ada sebuah riwayat mengatakan: Ketika Al-Muqawqis selesai membaca surat itu, maka bertanya kepada pengantarnya Haathib bin Abi Balta'ah: Apa yang menghalangi temanmu [yakni Muhammad ], jika dia benar seorang nabi, untuk berdoa kepada Allah atas orang-orang yang mengusirnya dari negerinya, sehingga Allah menimpakan kepada mereka keburukan sebagai imbalan atas kejahatannya?

Haathib menjawab: Apa yang mengahalangi Yesus dari berdoa atas orang-orang yang bersekongkol untuk membunuh dia sehingga Allah menimpakan kepada mereka apa yang pantas mereka terima?

Al-Muqawqis berkata: Kamu orang bijaksana, kamu berasal dari sisi orang yang bijaksana.

Al-Muqawqis menerima pesan itu dengan penghormatan, dan memerintahkan agar surat itu ditempatkan di peti gading [
نَعْشٌ عَاجِيٌّ] agar bisa disimpan dengan aman di brangkas dokumen pemerintah.

Diantara kata-kata Hathib kepadanya:

يَا هَذَا، إِنَّ لَنَا دِينًا لَنْ نَدَعَهُ إِلَّا لِمَا هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ.

"Duhai ini, kami memiliki agama yang tidak akan kami tinggalkan kecuali yang lebih baik darinya."

Al-Muqawqis terkesan dengan perkataan Haathib, maka dia berkata kepada Hathib:

إِنِّي قَدْ نَظَرْتُ فِي أَمْرِ هَذَا النَّبِيِّ فَوَجَدْتُهُ لَا يَأْمُرُ بِزُهُوْدٍ فِيهِ، وَلَا يَنْهَى عَنْ مَرْغُوبٍ فِيهِ، وَلَمْ أَجِدْهُ بِالسَّاحِرِ الضَّالِّ، وَلَا الْكَاهِنِ الْكَاذِبِ، وَوَجَدْتُ مَعَهُ آيَةَ النُّبُوَّةِ بِإِخْرَاجِ الْخَبْءِ وَالْأَخْبَارِ بِالنَّجْوَى وَسَأَنْظُرُ.

“Saya telah mempelajari perkara Nabi ini. Dan saya menemukan dia itu tidak memerintahkan Zuhud [meninggalkan dunia] di dalamnya, tidak melarang sesuatu yang diinginkan. Dan aku tidak menemukannya sebagai tukang sihir yang sesat, dan dia bukan dukun peramal yang pendusta, dan aku menemukan bersamanya ayat nubuat dengan mengeluarkan yang tersembunyi dan berita dari rahasia. Dan aku akan mempertimbangkan nya ".

Lalu Al-Muqawqis menulis surat balasan kepada Nabi 
:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، 

إِلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، مِنَ الْمُقَوْقِسِ عَظِيمِ الْقِبْطِ: سَلَامٌ عَلَيْكَ. 

أَمَّا بَعْدُ: فَقَدْ قَرَأْتُ كِتَابَكَ، وَفَهِمْتُ مَا ذَكَرْتَ فِيهِ، وَمَا تَدْعُو إِلَيْهِ، وَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ نَبِيًّا بَقِيَ، وَكُنْتُ أَظُنُّ أَنَّهُ سَيَخْرُجُ بِالشَّامِ، وَقَدْ أَكْرَمْتُ رَسُولَكَ، وَبَعَثْتُ إِلَيْكَ بِجَارِيَتَيْنِ لَهُمَا مَكَانٌ فِي الْقِبْطِ عَظِيمٌ، وَبِكِسْوَةٍ، وَأَهْدَيْتُ إِلَيْكَ بَغْلَةً لِتَرْكَبَهَا وَالسَّلَامُ عَلَيْكَ.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Kepada Muhammad bin Abdullah, dari al-Muqawqis, Koptik Agung: "Salam untuk Anda.
Ammaa Ba'du: Saya telah membaca surat Anda, dan saya mengerti apa yang Anda sebutkan di dalamnya, dan apa yang Anda serukan, dan saya tahu bahwa seorang nabi masih ada, dan saya pikir dia akan muncul di Syam, dan Saya menghormati utusan Anda.

Dan aku mengirim untuk Anda dua budak wanita yang memiliki kedudukan yang agung di Koptik [Mesir], dan aku kirim pula sejumlah pakaian, dan aku memberi Anda seekor keledai agar Anda mengendarainya. Dan Salam Sejahtera untuk Anda ".

Dia memberi hadiah untuk Nabi Muhammad  dua budak perempuan bersaudara, Maria al-Qibthiyah dan Siirin, dua putri Syam'uun, di tambah lagi pakaian dan seekor keledai yang disebut Daldal. Dan seorang pria tua bernama "Maabuur".

Lalu Nabi  memilih Maria untuk dirinya sendiri, dan memberikan saudara perempuannya Sirin kepada seorang penyairnya Hassan bin Tsabit Al-Anshari.

[Baca: شرح قصيدة النونية karya Jamal al-Din Yahya al-Shorshori, dijuluki Hassan al-Sunnah Hal. 334]

Al-Thahawi meriwayatkan dalam " شَرْحِ مُشْكِلِ الآثَارِ " dengan SANAD HASAN dari Abdur-Rahman bin Abdul-Qari, yang mengatakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى اللَّه عليه وسلم- بَعَثَ حَاطِبَ بنَ أَبِي بَلْتَعَةَ إِلَى المُقَوْقِسِ صَاحِبِ الإِسْكَنْدَرِيَّةِ -يَعْنِي بِكِتَابِهِ مَعَهُ إِلَيْهِ- فَقَبَّلَ كِتَابَهُ، وَأَكْرَمَ حَاطِبًا، وَأَحْسَنَ نُزُلَهُ، ثُمَّ سَرَّحَهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى اللَّه عليه وسلم-، وَأَهْدَى لَهُ مَعَ حَاطِبٍ كِسْوَةً وَبَغْلَةً شَهْبَاءَ بِسَرْجِهَا، وَجَارِيَتَيْنِ إِحْدَاهُمَا: أُمُّ إِبْرَاهِيمَ، وَأَمَّا الأُخْرَى، فَوَهَبَهَا لِجَهْمِ بنِ قَيْسٍ العَبْدَرِيِّ -رضي اللَّه عنه-، وَهِيَ أُمُّ زَكَرِيَّا بن جَهْمٍ الذِي كَانَ خَلِيفَةَ عَمْرِو بنِ العَاصِ عَلَى مِصْرَ.

Bahwa Rasulullah  mengutus Hatib bin Abi Balta'ah ke al-Muqawqis, penguasa Alexandria – Yakni dengan membawa surat Nabi  untuknya -. Maka dia menerima suratnya, dia memuliakan Haathib, dan menyambut kedatangan dengan baik, kemudian melepaskan kepulangannya kembali kepada Rasulullah , dan mengirim bersamanya hadiah untuk Nabi  berupa pakaian kiswah, dan bighal abu-abu dengan pelananya, dan dua budak, salah satunya adalah: Ummu Ibrahim, dan adapun yang lainnya dihibahkan kepada Jahm bin Qais al-'Abdariy radhiyallaahu anhu, dia itu adalah Ummu Zakariyya bin Jaham yang kelak kemudian menjadi pengganti 'Amr bin al-'Ash sebagai Gubernur di Mesir. [Baca: شَرْحِ مُشْكِلِ الآثَارِ no. 2570 dan 4349]

Dan dalam riwayat lain oleh al-Thahawi dalam شَرْحِ مُشْكِلِ الآثَارِ dengan SANAD HASAN dari Buraydah - semoga Allah meridhoinya - dia berkata:.

فَأَمَّا البَغْلَةُ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى اللَّه عليه وسلم- يَرْكَبُهَا، وَأَمَّا إِحْدَى الجَارِيَتَيْنِ فتَسَرَّاهَا ، فَوَلَدَتْ لَهُ إبْرَاهِيمَ، وَأَمَّا الأُخْرَى، فَأَعْطَاهَا حَسَّانَ بنَ ثَابِتٍ الأَنْصَارِيَّ -رضي اللَّه عنه-

Adapun bighal, di jadikan kendara Rasulullah , dan adapun salah satu dari dua budak, maka beliau  menggaulinya dan melahirkan untuknya Ibrahim. Dan adapun budak yang satunya lagi, maka diberikan kepada Hassaan bin Tsaabit radhiyallahu 'anhu ". [Baca: شَرْحِ مُشْكِلِ الآثَارِ no. 4350]

Lihat detailnya dalam: Al-Tabaqat Al-Kubra oleh Ibn Saad (1/126) - Dala'il Al-Nubuwwah oleh Al-Bayhaqi (4/395-396).

-------

SURAT KE 4: SERUAN MASUK ISLAM KEPADA NAJASYI, RAJA HABASYAH, DI AFRIKA.

Al-Waaqidi dan lainnya menyebutkan bahwa Rasulullah  menulis surat kepada Najasyi, dan mengirimkannya bersama 'Amr bin Umayyah adh-Dhomrii radhiyallahu 'anhu.

Ibnu al-Qoyyim dalam Zaad al-Ma'aad menyebutkan surat Nabi  kepada Najasyi Raja al-Habasyah di benua Afrika:

"بسْمِ اللّهِ الرّحْمَنِ الرّحِيمِ

مِنْ مُحَمّدٍ رَسُولِ اللّهِ إلَى النّجَاشِيّ عَظِيمِ الْحَبَشَةِ؛ أَسْلِمْ أَنْتَ، فَإِنّي أَحْمَدُ إلَيْكَ اللّهَ الّذِي لَا إلَهَ إلّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدّوسُ السّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ وَأَشْهَدُ أَنّ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رُوحُ اللّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إلَى مَرْيَمَ الْبَتُولِ الطّيّبَةِ الْحَصِينَةِ فَحَمَلَتْ بِعِيسَى فَخَلَقَهُ اللّهُ مِنْ رُوحِهِ وَنَفَخَهُ كَمَا خَلَقَ آدَمَ بِيَدِهِ وَإِنّي أَدْعُوكَ إلَى اللّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَالْمُوَالَاةِ عَلَى طَاعَتِهِ وَأَنْ تَتْبَعَنِي وَتُؤْمِنَ بِاَلّذِي جَاءَنِي فَإِنّي رَسُولُ اللّهِ وَإِنّي أَدْعُوكَ وَجُنُودَكَ إلَى اللّهِ عَزّ وَجَلّ وَقَدْ بَلّغْتُ وَنَصَحْت فَاقْبَلُوا نَصِيحَتِي وَالسّلَامُ عَلَى مَنْ اتّبَعَ الْهُدَى"

Dengan nama Allah, yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.

Dari Muhammad Rasulullah kepada Najasyi pembesar Habsyah. Salam sejahtera bagi sesiapa juga yang mengikuti petunjuk.

Masuk lah engkau ke dalam agama Islam!.

Maka Aku sungguh memuji Allah SWT di hadapanmu, yang tiada Tuhan selain Dia. Dialah Penguasa yang Maha Suci, Pemberi kesejahteraan, Pemberi perlindungan dan Pemberi ujian.

Aku bersaksi bahwa Isa ibnu Maryam berasal dari tiupan Ruh dari Allah dan kalimat-Nya, yang Dia lontarkan kepada Maryam yang perawan, bersih, lagi menjaga kehormatan. Sehingga Maryam mengandungkan Isa, lalu Allah menciptakannya dari Ruh-Nya. Sama kuasanya seperti ketika Allah SWT menciptakan Adam dengan tangan-Nya.

Sesungguhnya aku menyerumu kepada Allah SWT semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, untuk senantiasa taat kepada-Nya dan agar engkau mengikutiku, mengimani apa yang kubawa karena aku adalah Rasulullah.

Sesungguhnya aku menyerumu dan bala tenteramu untuk beriman kepada Allah SWT Azza wa Jalla. Telah ku sampaikan dan ku nasihatkan, maka terimalah nasihatku ini.

Salam kesejahteraan bagi siapa yang mengikuti petunjuk

Lihat: Nurul Yaqiin Karya Muhammad al-Hudhori hal. 181 dan Zad al-Ma’ad (3/60)

LAFADZ LAIN:

Dalam Riwayat al-Haakim dan Al-Baihaqi dari Ibnu Ishaq, lafadznya sebagai berikut:

"بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، هَذَا كِتَابٌ مِنْ مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ إِلَى النَّجَاشِيِّ الأَصْحَمِ عَظِيمِ الحَبَشَةِ، سَلَامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، وَآمَنَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَشَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَمْ يَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ اللَّهِ، فَإِنِّي أَنَا رَسُولُ اللَّهِ فَأَسْلِمْ تَسْلَمْ،

{قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ}

فَإِنْ أَبَيْتَ فَعَلَيْكَ إِثْمُ النَّصَارَى مِنْ قَوْمِكَ"

Dengan nama Allah, yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.

Ini adalah surat dari Nabi Muhammad kepada Najasyi Ash-hamah, pembesar Habsyah.

Kesejahteraan bagi sesiapa saja yang mengikuti petunjuk serta beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT, yang tiada sekutu bagi-Nya, yang tidak mempunyai teman pendamping, tidak mempunyai anak.

Dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Aku menyeru engkau dengan seruan Islam bahwa aku adalah rasul-Nya. Maka masuk Islamlah engkau, nescaya engkau akan selamat.
 
“(Katakanlah (wahai Muhammad):

"Wahai Ahli Kitab, marilah kepada satu Kalimah yang bersamaan antara kami dengan kamu, iaitu kita semua tidak menyembah melainkan Allah, dan kita tidak sekutukan denganNya sesuatu jua pun; dan jangan pula sebahagian dari kita mengambil akan sebahagian yang lain untuk dijadikan orang-orang yang dipuja dan didewa-dewakan selain dari Allah".

Kemudian jika mereka (Ahli Kitab itu) barpaling (enggan menerimanya) maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah kamu bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Islam”.

Jika engkau menolak, maka akan kau tanggung dosa seluruh orang Nasrani daripada kaummu.

(Lihat al-Mustadrak oleh al-Hakim, no. 4303 dan Dalail al-Nubuwwah oleh al-Baihaqi, 2/308)

JAWABAN NAJASYI:

Surat an-Najasyi untuk Nabi , sebagai jawaban atas surat Beliau :

بِسْمِ اللّهِ الرّحْمَنِ الرّحِيمِ إلَى مُحَمّدٍ رَسُولِ اللّهِ مِنْ النّجَاشِيّ أَصْحَمَةَ سَلَامٌ عَلَيْك يَا نَبِيّ اللّهِ مِنْ اللّهِ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ اللّهُ الّذِي لَا إلَهَ إلّا هُوَ أَمّا بَعْدُ فَقَدْ بَلَغَنِي كِتَابُك يَا رَسُولَ اللّهِ فِيمَا ذَكَرْتَ مِنْ أَمْرِ عِيسَى فَوَرَبّ السّمَاءِ وَالْأَرْضِ إنّ عِيسَى لَا يَزِيدُ عَلَى مَا ذَكَرْتَ ثُفْرُوقًا إنّهُ كَمَا ذَكَرْت وَقَدْ عَرَفْنَا مَا بُعِثْت بِهِ إلَيْنَا وَقَدْ قَرّبْنَا ابْنَ عَمّك وَأَصْحَابَهُ فَأَشْهَدُ أَنّك رَسُولُ اللّهِ صَادِقًا مُصَدّقًا وَقَدْ بَايَعْتُك وَبَايَعْتُ ابْنَ عَمّك وَأَسْلَمْتُ عَلَى يَدَيْهِ لِلّهِ رَبّ الْعَالَمِينَ "

Dengan nama Allah, yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang.

Kepada Muhammad Rasulullah, dari Najasyi Ash-hamah.

Salam sejatera untuk mu wahai Nabi Allah serta rahmat dan berkah-Nya menyertaimu. Demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia.

Amma ba’du.

Telah sampai kepadaku perutusanmu wahai Rasulullah, tentang apa yang kau sebutkan mengenai persoalan Isa. Maka demi Rabb Penguasa langit dan bumi, sesungguhnya Isa memang tidak lebih daripada apa yang engkau sebutkan, yaitu Tsufruq [sesuatu antara biji dan kulit buah-buahan] dan dia memang seperti yang engkau katakan.

Kami juga telah tahu isi perutusan yang engkau kirimkan kepada kami. Kami telah mempertahankan anak bapa saudaramu dan sahabat-sahabatmu. Maka aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dengan kesaksian yang benar lagi membenarkan. Aku telah bersumpah setia kepadamu dan bersumpah setia kepada anak bapa saudaramu. Aku telah memeluk Islam di hadapannya, menyerahkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Penguasa semesta alam.

(Lihat: Zad al-Ma’ad, 2/689)

وَالثُّفْرُوقُ: عِلَاقَةٌ مَا بَيْنَ النَّوَاةِ وَالْقِشْرَةِ.

artinya : Tsufruq adalah sesuatu antara biji dan kulit buah-buahan.

------

SURAT KE 5: SURAT SERUAN MASUK ISLAM KEPADA KISRA, KAISAR PERSIA:

Rasulullah  pernah menulis surat kepada Kisra bin Hurmuz seorang pembesar Persia.

Surat Rasulullah itu dikirim melalui Abdullah bin Hudzafah As-Sahmi karena dia sering pergi bulak-balik berdagang ke Persia dan juga sering menghadap kepada Kisra.

Berikut ini texs suratnya:

"بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. مِنْ مُحَمَّدٍ رَسولِ اللَّهِ إلى كِسْرَى عَظِيمِ فَارِسَ، سَلَامٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، وَآمَنَ بِاللَّهِ وَرَسولِهِ، وَشَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ ورَسولُهُ، ‌وَأَدْعُوكَ ‌بِدُعَاءِ ‌اللَّهِ، ‌فَإِنِّي ‌رَسولُ ‌اللَّهِ ‌إلى ‌النَّاسِ ‌كَافَّةً ‌لِأُنْذِرَ ‌مَنْ ‌كَانَ ‌حَيًّا ‌وَيَحِقَّ ‌القَوْلُ ‌عَلَى ‌الكَافِرِينَ، فَأَسْلِمْ تَسْلَمْ، فَإِنْ أَبَيْتَ، فَإِنَّ إِثْمَ المَجُوسِ عَلَيْكَ"

“Bismillahirrahmanirrahim. Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra, pembesar Persia. Salam sejahtera semoga atas orang yang mengikuti petunjuk. Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan bersaksilah bahwasannya aku adalah utusan Allah kepada seluruh umat manusia, untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya). Masuk Islamlah, niscaya kamu selamat. Jika kamu menolak, maka kamu menanggung dosa seluruh orang-orang Majusi (pengikutnya),”.

Naskah Surat Rasulullah  kepada Kisra: Ibnu Jarir al-Tabari dalam Tarikhnya (2/133). Dan di-HASAN-kan oleh al-Albani dalam TA'LIQ-nya terhadap Fiqh as-Siirah oleh al-Ghazali, semoga Allah merahmatinya, hal. 358.


Posting Komentar

0 Komentar